30. Healing

557 65 12
                                    

Hari ini terasa suram bagiku. Cuaca mendung dan dingin melengkapi perasaanku yang sedang gusar.

Bukan. Bukan junho penyebabnya.

Semua ini orang tuaku penyebabnya...

Aku tahu junho terus menatapku yang tak minat memakan waffle blueberry sejak kami datang dicaffe kakaknya 1 jam lalu.
Aku belum menceritakan masalahku padanya tapi kurasa ia tahu kalau aku memang sedang tak baik.

"Aaa"
Lamunanku buyar ketika ia menyodorkan sepotong waffle kemulutku. Ia tampak memaksa dan akhirnya aku membuka mulutku untuk pertama kalinya sejak 1 jam lalu.

"Aku tahu sesuatu yang buruk sedang terjadi. Aku tak akan memaksamu menceritakannya jika kau tak-"

"Bolehkah aku menginap diapartementmu malam ini?"

---
Author pov.

Sejak tadi pagi, junho sudah bertanya-tanya ada apa dengan kekasihnya. Gadis itu tampak murung dan tak bersemangat. Ia sudah menanyakannya pada soeun dan suran namun ia tak mendapat jawaban yang memuaskan. Hingga akhirnya ia putuskan untuk menelpon kakak ahyeon diam-diam saat ahyeon meminta untuk menginap diapartementnya. Ia takut salah mengambil keputusan, jadilah ia memberanikan diri menelpon kakak ahyeon terlebih dahulu.

Setelah beberapa menit mengobrol dengan kakak ahyeon dikamar mandi. Akhirnya ia mendapat jawaban kenapa ahyeon menjadi seperti ini. Bahkan kakak ahyeon mengijinkannya untuk membiarkan ahyeon menginap diapartementnya.

Ahyeon masih melamun saat junho mendatanginya diruang tamu.

"Masih tak mau cerita?"

Ahyeon menggeleng lalu memeluk junho dengan manja. Gadis itu hanya ingin pelukan.

"Mau biskuit? Aku punya banyak, Jaga-jaga untukmu yang selalu moody saat berada disini"

"Rasa pisang pleasee~"
Junho tersenyum saat akhirnya ahyeon bersuara. Lelaki itu mengusap pipi ahyeon sebelum pergi kedapur untuk mengambil persediaan biskuit bayinya.
Ahyeon bersyukur junho mau mengerti sifat kekanakannya disaat seperti ini. Ia tak tahu lagi kalau bukan junho yang menjadi kekasihnya.

Junho datang dengan biskuit dan jus kaleng ditangannya. Menyerahkan pada ahyeon yang sudah mulai tersenyum walau sedikit. Ahyeon memakan biskuitnya sembari bersandar pada junho. Walau junho belum terbiasa dengan kemanjaan ahyeon yang seperti ini, ia tetap membiarkan ahyeon. Skinship seperti ini tak boleh dilewatkan.

"Kau membawa baju ganti?"

Ahyeon mengangguk. Ia memang berniat menginap dirumah seseorang malam ini untuk menenangkan diri.

Kenapa tidak dirumah suran atau soeun?

Pertama, rumah suran ,dia memiliki 4 saudara. Ahyeon berpikir tak akan ada ruang untuknya.

Untuk soeun, rumah soeun sangat jauh. Lagipula ia tak menyetujui keputusan ahyeon untuk kabur dari rumah, ia bilang masalah datang untuk dihadapi bukan untuk dihindari.

"Tak apa kan aku menginap disini?"

Ah mata coklat itu selalu jadi favorite junho dikeadaan apapun. Bagaimana junho bisa menolak mahluk paling menggemaskan dihidupnya ini?

"Kapanpun kau mau"
Jawab junho. Ahyeon tersenyum lagi.

---
"Junho-ya. Sedang apa?"
Ahyeon yang baru selesai dengan mandinya menghampiri junho yang sedang sibuk menulis di meja belajarnya.

"Mengerjakan tugas"
Lelaki itu mengalihkan perhatiannya dari kertas-kertas itu kepada ahyeon yang tampak segar dan lebih baik dari tadi siang.

"Kapan dikumpulkan?"

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang