Aku berusaha menjaga hati disini, tapi kenapa kau tega menyakitiku seperti ini? -Delisa
Pagi itu, Delisa bangun awal. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia telah siap dengan gaun berwarna putih itu. Dilengkapi aksesoris berupa mahkota kecil di atas kepalanya. Penampilannya kali ini benar-benar berubah. Ia terlihat sangat cantik ditambah lagi polesan riasan tipis di wajahnya. Padahal acaranya akan diadakan malam, tapi karena terlalu bersemangat ia sudah bersiap sejak tadi pagi.
"Awal bener anak mama dandannya," ujar Fina ketika masuk ke kamar putrinya.
"Hehe, aku semangat aja ma hari ini," ucap Delisa.
"Ada Marisa di bawah sama cowok namanya Raka kalau gak salah," ucap Fina.
"Oke ma. Aku kesana dulu ya," kata Delisa.
"Iya sayang, mama juga mau lanjut bikin kue," sahut Fina.
***
Delisa menuruni anak tangga untuk menemui Marisa dan Raka di ruang tamu. Baru saja ia sampai di bawah, Marisa dan Raka sudah lebih dulu memujinya.
"Wah ada puteri di depan kita," ucap Marisa.
"Bisa aja lo," sahut Delisa malu.
"Lo cantik, Del. Serius kalo diliat dari mata cowok gue lo cantik," ujar Raka takjub.
Delisa tersenyum malu. Ia lalu duduk di sofa sebelah Marisa.
"Kado gue mana?" tanya Delisa pada Marisa.
"Nih anak datang-datang minta kado aja. Kadonya otw nanti datang," jawab Marisa sambil tersenyum.
"Gue jadi penasaran kadonya," curiga Delisa.
"Pokoknya spesial buat lu dari kita semua," ujar Raka yang membuat Delisa makin penasaran.
***
Sore itu mereka sibuk menghias taman di rumah Delisa. Acara akan diadakan malam. Marisa dan Raka sibuk meniup balon lalu menatanya di tiang.
Beni mengangkat kursi dan mengaturnya agar tampak rapi. Sedangkan Delisa menghias meja agar tampak indah.Tiba-tiba, Reno datang dengan membawa sebuah boneka besar. Ia lalu menghampiri Delisa yang sibuk menghias meja.
"Delisa," panggil Reno membuat Delisa menoleh.
"Reno? Kok awal datengnya?" tanya Delisa.
"Nih buat lo," ucap Reno sambil memberikan boneka itu pada Delisa. Saking besarnya Delisa sampai kesulitan untuk menggendong bonekanya.
"Besar amat, makasih ya," ucap Delisa.
"Iya. Selamat ulang tahun ya Del," ucap Reno.
"Makasih Reno," ucap Delisa sambil tersenyum
"Bantuan dateng nih, mending lo sini bantuin gue angkat kursi," ujar Beni pada Reno.
"Eh iya bang. Sini gue bantu," jawab Reno lalu mendekat ke arah Beni.
***
"HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY. HAPPY BIRTHDAY DELISA!!" ucap mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Delisa.
"Ayo tiup lilinnya," ujar Beni.
"Wish dulu sayang," ujar mamanya.
Delisa lalu memejamkan matanya dan mengucapkan harapannya dalam hati, semoga Devian datang dan mencucapkan selamat ulang tahun langsung untuknya. Ia lalu meniup lilinnya dan semua bertepuk tangan.
"Cie yang udah tua sekarang. Kayaknya perlu gue panggil kakak ni," ejek Marisa.
"Yakali kakak. Gini-gini gue masih imut," ujar Delisa.
"DELISA!!"
"SELAMAT ULANG TAHUN!!"
Delisa menoleh ke sumber suara itu. Ia sedikit tidak percaya dengan kehadiran orang yang sangat ia rindukan itu. Orang yang ia sebutkan dalam harapannya barusan.
"De... Devian?"
Devian lalu berjalan mendekat ke arah Delisa. Ia lalu mencium kening gadis itu, "Selamat ulang tahun ya Del," ucapnya.
"Kok Devian bisa ada disini?" tanya Delisa tak percaya.
"Gue..."
"Devian, kok lo cepet amat sih jalannya," omel Sean yang tiba-tiba datang dan langsung menggandeng tangan Devian.
"Ini... Siapa Devian?"
Bukannya Devian, melainkan Sean yang menjawab, "Gue? Oh gue pacarnya," jawab Sean.
Hati Delisa sakit ketika mendengarnya. Ia lalu berlari masuk ke kamarnya. Bukan ini yang ia harapkan di hari spesial seperti ini. Kenapa Devian tega pada dirinya?
"Lo apa-apaansih," ucap Devian lalu sambil menepis tangan Sean.
"Kok lo gini sama gue?" protes Sean.
"Wah parah lo, Dev. Kasian Delisa," ucap Raka.
"Jadi lo selama ini selingkuhin Delisa di Amerika hah?" Marisa tidak bisa menahan emosinya lagi.
"Bukan gitu..." Devian mengusap wajahnya kasar.
***
Delisa menangis sejadi-jadinya. Ia menutup wajahnya dengan bantal. Rasanya sangat sakit. Andai hari ini tidak akan pernah terjadi. Tiba-tiba, seseorang masuk ke kamarnya.
"Delisa lo gapapa?"
Mendengar itu Delisa lalu membuka penutup bantal di wajahnya,
"Reno?"
To be continued...
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️
Ficção AdolescenteBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Jangan lupa vote dan comment ya. Jangan jadi siders ︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶ Note : Part bagian akhir tidak berurutan, harap diperhatikan nomor part nya agar nyambung bacanya Perjodohan yang tidak diinginkan kar...