"Kenapa lo ga nolak pas gue turunin lo di jalan itu?" tanya Devian sambil memegang tangan Delisa membantunya masuk ke kamar.
"Karna urusan lo pasti lebih penting dari gue." jawab Delisa.
"Maafin gue, gue kaget karna Raka abis kecelakaan." ungkap Devian menatap Delisa.
"Iya, gapapa. Gimana sekarang kondisinya?" tanya Delisa .
"Udah mendingan." ucap Devian.
"Oh bagus deh."
Devian menatap Delisa, rasa menyesal menghampiri dirinya. Saat Delisa hilang ia benar-benar sangat khawatir.
"Kenapa?" ucap Delisa karena sedari tadi Devian memandanginya.
"Gak, lo istirahat aja. Gue beliin lo makanan ya, lo mau apa?" sahut Devian.
"Mau bakso, hehe." jawab Delisa sambil menunjukkan gigi putihnya.
"Yaudah, lo istirahat gih!"
"Oke."
***
"Suprisee!!" ucap Marisa masuk ke kamar Delisa sambil membawakannya banyak cemilan kesukaan Delisa.
"Aaa Marisaa, ngangetin aja lo." sahut Delisa.
"Nih buat lo semua, kesukaan lo nih, baik kan gue." kata Marisa lalu duduk di tempat tidur Delisa.
"Nih yakin buat gue semua? Banyak ini." tanya Delisa tak percaya.
"Iya sayang." sahut Marisa.
"Jijik gue lo panggil sayang-sayang." celoteh Delisa.
"Emang lo sama Devian ga pernah sayang-sayangan?" tanya Marisa penasaran.
"Gaklah, yakali." jawab Delisa.
"Dih gak seru loh, masa gak sayang-sayangan."
"Eh btw, mana Devian?" lanjut Marisa bertanya.
"Lagi beli bakso buat gue." jawab Delisa.
"Wih tumben baik bener." kata Marisa tak percaya.
"Gak tau gue, tiba-tiba aja baik sama gue." sahut Delisa.
"Jangan-jangan.."
"Jangan-jangan apa bangke?" celutuk Delisa.
"Devian mulai ada rasa sama lo." sambung Marisa.
"Mana mungkin."
***
"Bang, baksonya sebungkus." ucap Devian ketika sampai di tempat abang bakso mangkal.
"Oke bro." sahut abang bakso.
Dari kejauhan, tampak Tasya hendak menyeberang mendatangi Devian. Devian memadang wajah malas, malas rasanya ia bertemu dengan gadis gila ini. Tasya memang tak tahu malu, sudah ditolak berkali-kali masih saja terus mengejar-ngejar Devian.
"Eh ada Devian, kebetulan banget ketemu." ucap Tasya sesampainya.
Halah sok-sokan bilang aja lo ngikutin gue. Batin Devian dalam hati.
"Kenapa lo kesini?" tanya Devian cuek.
"Mau apalagi, mau beli bakso lah Devian masa beli emas." jawab Tasya.
"Oh." Devian hanya meng-oh kan karna berbicara dengan gadis ini lama-lama bisa membuatnya gila.
Tiba-tiba Tasya duduk disebelah Devian dan memegang tangan Devian.
"Apaansih lo?" kata Devian sambil menjauhkan tangannya.
"Kok lo gitu sama gue? Waktu itu aja perhatian sama gue." kata Tasya.
"Sejak kapan? Itu hanya sebatas kerja kelompok, jangan lo samaain." jelas Devian.
"Ini bro baksonya." ucap abang bakso dan dengan cepat Devian mengambil bakso itu lalu pergi dari sana.
"Ish Devian!!"
***
"Dari siapa itu?" tanya Devian ketika melihat banyak cemilan di atas meja Delisa.
"Tadi Marisa kesini bawain gue cemilan." jawab Delisa.
"Lo lagi sakit, jangan dimakan itu, nih gue beliin bakso pesanan lo." kata Devian sambil menyodorkan semangkok bakso pada Delisa.
"Aww panas!"
"Makanya hati-hati, sini gue suapin." kata Devian.
"Eh? G-gapapa ni?"
"Emang ada yang ngelarang? Gue suami lo berhak ngelakuin apa aja ke lo." jelas Devian, Delisa mengangguk.
Tiga suapan masuk ke dalam mulut Delisa. Sedari tadi Delisa memperhatikan mata Devian. Rasanya lelaki yang ada dihadapannya itu bukanlah Devian yang ia kenal, yang selalu dingin padanya. Hari itu Devian benar-benar baik dan perhatian padanya.
Semoga saja lo gini terus sama gue, Dev. Gumam Delisa.
To be continued...
Thank you yang udah baca❤
See you next part👋
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️
Dla nastolatkówBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Jangan lupa vote dan comment ya. Jangan jadi siders ︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶ Note : Part bagian akhir tidak berurutan, harap diperhatikan nomor part nya agar nyambung bacanya Perjodohan yang tidak diinginkan kar...