"Devian," panggil Delisa saat ia terbangun di pagi hari.
Devian lalu muncul dari pintu.
"Kenapa?" tanya Devian.
"Aku boleh sekolah kan hari ini?" tanya Delisa penuh harap.
Panggilan Delisa sekarang sudah berubah dari lo—gue jadi aku—kamu. Alasannya? Karena dia ingin.
"Lo masih sakit." jawab Devian.
"Aku kangen sekolah, kangen Marisa, kangen teman-teman yang lain, kangen..."
"Gue gak kangen?" potong Devian.
"Kan ketemu kamu terus tiap hari, kenapa harus kangen," jawab Delisa sambil tersenyum.
Perasaan Devian jadi senang tiap kali liat Delisa tersenyum. Hatinya jadi tenang. Perasaan apakah ini?
Devian mengusap kepala Delisa sambil tersenyum. "Iya, boleh. Cepat mandi siap-siap gih." pinta Devian.
Dengan cepat, Delisa lalu bangkit dari tempat tidurnya lalu beranjak untuk mandi.
"Udah siap?" tanya Devian yang duduk di kursi teras dengan pakaian putih abu-abu dan memakai jaket jeans.
"Udah, kamu berangkat aja duluan aku pesan ojek dulu." jawab Delisa.
"Jangan. Kita bareng aja berangkatnya." kata Devian.
"Eh, gapapa ni?" tanya Delisa.
"Mulai sekarang kita berangkat bareng, gue gak mau lo kenapa-napa lagi." ucap Devian.
Devian lalu membukakan pintu mobil untuk Delisa.
"Masuk gih," pintanya. Delisa menuruti perkataan Devian.
Setelah itu Devian memutari mobil lalu masuk ke tempat duduk di sebelahnya.
***
SMA Cempaka Putih heboh karena Devian dan Delisa yang berangkat sekolah bersama. Semua orang mengira mereka pacaran, padahal sudah nikah. Ada yang mendukung mereka dan berharap agar mereka langgeng. Ada juga yang mengumpat Delisa karena tidak suka jika Devian yang mereka suka direbut. Tapi Delisa tak menghiraukannya, Devian makin kuat menggenggam tangan Delisa.
"Cie yang lagi pacaran," ejek Beni saat lewat di depan mereka.
"Iri bilang bos." sahut Devian.
"Anjai, tumben-tumbenan lo berubah Dev? Biasanya juga dingin ke cewek. Ini sama Delisa pula, padahal biasanya maki-makian." ucap Raka yang tiba-tiba muncul.
"Udah sembuh lo? Mau gue buat sakit lagi?" tanya Devian bersiap untuk memukul Raka.
"Eh jangan gitu, santai aja. Kan emang bener Dev." sahut Raka.
"Hehe, aku ke kelas ya kak." kata Delisa.
"Istirahat sama gue." ucap Devian.
"Iya, oke dah." ucap Delisa lalu pergi menuju kelasnya.
***
"DELISAA!!" teriak Marisa lalu memeluk Delisa saat Delisa masuk ke kelas.
"Gue kangen lo sumpah." ucap Marisa lagi.
"Gue jugaa huhu," sahut Delisa yang balik memeluk Marisa.
"Sahabatkuu!" ucap Marisa.
"Sahabat ogeb kuu," balas Delisa.
"Kampret lo," umpat Marisa lalu melepaskan pelukan mereka.
"Hehe, gak mau peluk lagi nih?" tawar Delisa.
"Ogah," sahut Marisa lalu kembali ke bangkunya.
"Gimana?" tanya Marisa.
"Gimana apanya?" tanya Delisa balik.
"Lo sama Devian. Udah akur?" kata Marisa.
"Udah, lo tau gak Devian sekarang baik banget sama gue terus perhatian." jelas Delisa.
"Itu tandanya Devian mulai suka sama lo." ucap Marisa.
"Masa iya?" tanya Delisa tak percaya.
"Lo gak peka banget sih, Del. Masa gitu doang gak tau." kata Marisa.
Bel berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai.
To be continued...
See you next part👋
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Jangan lupa vote dan comment ya. Jangan jadi siders ︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶ Note : Part bagian akhir tidak berurutan, harap diperhatikan nomor part nya agar nyambung bacanya Perjodohan yang tidak diinginkan kar...