27. Not Okay

492 58 15
                                    

⚠️Lebih panjang dari biasanya!


























Kalau pertandingan kemarin aku datang tanpa junho memintanya, kali ini junho benar-benar memintaku untuk datang. Memaksa sekali. Ia bilang sudah menyiapkan sesuatu untukku. Jadi penasaran..

Karna ini final, penonton jadi lebih banyak dan jelas lebih menyusahkan. Sia-sia aku berdandan cantik. Bahkan aku harus melepas outerku agar tidak kepanasan. Hilanglah citra cantik yang sudah kubangun.

Aku dan suran datang terlebih dahulu sebelum eunsang jadi kami benar-benar berjuang sendiri untuk mendapatkan tempat paling depan. Kalau pertandingan sebelumnya eunsang yang membantu kami melewati kerumunan orang. Kalau sekarang? Apalah daya aku dan suran yang bertubuh hanya 1,5 meter saja. Disenggol sedikit sudah ambruk.

Btw,Tempat ini junho yang meminta, tadi sebelum pergi ketribun aku sudah menemuinya dan menyemangatinya diruang tunggu pemain. ia memintaku untuk duduk didepan dan itu semakin membuatku penasaran.

"Panas sekali yatuhaaan"

"Hahh jika bukan permintaan junho aku tak akan pernah datang ketempat seperti gurun ini"

"Demi tuhan ini panas sekali"

Suran menjitak kepalaku hingga aku berhenti mengomel. Ishh

"Berhenti mengomel"

Baiklah, tahan dulu mulutmu ahyeon. Jangan membuat keadaan yang sudah panas menjadi lebih panas dengan mulut nerakamu.

Selang beberapa menit setelah permainan dimulai kami baru melihat eunsang bersama...hajun sunbae?

Abaikan hajun sunbae, aku harus fokus pada junhoku yang sedang bertanding.

Aku memperhatikan junho yang berlari mengejar bola. Uh keren sekali. Tak menyangka aku punya kekasih sekeren cha junho.

"CHA JUNHOOOO FIGHTINGGGGGG"

"JUNHOOO YAAAAA"

"SEMANGATTT"

melihat junho menggiring bola membuatku semakin menjadi-jadi. Aku seperti hendak meledak saat junho menendang bola menuju gawang tapi nyatanya tak masuk. Semua bersorak kecewa termasuk aku. Keadaan jadi lebih tenang setelah itu dan membuatku sadar aku benar-benar kepanasan. Demi tuhan keringatku membanjiri seluruh tubuhku.

"Pakai ini"

Eh hajun sunbae sudah disampingku?

Ia menyerahkan cool pack dan kipas angin kecil kepadaku. Aku melirik suran dan eunsang terlebih dahulu sebelum menerima itu. Dan benar saja mereka menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tetap kuambil kipas angin dan cool pack dari hajun sunbae. Hey ini rejeki yang tak boleh ditolak.

"Terima kasih sunbae"

Hajun sunbae hanya mengusak rambutku pelan sebagai jawaban.

Aku kembali pada pertandingan.

Lama aku berdiam fokus pada junho. Tunggu dulu..
Kenapa semua pemain lawan tampak emosi sih? Aku tak suka melihatnya. Mereka seperti ingin melukai tim sekolahku. Memang benar kata junho kemarin. Lawannya bermain dengan kasar.

Jangan sampai junho terluka. Aku tak mau.

Pertandingan berjalan lancar hingga waktu istirahat. Sebenarnya tidak terlalu lancar sih karna ada beberapa anggota tim sekolahku yang cidera. Menyebalkan mengetahui fakta bahwa tim lawan benar-benar mencoba melukai tim sekolahku. Bahkan beberapa dari tim lawan mendapat kartu kuning dan merah dari wasit. Aku mulai khawatir pada junho. Semoga saja ia bisa melindungi diri.

"Mau minum?"
Hajun sunbae membuyarkan lamunanku dengan menawarkan minuman. Lagi-lagi suran dan eunsang menatapku dan hajun sunbae tak suka.

Baiklah, lebih baik kali ini aku menolak.

"Tidak terima kasih. Aku tak haus, sunbae"

Jujur saja, aku sebenarnya juga takut junho melihat perlakuan hajun sunbae padaku. Posisiku sekarang benar-benar ditempat paling depan. Hanya ada jaring kawat yang membatasiku dengan lapangan. Kalau sampai junho melihat maka habislah sudah aku.

"Apa air minum bisa membuatnya marah juga? Keterlaluan sekali"

Suran dan eunsang tampak kesal dengan ucapan hajun sunbae. Aku menatap mereka dengan tatapan 'biarkan saja dia'
Aku tak ingin orang terdekatku bertengkar hanya karna aku.

---
Pertandingan berlanjut menegangkan. Aku berulang kali berteriak karna junho selalu hampir memasukkan bola kegawang tapi gagal terus. Aku hampir menangis karna itu. Skor tim sekolahku tertinggal 2-0.

Baiklah, persetan dengan kemenangan! Yang terpenting junho tak cidera sudah cukup bagiku.

Tapi masalahnya, tim lawan terus mencoba menyakiti tim ku.
Sungguh aku ingin pertandingan berhenti saja:(

Mataku terus mengikuti kemana junho berlari. Aku sudah tak sanggup berteriak jadi aku hanya diam. Suran dan eunsang juga fokus pada pertandingan. Keadaan jadi semakin menegangkan dimenit-menit terakhir.
Junho terlihat sudah kelelahan. Aku tak tega melihatnya. Tolong bertahan sedikit lagi junho-ya..

"JUNHOOO"

Aku tak peduli suaraku saat salah satu pemain tim lawan bertabrakan dengan junho. Bahkan suran yang bersuara kecil berteriak beberapa pitch lebih tinggi dari biasanya. Itu terjadi begitu cepat. Aku tak tahu harus bagaimana. Junho terjatuh tapi ia langsung bangun jadi permainan masih berlanjut walau tinggal beberapa detik. Aku tahu bahunya pasti sakit karna ditabrak seperti itu oleh lawannya.

Ingin menangis..
Aku benar-benar tak tega padanya:"(

Pritt prit prittt *bunyi peluit wasit ini gengs😉

Dan akhirnya pertandingan selesai dengan tim sekolahku kalah. Tak masalah. Aku tak peduli!!

Dengan segera aku mencoba turun dari tribun untuk menghampiri junho yang tampak benar-benar kecewa. keadaan terlanjur ramai, bahkan ada beberapa orang yang ricuh. Aku jadi takut. Aku dengar suran memanggilku berulang kali tapi aku sudah tak bisa kembali ketempat semula karna terlampau ramai.

Yang kusadari, hajun sunbae ternyata mengikutiku beberapa meter dibelakangku, terhalang oleh beberapa orang. Tak dapat dipungkiri aku merasa sedikit aman mengetahuinya, sampai ada lelaki berumur sekitar 30-an yang tiba-tiba berdiri dibelakangku dan membuatku hampir mati ketakutan walau ada hajun sunbae.

Lelaki itu terus mengikutiku hingga aku sampai dilapangan, aku semakin takut karna hajun sunbae masih tetap ditempatnya karna terdesak orang-orang dan membuatnya jauh dariku. Demi tuhan! Siapapun bantu aku! Lelaki ini jelas-jelas mengikutiku, bahkan berjalan tepat dibelakangku.

Aku hampir sampai ditempat para pemain sekolahku berkumpul tapi seseorang menarik tanganku-

Tidak!!!

Hajun sunbae tolong aku!

"Nuguyaa?!"

"Lepaskan!!"

"Tolonggg"

Airmataku sudah jatuh tak karuan. Lelaki ini menoleh untuk menatapku sebentar dengan tatapan mengintimidasinya. Wajahnya benar-benar menakutkan. Aku tak tahu kemana lelaki ini akan membawaku pergi. semakin keras memberontak dia semakin mencengkram tanganku hingga rasanya hampir patah . Tak ada yang mendengarku. Semua orang sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Mungkin mereka berpikir aku dan orang ini punya konflik pribadi jadi tak ada yang mau ikut campur. Ini keterlaluan!

Kuharap seseorang membantuku

"KWON AHYEON!"

Aku tersentak. Begitupun lelaki yang sedang menarikku ini. Seseorang berlari kearahku. Akhirnya lelaki ini melepas tanganku lalu berlari kencang meninggalkanku. Dan saat itulah kakiku terasa begitu lemas hingga tak sanggup berdiri lagi.

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang