14. After

567 64 2
                                    

Hari ini junho tidak masuk sekolah. Ia mengatakan padaku lewat chat. Aku memakluminya. Keadaannya mungkin masih kurang baik. Aku sudah berencana pergi kerumah sakit bersama soeun, suran dan eunsang nanti setelah pulang sekolah. Mereka berkata ingin menjenguk ayah junho.
Sebenarnya aku ragu dan takut karna kemarin junho mengatakan untuk tidak memberitahu siapapun, tapi tadi pagi aku kelepasan dan berakhir mereka semua tahu.
Aku tak bisa mencegah mereka lagi.

Pulang sekolah, Kami pergi menggunakan mobil soeun dengan eunsang yang mengemudi. Sepanjang perjalanan aku hanya diam memikirkan bagaimana reaksi junho nanti. Apa ia akan marah padaku? Hah aku memang bodoh.
Tadi aku sudah berusaha menghubunginya lewat chat namun sampai sekarang ia masih tak membacanya. Ia mungkin terkejut melihat kedatangan kami.

Aku, soeun, suran dan eunsang berjalan menuju tempat ayah junho dirawat. Kebetulan sekali kami bertemu ibu junho yang berjalan berlawanan arah.

"Eomoni"

Ibu junho menyadari keberadaan kami dan kami semua membungkuk.

"Eomoni, mereka ingin menjenguk ayah junho. Apa junho ada disana juga?"
Tanyaku, ibu junho mengusap rambutku singkat disertai senyum lembut khasnya.

"Iya dia disana. Cepatlah kesana, dia pasti senang kalian berkunjung. Eomma pergi kekantin dulu ya, junho masih belum makan daritadi pagi. Nanti suapi dia lagi ya? Siapa tahu dia mau makan seperti kemarin."

Sontak wajahku memerah. Malu sekali. Tolonglah eomoni~ disini ada anak-anak bermulut sial, mereka pasti akan menggodaku habis-habisan setelah ini.

"Ah ne"
Aku hanya tersenyum malu sebelum ibu junho meninggalkan kami menuju kantin rumah sakit.

"Ahyeon sudah tampak seperti menantunya"

"Aku tak tahu kalau kalian seakrab itu. Yakan?"
Soeun berbicara sembari mempraktekkan apa yang dilakukan ibu junho padaku tadi kepada suran yang ada disebelahnya.

" 'Suapi dia lagi ya? Siapa tahu dia mau makan'Aigoo aku merinding mendengarnya. Hubungan kalian sudah sejauh itu ternyata"
Eunsang ikut menambahi.

Apa kubilang. Mereka anak-anak bermulut sial.

---

"Yo junhoo"

Kulihat junho yang hendak masuk keruang rawat ayahnya berhenti ketika mendengar sapaan eunsang. Ia tampak terkejut menatap kami. Tak selang berapa lama ia menatapku tajam. Aku hanya menunduk sedih. Iya aku tahu aku salah.

"Bagaimana keadaan appamu? Apa kami boleh masuk?"
Tanya suran. Junho yang tadinya masih menatapku tajam kini berusaha tersenyum dan mengarahkan kami masuk keruang rawat ayahnya.


Setelah berbincang banyak dengan orangtua junho dan junho sendiri, mereka pulang. Sebenarnya aku juga ingin ikut pulang tapi junho melarangku. Ia bilang ia yang akan mengantarku pulang, tapi nanti. Aku tahu ia pasti akan memarahiku dulu sebelum pulang-_-

"Kalian makan dulu ya? Eomma sudah beli ini tadi"

"Ahyeon sudah makan eomoni"

"Kalau begitu suapi aku saja"

...

...

...

Ayah, ibu junho dan aku menatap junho kaget.

Suasana hening beberapa detik.

"Apa yang salah?"
Tanyanya. Ya, memang tak ada yang salah. Hanya saja kami terkejut melihat junho seperti itu.

"Tidak. Tidak ada"

Ibu junho kembali pada kegiatannya sedangkan aku dan junho duduk diujung ruangan untuk makan. Ia sudah bersiap menerima suapanku. Manja banget sih. Kan jadi gemes.

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang