52. Apartemen

22.1K 1.3K 52
                                    

Hai, guys. Wiwi disini. Entah kenapa lagi pengen update walaupun Wiwi lagi terjebak diperjalanan nih.

Wiwi cuma mau ngingetin buat selalu menjaga kesehatan dan tetap semangat bagi yang daring, ya.

Yang ada sekolah online berarti kita senasib, banyak tugas mana banyak urusan di real life lagi, hiks...

Mon maaf nih ye kalau banyak typo atau alurnya gaje, maklum otak lagi... ya gitu deh.

Dah lah, skip aja ya.

Salam hangat, Wiwi 🌞

***

Elisha menyeringai, "Kenapa kita harus ketemu lagi, sih? Enek gue liat muka monyet kayak lo." Elisha mengatakan itu tanpa penekanan sama sekali, namun tangannya menjambak rambut gadis yang meringis itu.

Elisha terkekeh kecil lalu memainkan pisau kecil itu dengan gerakan yang salah perhitungan sedikit saja, maka kulit kita jadi sasarannya. Gadis yang ada dikukungan Elisha hanya diam dan sesekali meringis.

"Lo emang belum berubah, Sha." ujarnya membuat Elisha terkekeh jahat. Dalam sekali gerakan, helaian-helaian rambut gadis dihadapan Elisha sudah jatuh ke lantai.

"Gue emang dari awal kayak gini, lo juga pasti tau tentang ini. Jangan muna, lo!" ujar Elisha dengan raut datar.

"Diem, lo!" gertak gadis itu.

Elisha tersenyum sinis, "Lo udah dipojokkan dunia tapi masih belagu? Murahan lo, Mik!"

Gadis yang dipanggil 'Mik' itu mendengus kasar. "Gini amat sama sepupu sendiri, Sha." kata gadis itu membuat Elisha menendang tulang kering gadis itu membuat suara pekikan yang nyaring.

"Kepala lo sepupu! Gue gak percaya kalau keluarga gue masih hidup." Elisha mengepalkan tangannya menahan emosi. Gadis dihadapannya itu sedikit kaget melihat respon Elisha yang tampak tidak terusik.

Gila, gadis itu terlalu tenang.

Gadis dihadapan Elisha sedari tadi tidak bisa diam, gadis itu terus saja memberontak membuat Elisha senang hati membenturkan kepala gadis itu ke dinding membuat pekikan kembali terdengar.

"Gila lo!"

"Itu lo, perlu gue buka mata lo lebar-lebar he'em?" ancaman itu sukses membuat gadis itu merapatkan bibirnya, ia tau kalau Elisha tidak pernah bermain-main dengan perkataannya.

Satu detik kemudian ia kembali terpekik saat Elisha melempar tubuhnya kelantai dan menginjak tubuh malangnya dengan keras.

"Lepas! Sakit, Sha, lo iblis!" pekiknya tidak diindahkan oleh Elisha.

Elisha menyeringai lalu melepaskan mangsanya begitu saja. Gadis itu segera bangkit dan menatap Elisha penuh waspada. "Gue sepupu lo, tai! Bukannya membela gue lo malah ada dipihak Airin? Siapa sih dia? Lo cuma mau duitnya doang?"

Elisha mendengus, "Bahkan kekayaan Airin gak seberapa dengan banyaknya harta gue asal lo tau. Bukannya lo yang mau duit doang? Benar begitu Mikayla?"

Mikayla terkekeh lalu menatap langit sudut apartemennya. "Kalau iya kenapa? Gaada yang peduli tuh, gue udah nempel rekaman disudut sana dan gak ada yang percaya sama lo." ujar Mikayla tersenyum miring sambil menunjuk kamera kecil itu.

Diluar dugaan, Elisha hanya terkekeh membuat Mikayla menatapnya bingung. Mikayla kira, Elisha akan bereaksi dengan mencoba mengambil dan menghancurkan kamera kecil itu, tapi itu tidaklah benar!

Welcome Back, Tunanganku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang