"Del, ingat pesen mama, kamu harus bangun pagi tiap hari lalu siapin sarapan buat suami kamu. Jadi istri yang baik buat dia, jangan malu-maluin mama." pesan mama Fani kepada Delisa.
"Iya ma."
Delisa membereskan baju-bajunya dan memasukkan ke dalam koper. Ya, dia akan pindah ke rumah yang telah disiapkan oleh Papa Devian.
"kamu sering-sering main kesini." kata mamanya lagi.
Delisa lalu memeluk mamanya.
"Pasti ma, Delisa pasti selalu main kesini kalau kangen sama mama. Apalagi sama kamar Delisa ini. Nanti pas Delisa kesini, mama harus masakin Delisa makanan yang enak ya ma." Ucap Delisa.
"Iya sayang, mama akan masakin makanan yang banyak buat kamu."
"Udah dulu ya ma, Devian pasti nunggu lama di luar." kata Delisa.
"Oke hati-hati sayang."
Delisa menyalami tangan kedua orang tuanya, lalu masuk ke dalam mobil Devian.
***Di dalam mobil, keadaan hening. Tak ada yang berani memulai pembicaraan.
"Ga nyangka, lo udah bisa bawa mobil sendiri." Kata Delisa memulai pembicaraan.
"Gue udah 17 tahun." jawab Devian.
"Ohh."
Sepanjang perjalanan, Delisa hanya mendengarkan lagu lewat headsheat-nya.
***
Sampai di rumah baru, Delisa turun dari mobil lalu mengambil kopernya di bagasi.
"udah biar gue aja." kata Devian.
Delisa hanya menurut saja, lalu masuk ke rumah itu.
Rumah itu tidak terlalu besar namun minimalis. Hanya ada dua kamar dalam rumah itu.
"Gue di kamar yang itu, lo yang itu" tunjuk Devian ketika mereka masuk ke rumah itu.
"Iya," jawab Delisa singkat.
Delisa pun masuk ke dalam kamarnya dan segera membereskan kamarnya itu. Ia memasukkan pakaiannya ke dalam lemari.
Tiba-tiba Devian masuk ke kamarnya.
"Gue mau kita bikin perjanjian." kata Devian.
"Perjanjian apa?" tanya Delisa.
"Lo urus urusan lo dan gue urus urusan gue sendiri. Jadi di antara kita ga boleh ada yang ikut campur." jelas Devian.
"Itu doang?" tanya Delisa.
"Bukan cuman itu. Di sekolah anggap aja kita ga pernah kenal. Status kita cuman sebagai kakak kelas dan adik kelas." Jelasnya lagi.
"Oke kalo gitu. Gue ngikut aja." ucap Delisa.
Devian lalu ingin melangkahkan kakinya keluar kamar.
"Eh tunggu." ujar Delisa tiba-tiba.
"Apa?"
"Lo punya pacar?" tanya Delisa.
"Bukan urusan lo."
Setelah mengatakan itu Devian lalu keluar dari kamarnya.
"Dasar cowok beku." umpat Delisa kesal.
***
"Dev, lo mau makan apa?" teriak Delisa dari dapur. Ia berniat ingin memasak makan malam untuk mereka.
Tak ada sahutan dari Devian. Karena kesal akhirnya Delisa menghampiri Devian yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Lo denger ga sih gue manggil tadi?"
"Engga." jawab Devian singkat.
"Ck, lo mau makan apa Devian Maharjaya Sutanto?" tanya Delisa lagi dengan memperjelas nama lengkap Devian.
"Apa aja." jawab Devian singkat.
"Ck, percuma gue nanya lo." celoteh Delisa.
Ia lalu kembali ke dapur dan berniat ingin memasak nasi goreng. Hanya itu masakan yang simple dan ga ribet.
Tak cukup waktu lama, nasi goreng pun telah jadi.
"Devian!! Makan dulu keburu dingin ntar" teriak nya lagi.
Devian lalu menghampiri Delisa yang sudah duduk di meja makan.
"Bisa ga sih lo gausah teriak-teriak?" Kata Devian.
"Ga bisa, karna pasti lo ga denger. Tadi aja gue manggil lo ga denger, lo kan budeg." jawab Delisa.
"Serah lo," ucap Devian.
Mereka pun menghabiskan nasi goreng mereka. Tak ada percakapan di antara keduanya. Hanya bunyi gesekan sendok ke piring saja. Setelah selesai makan, mereka masing-masing masuk ke kamar dan tidur.
To be continued...
Terima kasih buat yang udah baca❤
Jangan lupa vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️
أدب المراهقينBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Jangan lupa vote dan comment ya. Jangan jadi siders ︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶ Note : Part bagian akhir tidak berurutan, harap diperhatikan nomor part nya agar nyambung bacanya Perjodohan yang tidak diinginkan kar...