35. Sang Penyelamat

23.8K 1.6K 10
                                    

BRUK!


"Excuse me, uncle."



Airin yang mendengar itu langsung memutar badannya. Ia menatap lega seorang gadis perempuan yang ada di ambang pintu dengan sebilah belati di tangannya.

Gadis tersebut tampil modis lengkap dengan sarung tangan yang indah. Gadis tersebut tersenyum menatap Airin dan Raka bergantian.

Tanpa ba-bi-bu Airin segera berlari kearah gadis tersebut tanpa bisa dicegah oleh Raka sekalipun. Raka masih menatap tak percaya bahwa penjagaan istananya yang sangat ketat dibobol oleh seorang gadis? Bahkan gadis cantik tersebut terlihat seumuran dengan Airin.

Airin memeluk gadis itu dengan dada yang naik dan turun karena kecapekan berlari dan bersembunyi sedari tadi. "Lo bereskan buat gue, ya? Gue gak sanggup menghajar orang lagi."

Gadis tersebut hanya tersenyum miring mendengar bisikan Airin. Tanpa membuang waktu, gadis tersebut mengisyaratkan Airin untuk pergi keluar terlebih dahulu.

Raka yang melihat Airin berjalan terburu-buru ke luar langsung panik. "Viona Airin Marselia!"

"Jangan lari!"

Tentu saja Airin tetap melangkah tanpa mengindahkan larangan Raka. Memang ini tujuannya, keluar dari tempat terkutuk yang membuatnya tampak seperti mayat hidup.

Para pengawal yang adapun tidak tinggal diam, mereka langsung berlari menuju pintu utama untuk mengejar wanita bosnya tersebut.

Gadis cantik yang melihatnya hanya mendengus dingin. Ia memegang telinganya yang telah diletakkan alat. "Tes, hajar semua anjing pengganggu."

Sebenarnya gadis yang tidak diketahui namanya itu memegang sebilah pisau hanya untuk menakut-nakuti orang yang akan ia lawan. Tapi melihat beberapa bodyguard Raka yang berlari dan memberi ancang-ancang untuk menyerang, gadis tersebut dengan senang hati membasmi hama-hama ini.

Dengan sekali serangan, gadis tersebut sudah melumpuhkan lima orang sekaligus. Gadis tersebut terkekeh, "Mood ku terlalu bagus sekarang. Jadi aku tidak akan mengirim mereka ke neraka lebih cepat... mungkin hanya menginap berbulan-bulan di rumah sakit."

Dengan santai, gadis tersebut mengambil sesuatu yang ternyata adalah sebuah pistol. Tanpa takut, ia menembakkan peluru tersebut ke perut, kaki, dan bahu.

"Well, padahal niat anjing ini sudah baik. Mereka menuruti apa mau majikan mereka." gadis tersebut menyeringai. Setelah itu ia menatap Raka yang berdiri sambil mengepalkan tangannya emosi.

***

Saat berlari keluar. Airin dapat melihat pekarangan rumah ini yang sangat indah. Untuk beberapa detik ia terperangah sebelum ia menginjak sesuatu yang basah menggunakan kaki telanjangnya.

Airin segera menunduk dan terpekik tertahan melihat seorang pria dengan darah yang merembes keluar dari perutnya. Airin menggelengkan kepalanya, "Gadis tersebut sampai sekarang belum berubah."

Atensi Airin segera teralihkan saat ia mendengar suara langkah kaki yang begitu dekat dan nyaring. Ia baru sadar kalau bodyguard Raka akan mengejarnya. Sebelum ia kabur tangannya sudah dicekal seseorang.

"Nona memerintahkan kami untuk membawa anda segera ke Rumah Sakit." ujarnya sambil menunduk dengan berdiri tegap dan kokoh. Lagi-lagi Airin menggelengkan kepalanya. "Gadis itu benar-benar melatih anjingnya dengan baik." gumamnya.

"Apa yang ada anda katakan?"

Airin menggeleng, "Tidak ada..."

Entah perasaan apa ini. Airin terlihat bersyukur bahwa Tuhan masih memberinya kesempatan untuk kembali pulang. Matanya sudah memerah karena menahan genangan yang sebentar lagi akan tumpah. Entah ini tangisan bahagia karena keluar dari neraka atau tangisan pilu dan duka karena pulang dengan keadaan tidak baik-baik saja.

Airin hanya diam saat tubuhnya digiring masuk ke sebuah mobil mewah. Sebelum mobil itu melesat ke jalan raya, Airin menatap rumah Raka yang menjadi saksi bisu penderitaan batin dan fisiknya.

Welcome Back, Tunanganku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang