Prolog

157K 6.3K 489
                                    

Di sebuah ruang keluarga yang luas terlihat ada empat orang yang sedang bercanda ria sambil menonton televisi. Dua orang diantaranya adalah wanita dan tengah mengandung.

Dua orang sisanya merupakan suami masing-masing kedua wanita yang tengah hamil.

"Karin, besok kita ke Mall yuk" ajak Meisya

"Ngapain? Mager ah! Kita kan bentar lagi mau melahirkan!" rengek Karin seperti anak kecil.

"Justru karena mau lahiran kita ke Mall! Bayinya nggak dikasih peralatan bayi?" jelas Meisya dengan kesal diikuti anggukan setuju dari Karin.

"Bini gue insya Allah satu bulan lagi melahirkan, bini lo satu Minggu lagi lahiran lah bapaknya kaga ada inisiatif bantu bininya beli peralatan bayi apa?" ejek Sanjaya kepada sang sahabat, Allard.

"Sa ae Lo, emang Lo udah beli apa buat lahiran bini Lo?" tanya Allard

"Bantu gue ya Kar nyariin peralatan bayi laki-laki! Gue bingung" ujar Meisya memotong pembicaraan suami mereka yang akan menjadi seorang ayah

"Btw anak gue Insya Allah keluarnya cowok pasti ganteng kayak papanya" ujar Allard

Senyum Sanjaya menghilang, ia sangat menginginkan anak laki-laki, namun hasil USG memberitahu bahwa anak yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan. Semoga Tuhan memberiku anak laki-laki, batinnya

"Anak gue pas di USG jenis kelaminnya cewek pasti cantik kaya bundanya. Hahahaha" ujar Karin.

"Semoga anak gue laki-laki jadi bisa mewariskan perusahaan" ujar Sanjaya.

"Emang kenapa kalau cewek? Dia kan anak kamu juga!" sahut Karin.

"Tapi dia suatu hari akan menjadi istri orang"

"Kamu itu harus bersyukur! Ini nikmat yang diberikan Tuhan. Kamu gak bisa ngelak gitu dong!"

"Kalau masih kekeuh pengen punya anak cowok, jodohin aja sama anak gue, dapat anak cowok kan Lo?" canda Meisya.

***

Disebuah ruangan rumah sakit.
Terdapat seorang perempuan terbaring lemah sambil menidurkan sang kecil dipeluknya.

Tidak lama datanglah seorang wanita cantik dengan membawa seorang bayi juga.

"Karin! Lo baik-baik aja kan" tanya Meisya khawatir.

"Gue gak apa-apa. Anak gue cantik kan? Namanya Viona Airin Marselia S." ujar Karin.

"Yey! Sekarang Rivan udah punya temen nih, kan Rivan? Uh anak mama gemesin banget nih! Airin bisa terpesona " ujar Meisya kepada bayi kecilnya yang hanya beda tiga Minggu dari Airin.

"Enak aja! Anak Lo kali yang terpesona" canda Karin.

"Tapi gue takut Sanjaya kecewa gue ngelahirin anak perempuan" ujar Karin sambil menunduk.

"Gak mungkin, Rin. Lo aja yang kelebihan khawatir. Kalau dia pengen anak laki-laki, bikin lagi lah!!" ujar Meisya gemas.

8 tahun kemudian...

"Ih!! Livan culang!" ujar Airin dengan cadelnya.

"Alin gak mau main lagi sama Livan! Hiks..hiks" tambahnya sambil terisak.

"Rivan minta maaf ya Airin cantik? Airin menang kok, jadi jangan nangis lagi" kata Rivan dengan panik saat melihat Airin mulai terisak

"Mama Meisya! Livan nakal! Alin bakal aduin Livan sama mama Meisya dan bunda Alin" ancam Airin.

"Mama sama papa lagi di kantor gak bisa kamu aduin" ujar Rivan sembari mengacak-acak rambut hitam Airin.

"Ish! Berantakan jadinya! Rivan tau gak Alin tuh dandan dulu sebelum kesini biar cantik"

Tiba-tiba mama-papa Rivan pulang bersama ayah-bunda Airin. Meisya tampak menangis di pelukan Karin. Sedangkan Allard sedang di hibur oleh Sanjaya.

"Semua saham sudah dicabut perusahaan Alger tidak akan bertahan lama lagi" ujar Allard pasrah.

"Tenang saja, apa gunanya sahabat jika tidak bisa membantu sahabatnya" kata Sanjaya

-

Beberapa bulan kemudian perusahaan Alger berjaya kembali. Perusahaan Alger bekerja sama dengan perusahaan Sanjaya Group.

Untuk memperkuat perusahaan dan sebagai tanda persahabatan, mereka menjodohkan Rivan dan dan Airin di umur mereka 8 tahun.

Oh ya! Rivan memiliki seorang adik perempuan berusia 7 tahun yang bernama Melody. Bukan adik kandung melainkan adik angkat. Namun, tampaknya Molody tidak menyukai Airin karena Meisya dan Rivan yang begitu menyayangi Airin.

Namun, kebahagiaan mereka hanya sementara. Meisya, ibunya Rivan meninggal dunia karena menyelamatkan Airin yang tengah tertidur pulas saat kebakaran besar terjadi. Meisya menerobos api untuk menyelamatkan seorang anak yang dianggapnya sebagai anak sendiri. Mereka berhasil keluar dengan dibantu petugas pemadam kebakaran dan dilarikan ke rumah sakit. Airin selamat berkat kesigapan Meisya yang membawa kain basah untuk Airin. Namun, Meisya kehilangan nyawa karena terlalu banyak menghirup asap ditambah dengan trauma sejak kecil apabila melihat api besar.

Kehilangan sosok ibu membuat menyalahkan Airin. Jika saja Airin tidak tertidur begitu pulas mungkin ia sudah diselamatkan sebelum api menyebar. Bukan hanya Rivan, Sanjaya pun yang notabenenya adalah ayah Airin juga menyalahkannya.

Sanjaya dan Allard yang tau kesedihan anak mereka memutuskan mengirim Airin sekolah di luar negeri. Tepatnya di Aussie. Rivan merasa kehilangan? Pastinya, karena akan kehilangan seseorang yang ia sayangi tentunya.

Saat memasuki remaja. Lebih tepatnya saat umur Rivan menginjak 15 tahun. Rivan sudah dapat menerima apa yang terjadi. Ia pun tidak menyalahkan Airin atas kematian mamanya. Ia tau itu adalah murni kecelakaan. Rivan kemudian saling follow dengan Airin di Instagram. Ia juga sering mengirimi pesan untuk sang tunangan.

Namun, hasutan apa yang digunakan Melody sehingga Rivan kembali membenci Airin. Segala chatting dari Airin lewat WhatsApp dan line di blokir. Walaupun demikian, Rivan kerap kali stalking akun Instagram Airin untuk melepas rindu.

Gimana, bagus gak?
Semoga ada yang suka. Thank you!

Welcome Back, Tunanganku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang