Pagi itu, Delisa bangun seperti biasa. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi kakak kelas akhir di SMA Cempaka Putih. Ia bangga menjadi kakak kelas dan tidak sabar melihat adik kelas barunya.
Kini ia berdiri sambil memasang dasi di depan cermin. Ia mengenakam seragam putih dan rok abu-abu di bawah lutut. Rambutnya ia kucir satu. Tak lupa mengoleskan sedikit liptint agar bibirnya tidak tampak pucat.
Drrtt... Drrtt...
Handphone Delisa berbunyi. Ketika melihat nama yang tertera disana, ia langsung tersenyum dan segera mengangkatnya.
Selamat pagi my dear
"Pagi juga Deviann!"
Udah sarapan sayang?
"Belum, baru abis pakai seragam hehe."
Sarapan dong sana. Jangan terlambat sekolahnya. Belajar yang rajin.
"Iya Devian. Devian sendiri lagi apa?"
Abis pulang dari kuliah. Disini udah sore.
"Oh iya lupa. Devian jangan lupa mandi ya."
Iya sayang, udah sana sarapan.
"Iya, aku tutup ya telponnya."
Iya.
Senyumnya mengembang ketika ia menutup telepon itu. Ia lalu segera turun menuju meja makan. Disana sudah ada Fina yang sedang memasak nasi goreng.
"Ini sarapan dulu." ujar Fina sambil menaruh sepiring nasi goreng di meja.
"Iya, Ma." sahut Delisa.
"Seneng banget keliatannya." ucap Fina.
"Iya dong, kan hari ini aku resmi jadi kakak kelas, Ma." sahut Delisa.
"Jangan seneng aja, belajar yang rajin buat persiapan ujian." ujar Fina.
Delisa mengangguk lalu menyuap nasi goreng itu ke mulutnya.
***
Delisa berjalan di koridor sekolah. Kini ia telah sampai di sekolah. Keadaan masih sepi karena masih awal. Hanya ada beberapa murid yang baru datang. Di halaman sudah ada tenda untuk MOS hari ini.
"Delisa." panggil Marisa yang tergopoh-gopoh mengejarnya.
Delisa lalu berbalik menghadap ke belakang.
"Lo cepet bener jalannya, tadi gue manggil lo di parkiran kenapa gak jawab?" ucap Marisa sambil ngos-ngosan.
"Perasaan gak ada yang manggil gue tadi." jawab Delisa sambil melepas headset-nya.
"Hmm pantesan pake headset ternyata." ujar Marisa.
Delisa tertawa lalu mereka bersama-sama masuk ke kelas.
***
"Eh katanya ada anak baru yang masuk ke kelas kita." ucap Marisa ketika sampai di kelas.
"Emang iya? Siapa?" tanya Delisa.
"Cowok katanya. Gak tau namanya siapa." jawab Marisa.
"Gue denger katanya dia dipindahin dari sekolahnya karna banyak masalah." sahut Chika yang tiba-tiba bergabung.
"Masalah apa?" tanya Delisa.
"Suka berantem terus hampir buat orang mati gara-gara dia pukul." jawab Chika.
"Kok dia bisa masuk sekolah kita ya." ujar Marisa.
"Kayak gak tau aja. itu pasti lewat jalur belakang." kata Delisa.
"Kalau ada uang semua jadi gampang." sambung Chika.
***
Delisa dan Marisa duduk di bangku depan kelas. Saat ini sedang jamkos karena para guru sedang membimbing jalannya MOS.
"Kak, minta tanda tangan dong." ujar anak perempuan kepada mereka.
"Buat apa?" tanya Marisa.
"Disuruh ngumpulin tanda tangan kakak kelas 12 sama osis." jawab anak itu.
Delisa lalu mengambil pulpen dan buku dari tangan anak itu lalu menandatanganinya. Marisa juga begitu. Setelah mendapat tanda tangan anak itu pun pergi.
"Serasa artis kita, Del." ucap Marisa.
"Ya kali." jawab Delisa.
"Ke kantin yok, laper gue." ajak Marisa.
"Ayok." sahut Delisa lalu berdiri. Namun tiba-tiba ia terjatuh karena tersenggol cowok yang barusan lewat.
"Woi, kalo jalan tuh pake mata!" teriak Delisa.
Cowok itu lalu berbalik badan. "Gue gak sengaja." jawabnya.
"Eh dia bukannya anak baru itu ya?" ucap Marisa sambil mengingat.
"Iya dia orangnya yang tadi ada di ruang guru." sambungnya lagi.
"Oh jadi lo anak baru yang sok belagu," ucap Delisa. Jika sudah begini emosinya memuncak.
"Apa lo bilang?" ucap cowok itu sambil mendekat ke arah Delisa.
"Kenapa lo? Emang kan. Baru masuk aja udah sok-sok an lo. Lo pikir ini sekolah punya lo doang?" omel Delisa.
"Serah gue lah, kok lo yang ribet." jawab cowok itu.
"Lo ya bener-bener..." ujar Delisa sambil menunjuk namun cowok itu sudah pergi.
***
"Siapa sih nama cowok tadi. Awas aja kalau ketemu gue lagi." celoteh Delisa saat mereka makan sate di kantin.
"Udah, ntar lo kesedak. Mending makan dulu. Gak usah dipikirin." ujar Marisa.
"Gue beli minum dulu." ujar Delisa.
"Iya, sana lo. Gue nitip sekalian." sahut Marisa.
Delisa lalu segera beranjak untuk membeli minuman itu.
Saat kembali dari beli minum, seseorang lagi-lagi menabraknya sehingga minuman itu tumpah.
"LO LAGII!!"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Jangan lupa vote dan comment ya. Jangan jadi siders ︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶ Note : Part bagian akhir tidak berurutan, harap diperhatikan nomor part nya agar nyambung bacanya Perjodohan yang tidak diinginkan kar...