21. Ujian Telah Selesai

1K 51 1
                                    

Hari ini adalah hari terakhir ujian. Delisa sengaja datang ke sekolah untuk menemui Devian padahal ia libur.

"Devian!" panggil Delisa sambil melambaikan tangannya. Devian lalu berjalan mendekati Delisa namun dihalang oleh Tasya.

"Minggir gue mau lewat," ucap Devian.

"Lo kenapa sih marah sama gue. Diemin gue mulu. Gue salah apa sama lo. Dev, plis kasih gue kesempatan. Gue janji bakal baik-baik ke elo." jelas Tasya panjang lebar.

"Gue gak butuh lo." jawab Devian lalu pergi menemui Delisa. Sementara Tasya berdecak kesal lalu pergi dari sana.

"Cie yang abis berduaan sama Tasya." ejek Delisa.

"Emang mau gue sama Tasya?" tanya Devian.

"Enggak lah, Devian cuma punya Delisa gak boleh ada yang lain." jawab Delisa yang membuat Devian tersenyum.

"Ngapain kesini?" tanya Devian.

"Aku bosen di rumah, libur gak ada kerjaan. Mending kesini jemput kamu,"

"Gimana ujiannya?" tanya Delisa.

"Lumayan, gak terlalu sulit." jawab Devian.

"Aku yakin Devian pasti lulus kok dengan nilai yang terbaik." kata Delisa.

"Iya, makasih." ucap Devian.

"Buat apa?" tanya Delisa kebingungan.

"Buat segalanya." jawab Devian.

"Iya, Devian." sahut Delisa sambil tersenyum manis.

***

"Devian ngundang temannya ke rumah?" tanya Delisa saat ada tamu yang datang ke rumah.

"Iya, gapapa kan? Mereka sekarang boleh tahu status kita." sahut Devian.

"Tapi.."

"Udah, lo tenang aja. Semua pasti baik-baik aja." kata Devian.

"Udah gue buka pintu dulu." ucap Devian lalu pergi ke ruang tamu untuk membuka pintu.

***

"Woi lama amat lo buka, capek gue daritadi berdiri disini." celoteh Raka.

"Tau gitu gak gue bukain." sahut Devian.

"Jahat banget kamu mas." kata Raka.

"Jijik gue." sahut Devian.

"Gak ditawari masuk nih, Dev?" tanya Beni yang sedari tadi hanya menyimak.

"Masuk aja, anggap ini rumah majikan." ujar Devian sambil tersenyum.

"Majikan palalu." sahut Raka.

"Eh kok ada Delisa?" tanya Beni keheranan saat melihat Delisa membawa minuman.

"Lo sama Delisa abis ngapain hayo," ucap Raka.

"Inget dosa, Dev. Belum juga halal." sambung Beni.

"Udah halal," sahut Devian cepat.

"APA?" ucap Beni dan Raka serempak.

Delisa hanya tersenyum malu melihat ekspresi Beni dan Raka yang melotot tak percaya.

"Lo serius Dev?" tanya Raka memastikan.

"Iya, gue sama Delisa udah nikah." jawab Devian.

"Kapan?" tanya Beni cepat.

"Awal ajaran baru." sahut Devian.

"Wah parah lo, Dev. Kagak ngundang kita," balas Beni.

"Gue cuman ngundang keluarga doang." jawab Devian. Delisa hanya menyimak sedari tadi.

Tiba-tiba, Marisa datang sambil membawa dua kantong besar.

"Isinya apa tu?" tanya Raka.

"Buat bakar-bakar." jawab Marisa.

"Bakar apa?" tanya Beni.

"Bakar mantan," jawab Devian ngasal yang membuat Delisa melototinya.

"Liat tuh Delisa marah lo nyebut mantan." ucap Raka.

"Gue bercanda, gak punya mantan gue." sahut Devian jujur. Ia memang tidak pernah pacaran sebelumnya dan hanya fokus pada pelajaran saja.

"Mau ikut gak kalian?" tawar Delisa.

"Kemana?" tanya Beni.

"Bakar ayam sama Marisa." jawab Delisa.

"Wah boleh tuh makan gratis." sahut Raka bersemangat.

"Jangan keliatan lapernya," kata Devian memperingati.

"Iya, babang Devian." sahut Raka mengejek. Mereka lalu tertawa bersama.

Malam itu mereka bakar-bakaran di balkon kamar Devian yang sedikit luas. Bakar ayam maksudnya, bukan bakar mantan.

Seberapa aku menjauh darimu, tapi aku tetap tak bisa berpaling darimu. Itu yang malah membuat aku tak bisa lepas darimu.

To be continued...

Budayakan vote setelah membaca ya

DEVIAN DAN DELISA [ COMPLETE ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang