20. Ujian

1.1K 54 0
                                    

Ujian sebentar lagi. Devian sibuk belajar untuk menghadapi ujian. Hari-harinya selalu belajar. Memang, Devian terkenal pintar di sekolah. Ia bahkan sering menjuarai olimpiade. Saking sibuknya belajar, Devian kadang lupa makan. Setiap hari Delisa selalu mengingatkannya untuk makan. Devian bersyukur masih ada Delisa yang setia dan peduli padanya.

"Buku terus yang dipandang, aku nya enggak." protes Delisa saat mereka di ruang tamu. Devian masih tak berpaling dari buku bacaannya.

"Devian, ish." keluh Delisa.

Devian lalu memandang Delisa sambil tersenyum. "Apa sayang?"

"Tau ah, urusin aja bukunya. Kan aku emang gak penting." ucap Delisa ngambek.

Devian lalu berdiri dan duduk di sofa sebelah Delisa. Ia mengelus kepala Delisa.

"Jangan ngambek, sekarang gue selingkuh dulu sama buku. Setelah ujian baru gue balik lagi ke lo." jelas Devian.

"Yaudah, aku bisa ngerti kok. Devian yang semangat belajarnya biar lulus nanti. Kan malu kalau suami dari Delisa yang cantik ini gak lulus nanti." celoteh Delisa membuat Devian tertawa. Ia selalu saja tertawa jika mendengar ocehan Delisa.

"Plis jangan ketawa, aku serius loh," ucap Delisa.

"Iya, Del. Lo juga belajar kan bentar lagi ulangan kenaikan kelas." sahut Devian lalu kembali membaca bukunya.

"Aku siapin makan malam dulu, nanti harus makan ya ingat!" ucap Delisa.

"Iya." jawab Devian.

***

"DELISAA!!" teriak Marisa membuat Delisa langsung menutup telinganya.

"Jangan teriak-teriak woi. Sakit telinga gue." ucap Delisa.

"Ya maap," sahut Marisa sambil senyum cengengesan.

"Kayaknya ada maunya nih." tebak Delisa.

"Bener, seratus buat lo, Del. Mau bantuin gue ga, pliss?" tanya Marisa sambil menyatukan telapak tangan memohon.

"Bantuin apa?" tanya Delisa.

"Mintain nomor kak Raka ke laki lo." jawab Marisa.

"Lo suka ya sama kak Raka." tebak Delisa.

"Iya tau aja lo, dukun ya lo." ucap Marisa

"Enak aja, gak gue bantuin nih." sahut Delisa.

"Eh gak, gue bercanda sayang. Cepetan mintain." kata Marisa.

"Iya, sabar," sahut Delisa lalu mengirim pesan ke Devian.

Delisa :
Deviann!!

Devian :
Iy, knp?

Delisa :
Minta nomor kak Raka dong.

Devian :
Buat apa? Gak.

Delisa :
Ih, bukan buat aku tapi buat Marisa.

Devian :
Gak percaya gue

Delisa :
Beneran Devian, cemburu ya

Devian :
Udah tau masih nanya
Suruh Marisa minta lngsung ke gue.

Delisa :
Iyaiya, nyebelin.

Devian :
Tp ngangenin

Delisa :
Bodo.

"Mana Del nomornya." tanya Marisa bersemangat.

"Lo chat Devian aja langsung, dia takut gue selingkuh." jawab Delisa.

"Iyain, yang bucin." sahut Marisa.

"Makanya cepetan cari jodoh terus nikah." ucap Delisa.

"Gue belum mau nikah wlek." ejek Marisa.

"Lo ngejek gue ya, sini lo." kata Delisa lalu mengejar Marisa yang sudah berlari ke halaman sekolah.

***


Bel istirahat berbunyi. Kantin sudah dipenuhi oleh siswa-siswi yang perutnya kelaparan. Disinilah Delisa, Marisa, Devian, Raka, dan Beni sedang menyantap sate mereka.

"Makan yang banyak." ujar Devian kepada Delisa.

"Ciaelah yang bucin, kayak gak tau tempat aja." sahut Beni.

"Diem lo," Devian menatap tajam Beni membuat Beni terbungkam.

"Iya, Devian. Bawel ah kamu." sahut Delisa.

"Ekhem," Raka dan Marisa berdehem bersamaan.

"Ciee, tanda-tanda nih." ucap Delisa tersenyum jail.

"Apaan sih lo, Del." sahut Marisa, padahal dia menahan senyum sedari tadi karena senang. Sedangkan Raka hanya diam dan menggaruk kepalanya padahal tak gatal, biasalah salting.

To be continued...

Jangan lupa vote, makasih yang udah baca

DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang