Bunyi alarm di kamarnya membangunkan Delisa dari tidurnya. Pukul 05.00. Tidak biasanya ia bangun sepagi ini. Hari ini adalah hari senin. Rencananya ia akan menyiapkan sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke sekolah.
Kalo ada mama, pasti aku ga usah capek-capek bangun sepagi ini. Pikirnya dalam hati.
Ia lalu segera mengerjakan ritual mandinya.
Setelah mandi, ia lalu pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Hanya ada roti tawar dan selai kacang yang ada disana, karna ia belum sempat belanja.
Ia lalu mengoleskan selai kacang ke roti tawar. Setelah semua beres, baru ia berniat untuk membangunkan Devian.
"Devian!! Bangun!!" teriak nya sambil menggedor kamar Devian.
Tidak ada sahutan atau bunyi apapun. Ia lalu masuk begitu saja ke kamar Devian. Dilihatnya Devian masih tertidur pulas dengan memeluk guling.
Kalo diliat-liat, ganteng juga dia. Batinnya dalam hati.
"Devian bangunn, udah terlambat!" Teriaknya sambil membuyung tubuh Devian. Devian sontak langsung bangun.
"Akhirnya bangun juga, gue kira lo mati, eh."
"Ngapain lo di kamar gue?" tanya Devian.
"Udah bagus juga gue bangunin lo, sana mandi habis itu sarapan udah gue bikin tuh di atas meja makan." Jelas Delisa.
"Oh iya Dev, gue berangkat sekolah duluan ya, ada piket kelas gue hari ini." kata Delisa lagi.
"Hm," Devian hanya bergumam saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
***
"Halo mama Delisa, eh." ejek Marisa saat mereka sudah di kelas.
"Kampret lo." umpat Delisa.
"Jangan marah dong, ntar cantiknya hilang." kata Marisa sambil menahan tawanya.
"Gimana nih kabar pengantin baru?" bisik Marisa pada Delisa.
"Ih Marisa! Ga usah bahas itu deh. Males gue." ucap Delisa.
"Hahaha, iyaiya gak gue bahas." kata Marisa.
Pelajaran hari itu sungguh melelahkan. Sampai bel istirahat berbunyi, baru mereka lega karna bebas dari pelajaran yang membuat otak pusing tujuh keliling.
***
"Del, mau pesen apa?" tanya Marisa.
"Bakso aja." jawab Delisa.
"Ya udah lo tunggu sini, biar gue yang pesan." kata Marisa lalu berjalan ke gerombolan anak yang sedang berdesakkan memesan pesanan mereka.
Sembari menunggu Marisa, Delisa memainkan handphonenya. Ia meng-scroll dan memberi like instagram di handphonenya.
Tiba-tiba saja, Devian dan dua temannya duduk di bangku tempat Delisa duduk.
"Kita numpang sini ya dek, yang lain penuh." kata salah satu temannya.
Delisa menatap lama Devian. Begitupun sebaliknya. Mereka saling tatap-tatapan.
"Kayaknya lo udah kenal sama dia Dev, sampai segitunya natap." kata temannya yang satu lagi.
"Engga kenal gue," jawab Devian datar.
Ck awas aja lo beku! Celoteh Delisa dalam hati.
"Oh iya, kenalin gue Raka." kata temannya itu.
"Gue Beni." ucap satunya lagi.
"I..iya kak, aku Delisa." balas Delisa.
Tak lama kemudian, Marisa datang membawa dua mangkok bakso.
"Eh mereka siapa? Kok ada su.." spontan Delisa langsung menutup mulut Marisa.
"Su apa?" tanya Raka penasaran.
"Eh gapapa." sahut Marisa.
"Salam kenal ya kak." kata Marisa lagi.
Mereka menyantap makanan mereka bersama hingga bel masuk berbunyi, mereka kembali ke kelas masing-masing. Delisa dan Marisa di kelas 11 IPA 1. Sedangkan Devian dan kedua temannya di kelas 12 IPA 3.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️
JugendliteraturBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Jangan lupa vote dan comment ya. Jangan jadi siders ︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶ Note : Part bagian akhir tidak berurutan, harap diperhatikan nomor part nya agar nyambung bacanya Perjodohan yang tidak diinginkan kar...