16. Soccer Player's Girl

581 70 0
                                    

Bagaimanapun menyebalkannya aku dimata teman-temanku, aku tetaplah kekasih pemain sepak bola. Posisi yang didamba-damba oleh gadis sekolahanku. Awalnya aku juga tak tahu kenapa menjadi kekasih pemain sepak bola atau pemain basket bisa jadi keinginan besar para gadis disekolahku, tapi kini aku tahu. Aku tahu betapa kerennya menjadi kekasih pesebak bola.

Saat berada ditribun menyemangati kekasihku, saat kekasihku berhasil mencetak gol dan hal pertama yang dilakukannya adalah melambai padaku, saat selesai pertandingan kekasihku mencariku untuk merayakan kemenangannya, saat kekasihku berkata ia harus menang demi diriku- tunggu

Aku hanya berkata kalau aku tahu bagaimana kerennya menjadi kekasih pesepak bola tapi sebenarnya..

Aku tak pernah merasakannya langsung!

Kalian kira junho mau melakukan itu?
Hah! Aku akan pergi ke mars kalau sampai junho melakukan itu!

Seperti sekarang, pita suaraku hampir putus menyemangatinya yang sedang bertanding dengan sekolah lain. Ini pertandingan lanjutan dari yang dulu ia bertanding di incheon, karna timnya menang maka ia lolos kebabak selanjutnya. Pertandingannya kali ini diadakan diseoul jadi aku bisa menontonnya. Sekarang aku sedang menonton bersama suran dan eunsang. Soeun tidak ikut karna malas dengan keramaian tribun.

"CHAAAA JUNHOOOOOO!! SEMANGATTT!"

"CHAAA JUNNHOOOO"

mau bagaimanapun kerasnya suaraku ia tak akan pernah menemukanku, daridulu memang seperti itu. Entah karna matanya minus atau memang ia malas mencariku-_-

"JUNHOOOO-YAA FIGHTING!-akh"

Ish apa-apaan sih orang ini?! Main dorong-dorong!

Inilah yang aku benci jika berada ditribun, banyak orang menyebalkan.

"Jangan berteriak terlalu keras. Mereka pasti terganggu"

"Ck. Kita memang harus berteriak untuk menyemangati"

"Jangan salahkan aku kalau suaramu habis"
Suran kembali menonton pertandingan, akupun juga. Aku berhenti berteriak sejenak. Benar kata suran, mungkin suaraku akan habis besok jika terus berteriak seperti orang gila.

"Nomor punggung junho berapa sih?"
Tanyaku sembari mencari sosok junho dilapangan yang menghilang setelah suran mengajakku bicara. aku tadi sempat mengikutinya yang berlari kesana-kemari tapi aku tidak memperhatikan nomor punggungnya. Hebat.

"Itu 09"

"Ah ya itu dia"

"09 itu tanggal ulang tahunmu? Atau hari jadi kalian?"
Tanya eunsang. Perutku seperti digelitik, geli membayangkan junho menggunakan tanggal lahirku sebagai nomor punggung.

"Ahahaha itu bukan gaya junho. 09 itu tanggal ulang tahunnya"

Ya, junho bukan tipe orang seperti itu. Dia terlalu membosankan.

---
Benar kata suran, suaraku serak bahkan tak perlu menunggu besok. Pertandingan hampir selesai dan suaraku juga selesai. Ini karna junho berhasil mencetak gol dan aku berteriak seperti orang gila. Tim sekolah kami menang 3-1, aku hampir menangis karnanya.

Kini kami sudah turun dari tribun menuju pinggir lapangan, bersiap menyambut junho yang sudah selesai bertanding. Aku melompat-lompat antusias tak sabar memberinya selamat.
Kulihat ia kelelahan dengan keringat disekujur tubuhnya berjalan menuju pinggir lapangan bersama anggota lainnya.

Tanganku sudah terbuka lebar siap untuk memeluknya, tak apa meskipun ia mandi keringat dan bau yang terpenting dia menang!

Tak seperti yang kukira..

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang