15. Hampir putus asa

1.5K 60 0
                                    

Drtt.. Drtt..

Handphone Devian berbunyi tertera nama mamanya di telepon itu. Ia pun mengangkatnya.

Halo, dev. Kalian udah sampai kan? Baik-baik aja kan?

"Udah ma, kita baik-baik aja kok." jawab Devian berbohong.

Ya udah, jagain Delisa ya. Mama percayain Delisa sama kamu.

"Iya Ma."

Devian tidak ingin memberitahu mamanya kalau Delisa hilang. Ia tidak mau mama nya khawatir.

Devian duduk di kursi ruang tamu di rumahnya. Pandangannya kosong. Ia menyesal telah meninggalkan Delisa sendirian.

Tiba-tiba, Marisa datang.

"Dev, Delisa kemana?! Jawab gue!" teiak
Marisa.

"Aishh! diem gue lagi pusing!" jawab Devian sambil mengusap wajahnya.

"Ini semua gara-gara lo Dev! Delisa hilang gara-gara lo! Ga becus lo jadi cowok!" Ucap Marisa sambil meneteskan air matanya lalu pergi.

Del, plis telpon gue sekali aja. Batinnya.

Ia berniat untuk kembali ke jalan tempat ia meninggalkan Delisa. Ia berharap agar bisa menemukan jejak Delisa disana. Namun setelah sampai disana, ia tak menemukan apa-apa.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke handphonenya dari nomor tak dikenal.

Delisa gue tahan, lo harus tanggung jawab!

"BANGSAT!" ucapnya sambil mengepal tangannya.

Ia lalu menelepon nomor itu, tapi nomor itu tidak aktif lagi.

Gue harus cari ko kemana lagi, Del?

***

Marisa sudah berusaha mencari Delisa ke semua tempat tapi ia juga tidak menemukan sahabatnya ini. Semua temannya sudah ditanya tapi tak ada yang bertemu dengan Delisa.

Tiba-tiba Devian mengirimnya pesan.

Devian :
Lo dimana? Ikut gue, gue nemu petunjuk keberadaan Delisa.

Malam itu juga mereka mencari Delisa padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Kini mereka sampai di sebuah gudang bekas pabrik yang berada di pelosok jalan yang jauh dari kota. Tak ada penerangan disana. Terpaksa mereka menggunakan senter dari handphone.

"Lo yakin disini?" bisik Marisa agar tak ada yang dengar.

"Iya gue yakin, udah gue cek yang ngirim pesan ke gue alamatnya dari sini." jawab Devian pelan.

Mereka masuk ke gudang itu dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara.

"Dateng juga lo, Dev!" ucap seseorang tapi tak kelihatan karena gelap. Devian menyentari sumber suara itu.

"Siapa lo? Mana Delisa?"

To be continued...
Maaf kalau di part ini pendek:(
See you next part👋

DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang