32. Kecewa

1.1K 32 0
                                    

"Delisa lo gapapa?"

Mendengar itu Delisa lalu membuka penutup bantal di wajahnya,

"Reno?"

Reno lalu menghampiri Delisa lalu mengusap kepalanya, "Lo jangan nangis gini, ini hari spesial lo," ujar Reno.

Reno juga menghapus air mata Delisa, "Makin jelek lo kalo nangis gini," ucap Reno lagi.

Delisa terdiam. Ia hanya menatap perlakuan Reno padanya.

"Udah ayo ke bawah. Kasihan yang lain nungguin lo," ujar Reno lalu menggandeng tangan Delisa. Delisa hanya mengikutinya.

***

"Delisa lo gapapa?" tanya Marisa khawatir.

"Gue gapapa," jawab Delisa.

Delisa mencari keberadaan Devian, tapi ternyata tidak ada.

"Lo nyari Devian? Dia udah pergi barusan," ucap Marisa yang melihat mata Delisa sedang mencari seseorang. Delisa menghela napasnya. Apa mungkin Devian tidak peduli lagi padanya?

***

Devian menarik paksa tangan Sean agar mengikutinya. Amarahnya kini memuncak. Kalau saja dihadapannya ini bukanlah seorang wanita, ia pasti sudah menghajarnya habis-habisan.

"Devian. Lepasin gue!" bentak Sean. Tapi Devian terus-terusan menarik tangannya dan kini mereka berada di atas jembatan.

"Lepasin gue!"

Devian lalu melepaskan tangan Sean kasar. Alhasil ada bekas merah di pergelangan tangan Sean akibat dipaksa oleh Devian.

Devian mengusap wajahnya kasar. "Lo.." ucapan Devian terputus karena tangannya hampir saja ingin memukul wanita di depannya ini.

"Lo mau mukul gue? Pukul kalo lo berani!" tantang Sean.

"Gue bukan cowok pengecut yang beraninya mukul cewek," ucap Devian mencoba meredam amarahnya.

"Lo marah sama gue? Emang salah kalau gue bilang lo pacar gue? Kita emang dekat kan," ujar Sean.

"Jangan pernah bawa perasaan di dalam persahabatan kita," balas Devian.

"Tapi gue cinta sama lo, Dev. Emang apa yang kurang dari gue? Gue juga lebih cantik daripada pacar lo itu," ujar Sean.

"Delisa cantik di mata gue. Dia wanita paling cantik buat gue dan gue bahagia sama dia," ucap Devian.

"Lo kok gitu sih. Lo gak mikirin perasaan gue?" tanya Sean.

"Lo yang bisa mikir. Benar-benar udah gila lo," ujar Devian emosi.

"Iya gue emang gila! Dan gue akan lakuin apapun demi bisa milikin lo!" ucap Sean lalu pergi meninggalkan Devian.

***

Malam ini, Marisa menginap di rumah Delisa. Ia berniat ingin menenangkan Delisa dan membuatnya melupakan semua kejadian tadi.

"Marisa," panggil Delisa yang ada di sebelahnya.

Marisa yang berbaring membelakangi Delisa pun berbalik, "kenapa Del?"

"Emang bener ya yang tadi itu pacar Devian?" tanya Delisa.

"Jangan ambil kesimpulan dulu, Del. Kan kita belum tau pasti," ujar Marisa.

"Tapi kan.."

"Udah jangan mikirin yang aneh-aneh. Lo itu istrinya Del masa lo lupa. Kalian udah ada ikatan sejak menikah. Jadi gak gampang bagi Devian buat selingkuh. Devian sayang banget sama lo Del," potong Marisa.

"Mungkin lo bener Mar. Gue juga sayang sama dia," lirih Delisa.

"Mending lo tidur. Jangan mikirin yang lain lagi," ujar Marisa.

"Iya,"

Perlahan, Delisa memejamkan matanya dan hanyut dalam alam mimpinya.

To be continued...

Maap ya di part ini agak pendek

Maaf juga lama update nya
Jangan lupa vote ya

Terima kasih yang udah baca

DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang