22. Hari Kelulusan

1K 45 1
                                    

Hari kelulusan adalah hari yang ditunggu-tunggu semua anak kelas akhir. Dimana mereka bisa bebas untuk mencari pekerjaan, melanjutkan kuliah, ataupun menggapai cita-cita dan impian mereka. Namun, mereka juga harus sedih karena akan berpisah dengan teman-teman terdekatnya. Karena di setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan.

Devian telah siap memakai jas hitam dan berdiri di depan cermin. Delisa lalu masuk ke kamarnya.

"Jangan liat kaca mulu, nanti gantengnya ilang." ujar Delisa. Devian tertawa pelan.

"Kok ketawa?" tanya Delisa.

"Ganteng gue gak akan ilang, udah ditakdirkan ganteng gue dari kecil." ucap Devian percaya diri.

"Geer banget. Gantengan juga..."

"Siapa?" potong Devian sambil memelototinya.

"Papa aku," lanjut Delisa.

Devian terkekeh lalu menatap Delisa dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tak lupa dengan make up natural membuat wajah Delisa tampak lebih fresh. Delisa juga akan ikut ke acara perpisahan Devian.

"Lo cantik," puji Devian.

"Masa?" tanya Delisa tak yakin.

"Iya, lo cantik banget." ucap Devian. Delisa mengangkat sudut bibirnya tersenyum lebar dengan pujian yang diberikan Devian padanya. Pipinya juga ikut merah merona.

"Udah ayok berangkat, nanti telat." ujar Devian dan Delisa mengekorinya masuk ke mobil lalu mereka beranjak pergi ke gedung tempat acara perpisahan berlangsung.

***

"Mama Jeni gak pergi?" tanya Delisa ketika di perjalanan.

"Mama bilang lagi sibuk, makanya gue ajak lo." sahut Devian yang masih fokus menyetir mobil.

"Oh." Delisa mengangguk mengerti..

Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke gedung itu karena jarak dari rumah mereka cukup jauh.

***

"Marisa, lo kok ada disini?" tanya Delisa ketika sudah sampai di tempat acara perpisahan itu.

"Nemenin Raka," sahut Marisa tersipu malu.

"Lo udah jadian?" tanya Delisa bingung.

"Iya dong," sahut Raka yang tiba-tiba muncul lalu merentangkan tangannya di bahu Marisa.

"Wah, selamat. Semoga langgeng." ucap Delisa.

"Makasih, Del." sahut Marisa.

Acara perpisahan itu berlangsung meriah dan lancar. Banyak penampilan memukau yang ditampilkan seperti tarian, nyanyian, stand up comedy, dan lain sebagainya. Daritadi Delisantak henti-hentinya tertawa melihat penampilan stand up comedy yang dibawakan oleh adik kelasnya itu.

Setelah acara selesai, Delisa, Devian, Raka, Beni, dan Marisa berkumpul di taman di gedung itu.

"Ben, fotoin gue sama Marisa dong." ujar Raka seraya memberikan handphone ke Beni.

"Njir, gue jadi nyamuk di antara keuwuan kalian." ucap Beni dengan terpaksa mengambil handphone dari tangan Raka.

"Yang sabar ya kak Beni." ucap Delisa terkekeh pelan.

"Udah nih," ucap Beni.

"Lagi dong. Yang banyak fotonya. Awas aja sampai gak bagus hasilnya." ancam Raka.

Raka dan Marisa bergaya sedari tadi sementara Beni asyik menjepret kamera di handphone.

"Udah, gue capek woi." ucap Beni lalu memberikan handphone-nya lagi kepada Raka.

"Makasih," ucap Marisa dan Beni hanya menggangguk sambil tersenyum.

"Jangan genit-genit lo sama cewek gue." ujar Raka cemburu.

"Takut amat si lo, kagak bakal gue ambil cewek lo." sahut Beni.

Devian dan Delisa sedari tadi hanya menyimak dan sesekali tertawa melihat tingkat lucu teman-temannya.

"Lo gak mau difotoin sama Delisa, Dev?" tawar Raka.

"Eh ga us..."

"Boleh, nih." potong Devian seraya memberikan handphone ke Raka.

"Oke, 1..2..3..."

"Lagi-lagi, Dev lo senyum dikit." ujar Raka.

Davian lalu menurut dan mengangkat kadua sudut bibirnya ke atas. Delisa sedari tadi hanya tersenyum kalem.

"Nah sip, dijamin hasilnya bagus." ujar Raka.

"Mana liat?" ucap Delisa lalu merebut handphone itu dari tangan Raka.

"Dev, aku cantik ya?" tanya Delisa sambil menggeser foto-foto tadi.

"Iya cantik." sahut Devian.

"Dev, Pak Dani nyuruh lo buat temuin dia di sekolah sekarang." ujar Tono, teman sekelasnya dulu.

"Ngapain?" tanya Devian bingung.

"Mana gue tau, udah buruan kasian Pak Dani nungguin lo." ujar Tono.

Devian menatap Delisa. Delisa paham maksud dari Devian.

"Aku pulang sama Marisa aja gapapa." ucap Delisa membuat Devian tersenyum lega.

"Ya udah hati-hati." pesan Devian. Delisa mengangguk.

"Devian juga hati-hati, jangan ngebut." ujar Delisa. Devian lalu segera pergi ke parkiran lalu menjalankan mobilnya.

To be continued...

DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang