"Siapa lo? Mana Delisa?" teriak Devian sambil menyoroti senter ke arah sumber suara itu.
"Kalo lo mau Delisa selamat, lo harus tanggung jawab atas perbuatan lo." jawab orang itu lalu menampakkan wajahnya.
"D-dika?"
"Ya, ini gue. Gara-gara lo adek gue meninggal dan lo harus tanggung jawab atau gue buat Delisa nyusul adek gue." jelas Dika.
FLASHBACK ON
"Devian, jangan egois gini! Lo kenapa sih?" ucap gadis yang duduk di depan Devian di sebuah cafe.
"Lo yang egois, Ca. Kita putus!" ucap Devian lalu beranjak pergi meninggalkan cafe itu tapi tangannya ditahan oleh gadis itu.
"Dev, gue ga mau putus! Salah gue apa?"
"Gue capek sama sikap lo kayak gini, lagipula gue udah ga cinta sama lo." ungkap Devian.
"BRENGSEKK!" teriak gadis itu lalu mendorong Devian.
"Terserah lo mau bilang gue apa, yang jelas jangan pernah ganggu hidup gue lagi." jelas Devian lalu pergi meninggalkan cafe itu.
"SIALAN! BRENGSEKK!!" teriak gadis itu yang berlari mengejar Devian, namun . .
BRAKK!!
Gadis itu tertabrak truk yang melintas. Darah bercucuran keluar dari kepalanya.
Orang-orang mengerubunginya. Devian lalu menelpon ambulance dan segera pergi karena ia tidak ingin lagi berurusan dengan gadis itu.FLASHBACK OFF
"Kalo lo ga mutusin adek gue, dia ga akan mati anjing!!"
BUGH!!
Satu pukulan meleset mengenai wajah Devian.
"Udah stopp!" teriak Marisa yang tak kuat melihatnya.
"Lo cari Delisa, Mar! Biar gue yang urus ini." pinta Devian. Langsung saja Marisa berlari ke semua ruangan mencari Delisa.
"Del, Lo dimana? Jawab gue, Del!" teriak Marisa.
"M-marisa!" sahut Delisa berteriak.
Marisa lalu mendatangi sumber suara itu dan menemukan Delisa dengan tangan terikat serta tubuhnya yang tidak sehat.
Dengan sigap ia membuka tali yang mengikat tangan Delisa.
"Lo gapapa?" tanya Marisa.
"G-gue ga-papa." sahut Delisa terbata-bata.
"Badan lo panas, ayo kita keluar dari sini lalu ke rumah sakit." ujar Marisa setelah menempelkan punggung tangannya di dahi Delisa.
"De-devian di-dimana?" tanya Delisa.
"Dia lagi berantem sama yang nyekap lo." jelas Delisa.
"Ki-kita harus le-lerai me-mereka Mar." ucap Delisa.
"Khawatirkan diri lo dulu. Devian bisa ngurusinnnya, ayo ke rumah sakit!" ujar Marisa lalu membopong tubuh Delisa.
"Gue putus karna kesalahan adek lo dan dia meninggal bukan salah gue." jelas Devian lalu menangkis pukulan kedua dari Dika.
"Adek gue itu cinta sama lo, tapi lo mutusin dia hanya gara-gara hal sepele." ucap Dika.
BUGH!!
Pukulan mengenai wajah Devian lagi hingga bibirnya mengeluarkan darah segar.
"Gue ga main kasar, Anjing!!"
BUGH!!
Devian membalas memukul wajah Dika dan dengan cepat ia menjatuhkan tubuh Dika ke lantai.
BUGH!!
Devian memukul lagi wajah Dika hingga Dika kehabisan tenaga untuk membalas pukulannya.
"Denger gue baik-baik, kalo Delisa sampai kenapa-kenapa lagi, gue akan bunuh lo!" ancam Devian lalu pergi keluar dari gudang itu meninggalkan Dika yang terbaring tak berdaya.
***
"Delisa mana?" tanya Devian setelah sampai di rumah sakit.
"Ada tuh di ruang inap, lagi ditangani dokter, kayaknya asma nya kambuh." jelas Marisa.
"Delisa ada penyakit asma?" tanya Devian tak percaya. Mengapa Delisa tidak pernah cerita soal penyakitnya? Pikirnya kala itu.
"Iya, dia punya penyakit asma waktu umurnya 5 tahun." jawab Marisa.
Dokter lalu keluar dari ruang inap dan memperbolehkan mereka untuk masuk.
"Lo aja, gue tunggu disini." ucap Marisa dan Devian lalu segera masuk ke ruangan itu.
"D-devian?" ucap Delisa menyadari kehadiran Devian.
"Bibir lo berda—"
"Syut!" potong Devian seraya meletakkan telunjuknya tepat di bibir Delisa.
"Gue gapapa, lo cepat sembuh." ucap Devian hendak pergi meninggalkan Delisa namun tangannya ditahan oleh Delisa.
"Makasih, Devian." ucap Delisa dengan tersenyum.
To be continued...See you next part👋
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️
Novela JuvenilBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Jangan lupa vote dan comment ya. Jangan jadi siders ︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶ Note : Part bagian akhir tidak berurutan, harap diperhatikan nomor part nya agar nyambung bacanya Perjodohan yang tidak diinginkan kar...