25. Sampai Jumpa Devian!

1K 38 1
                                    

Delisa bangun dari tidurnya. Ia melirik ke arah jam. Ah! masih jam 6, pikirnya. Ia berniat ingin melanjutkan tidurnya. Tapi, ia baru teringat kalau Devian akan berangkat pukul 8. Segera saja ia bangun dan menyusul Devian yang sedang duduk di sofa ruang tengah.

"Devian udah bangun?" tanya Delisa.

Devian tersenyum memandang penampilan Delisa yang masih acak-acakan.

"Gue udah bangun dari jam 5." jawab Devian.

"Udah ngepacking?" tanya Delisa lagi.

"Udah, Delisa." jawab Devian.

"Maafin aku baru bangun jam segini. Aku bikinin sarapan ya." ujar Delisa.

"Gak usah, gue pingin sarapan di rumah mama hari ini, lo ikut ya." ujar Devian.

"Iya, aku mandi dulu," ucap Delisa yang mendapat anggukan dari Devian.

***

Kini mereka sedang di perjalanan menuju rumah mama mertuanya. Sepanjang perjalanan jalanan masih sepi, belum banyak kendaraan lewat. Cuaca pagi juga masih dingin.

"Nanti lo nginap rumah mama lo aja ya, jangan tinggal sendirian di rumah. Sesekali boleh berpergian sama Marisa, jangan sama cowok lain." pesan Devian.

"Iya, Devian. Emangnya mau pergi sama cowo mana?" ujar Delisa.

"Kali aja pas gue tinggal dua tahun lo ada cowok baru." ucap Devian ngasal.

Delisa menggeleng. "Engga kok, aku akan selalu nungguin Devian sampai pulang, janji." ujar Delisa.

***

"Ayo masuk, udah mama siapin sarapan di meja makan." ucap Jeni.

"Iya, Ma. Makasih." jawab Delisa.

Mereka pun masuk menuju meja makan lalu sarapan bersama.

"Devian, kamu jangan telat makan disana. Harus ingat waktu, belajar yang rajin." pesan Rendy saat mereka akan pulang.

"Iya, Pa." sahut Devian.

"Delisa juga, sering-sering main kesini ya." ujar Jeni.

"Iya, Ma." sahut Delisa.

"Kita pergi dulu ya bentar lagi pesawatnya mau berangkat." ujar Devian.

"Iya, hati-hati." ucap Jeni dan Rendy.

***

"Gue anterin lo ke rumah mama lo, ya." ujar Devian saat di perjalanan.

"Nggak mau, mau nganterin kamu sampai bandara."  tolak Delisa.

"Terus nanti siapa yang nganter lo pulang?" tanya Devian lalu berpikir sejenak.

"Gue suruh Raka aja ke bandara pake taxi, ntar bawa mobil ini anterin lo pulang." ujar Devian.

"Heem, boleh." sahut Delisa.

***

Sampai di bandara, ternyata sudah ada Raka dan Marisa.

"Cepet amat lo berdua dateng." ucap Devian.

"Woiya jelas, apasih yang gak buat sahabat tercinta." sahut Raka lebay membuat Marisa menatapnya tajam.

"Mampus cewek lo marah." ucap Devian.

Delisa hanya tertawa sambil menyimak.

"Del, gue pergi dulu ya. Jaga diri lo baik-baik." pesan Devian.

"Heem, Devian hati-hati ya. Kalo udah sampai jangan lupa telpon." ujar Delisa.

Devian memeluk Delisa erat lalu mencium keningnya.

Raka dan Marisa melongo melihat itu. Ada rasa sedih dalam diri Delisa karna Devian akan pergi. Tapi tak boleh ia tunjukkan takutnya Devian bimbang dan tidak jadi pergi.

"Dadah.." ucap Devian sambil melambaikan tangan menuju terminal check out.

"Dadahh, hati-hati Devian!" ucap mereka serempak.

***

"Ayo pulang, Del." ujar Raka.

Delisa masih terdiam sedih.

"Lo sedih?" tanya Marisa.

Delisa mengangguk.

"Biarin Devian belajar terus jadi orang sukses nanti pas ketemu lagi sama lo." ucap Marisa.

"Udah ayok pulang." ujar Raka lagi.

Mereka pun lalu pulang.

***

"Beresin barang-barang lo. Devian nyuruh kita anterin lo ke rumah mama lo." ujar Raka ketika sampai di rumah Delisa.

Delisa mengangguk mengerti lalu menuju kamarnya. Marisa yang melihat itu lali menyusul Delisa ke kamarnya.

"Sini gue bantuin beresin." ucap Marisa seraya mengeluarkan baju Delisa dari lemari.

"Marisa," panggil Delisa.

Marisa menoleh. "Kenapa?"

"Dua tahun itu lama atau sebentar?" tanya Delisa.

"Bakalan sebentar kalo lo gak mikirin terus, tapi kalo lo mikirin terus bakalan terasa lama." jawab Marisa.

Delisa terdiam. Ia tidak bisa melupakannya begitu saja. Bagaimana bisa ia menjalani hari-harinya tanpa Devian? Pasti akan terasa asing baginya.

***

"Delisa!" peluk sang mama yang langsung menyambut kehadiran mereka.

Delisa memeluk mamanya erat.

"Ayo masuk sayang, kalian juga ayo." ujar Mama Fina.

"Gak usah tante, kita langsung pulang aja." ucap Raka.

"Iya tante kita pulang ya." kata Marisa.

"Ya sudah hati-hati di jalan." ujar Fina.

***

"Ma, Devian perginya lama Ma." ucap Delisa sambil menangis. Ia tidak bisa lagi membendung air matanya yang sedari tadi ia tahan.

Fina mengelus punggung putrinya itu.

"Udah sayang, kan kalian masih bisa telponan." ujar Fina.

"Tapi Ma.."

"Udah jangan dipikirin terus, kamu harus keliatan bahagia disini biar Devian gak khawatir sama kamu." ujar Fina.

Delisa mengangguk lalu menghapus air matanya.

"Kamu mau mama bikinin apa? Mama buatin spesial buat kamu." ucap Fina.

"Hmm.. Mau bolu kukus." ujar Delisa.

"Ya sudah, kamu istirahat aja di kamar. Nanti kalau udah jadi mama anterin ke kamar." ujar Fina.

"Oke Ma." sahut Delisa lalu mencium kedua pipi mamanya.

To be continued...

Budayakan vote setelah membaca ya, terima kasih

DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang