11. Makin Dekat

1.4K 63 2
                                    

Alarm berbunyi tepat pada pukul 6 pagi. Hari ini adalah hari Minggu. Delisa bangun dengan sangat terpaksa. Andai saja ia belum menikah. Pasti ia masih setia dengan kasur dan selimutnya. Pikirnya kala itu.

Seperti biasa, Delisa menyiapkan sarapan untuknya dan Devian. Tapi, sepertinya Devian sedang tidak ada dirumah. Kemana Dia pagi-pagi begini? Pikirnya dalam hati. Ia mengecek ke semua ruangan tapi tidak kunjung menemukan Devian. Akhirnya ia memilih untuk menelepon Devian.

"Halo Dev,"

Dev, kayaknya yang itu bagus deh.
suara cewek di seberang sana.

iya ntar kita beli. jawab Devian di telepon.

"Itu siapa Dev?"

Tasya, gue lagi sibuk, udah dulu ya.
Devian langsung mematikan teleponnya.

Entah mengapa hatinya terasa sangat pedih. Padahal ia sama sekali tidak menyukai Devian. Apa benar yang dikatakan Marisa, bahwa dia mulai menyukai Devian. Pagi itu pun Delisa hanya sarapan sendirian.

***

Hingga pukul 5 sore, Devian belum juga pulang ke rumah. Sudah seharian ia lelah menunggu Devian pulang. Tiba-tiba terdengar bunyi mesin motor. Itu pasti Devian. Sontak Delisa lalu membuka pintu.

"Lo darimana Dev? Baru pulang jam segini?" tanya Delisa.

"Bukan urusan lo." jawab Devian ketus.

"Semua urusan lo gue juga harus tau. Gue itu istri lo Dev." kata Delisa.

"Terus kenapa? Gue harus senang? Biarpun lo istri gue, gue juga punya urusan pribadi." jawab Devian lalu pergi ke kamarnya.

"Liat aja gue bakalan aduin ke mama lo!" tantang Delisa.

Devian tak menghiraukannya.

Malam itu, Delisa malas untuk memasak. Jadi ia hanya memesan makanan cepat saji secara online.

"Dev, makan dulu woi." pekik Delisa.

Namun Devian tidak menjawabnya. Sedang apa sih Dia? Pikir Delisa.
Ia pun masuk ke kamar Devian. Ternyata Devian sedang tertidur pulas. Ia pasti kelelahan karena pulang sore. Delisa mendekatkan dirinya menatap Devian yang sedang tertidur. Kenapa lo tidur juga ganteng sih? Batinnya.

Tiba-tiba tangan Devian reflek menarik tangannya hingga ia jatuh ke dalam pelukan Devian.

Deg. Jantungnya terasa mau copot. Perasaan aneh itu muncul dalam dirinya. Entah mengapa rasanya ia sangat nyaman di peluk oleh Devian.

"Dev bangun, lepasih ih." ucap Delisa sedikit teriak.

Devian terkejut dan melepaskan pelukannnya.

"Ngapain lo disini?" tanya Devian.

"Makan dulu, entar keburu dingin." jawab Delisa.

"Iya, sana keluar. Gue mau mandi dulu." ucapnya.

Delisa keluar dari kamar Devian dengan senyumnya. Ia sedikit senang dengan kejadian tadi.

***

Saat makan di meja makan,

"Dev?" panggilnya.

"Apa?"

"Lo beneran tadi jalan sama Kak Tasya?" tanya Delisa.

"Iya, kenapa emang?"

"Kayaknya penting banget." ucap Delisa sambil memainkan sendok.

"Gue ada tugas kelompok sama dia buat beli perlengkapannya." jawab Devian.

"Harus banget sampai sore ya?" kata Delisa.

"Serah gue. Emang apa urusan lo?" balas Devian.

"Dih, dasar beku. Gue nanya baik-baik." ucap Delisa.

"Ga semua urusan pribadi gue lo berhak tau." ucap Devian.

To be continued...

DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang