Alvero pov :*
Saat aku sedang sibuk membuatkan makanan untuk alin, aku merasakan sakit yang teramat di dadaku.Aku bisa merasakan firasat buruk dan itu berhubungan dengan alin, aku pun langsung bergegas kearah kamarku dan tidak bisa menemukan alin.
Dengan panik aku menyusuri kamar ku, bahkan pada kamar mandi aku masih tidak menemukan alin.
Hingga aku menoleh dan mendapati jendela kamar ku terbuka.
Tidak ada bau alin bahkan bau orang asing disekitar kamar ku. Dengan frustasi aku memerintahkan para prajurid untuk berpencar dan mencari alin.
Roxi lemah dibuatnya, karena jika seorang werewolf dipisahkan dari matenya, kekuatannya akan menjadi lemah dan bisa saja meninggal.
Entah apa yang menghalangi, namun yang pasti aku tidak bisa merasakan aura mate ku sama sekali dan susah melacaknya.
Cincin yang ku berikan pada alin terjatuh dipinggir jendela dan membuat diri ku tak bisa melacaknya dengan mudah.
Aku pun memanggil penyihir yang waktu itu membantuku untuk mencari alin.
Setelah ia sampai, ia bilang bahwa alin sekarang sedang disembunyikan oleh mantra kuat yang membuat ia susah ditemukan.
Lalu yang membuatku lebih terkejut adalah, ia berada di kawasan vampire.
Aku semakin frustasi dan mencari cara untuk menjemput alin, aku pun menghubungi ibu dan ayahku untuk membantuku.
////
"sabarlah nak, kita pasti menemukan caranya. Kita akan meminta bantuan dari penyihir dan makhluk lainnya" ucap ayahku menenangkan diriku
"tuan, aku mulai melihat lebih jelas keberadaan luna. Dia sedang merintih kesakitan memegang perutnya dan menyebut namamu berulang kali. Dia berada disebuah kastil tua dipinggir perbatasan vampire dan werewolf tuan. kastilnya dilindungi oleh mantra kuat" ucap eliza sang penyihir
"ayo kita ke sana sekarang!" ucapku tak sabaran
"sabar tuan, aku akan mencari bantuan dari penyihir yang menjaga disekitaran perbatasan sana" ucap eliza
"aku juga ingin menghubungi tertua di kerajaan vampire, agar mereka bisa membantu kita mencari luna" ucap ayahku
"baiklah, besok kita akan pergi ke sana" ucap al
Alvero pov end :*Alin pov :*
Aku terbangun di atas kasur yang aku tak tau, kamar siapa ini. Kepala ku pusing dan rasa mual itu makin terasa.Ku lihat pintu kamar yang ku tempati terbuka dan ada sosok al disitu, tetapi ada yang aneh dengan dirinya.
Bau vanilla dari tubuhnya tak dapat ku cium, tetapi apa karena aku sedang sakit ya. Kulihat ia tersenyum dan mendekat, aneh sekai rasanya.
Sangat tidak nyaman di sebelah al, biasanya tak seperti ini. Lexa pun tak mengeluarkan suaranya sama sekali.
"kau sudah sadar alin? Apakah kau tau aku mencemaskan mu karena kau lama sekali memejamkan matamu. Ternyata kau tidur haha" ucapnya
Sangat aneh ketika ia terlihat sangat santai mengetahui diri ku yang sakit.
"ya aku sudah sadar, ngomong ngomong kita dimana sekarang? Aku merasa asing ditempat ini" ucapan ku membuatnya sedikit tersentak.
Aku bisa melihatnya terkejut dengan pertanyaan yang ku lontarkan dan berusaha untuk mencoba tenang.
"kita sedang bersembunyi lin, ada orang jahat yang mengincar mu. Aku takut jika dia menemukanmu, kau akan diambilnya" ucapnya
Aneh..
"waktu itu aku merasakan ada seseorang yang masuk ke kamar kita lewat jendela, kesadaran ku hilang saat itu" ucapku
"aku memergokinya, dan dia berlalu pergi" ucapnya cepat
"oh syukurlah" ucapku lagi
Dia bergerak lebih mendekat dan ingin memelukku, aku merasa sangat tak nyaman.
Bukan wangi khas tubuh alvero, aku merasa semakin pusing dan mual dibuatnya.
Aku pun berlari kearah toilet yang ada di kamar itu mengeluarkan semua isi perutku.
Aku belum makan dan aku sudah memuntahkan makanan lamaku, aku melihat ia panik dan menghampiriku. Dia memberikan aku minum dan aku meminumnya.
Dia membawa seorang tabib dan memeriksa ku, lalu tabib itu bilang bahwa aku sudah hamil, usia kandungan ku menginjak 2 minggu.
Aku senang dan terkejut, ia sudah ada dari lama dan aku baru mengetahuinya.
Aku melihat kearah al dan kulihat raut wajah yang tidak suka kearah perutku.
Aku sedih melihatnya, apakah ia tak menyukai kehadiran anakku? Setelah tabib pergi aku pun mulai bertanya padanya.
"kau tak menyukai kehadiran anak kita al?" tanyaku padanya tanpa melihat kearahnya
"tentu saja aku senang alin, dia yang kita tunggu selama ini bukan" ucapnya
Semenjak kami menikah, al selalu memanggilku dengan sebutan 'sayang' dan anehnya sedari tadi ia memanggilku dengan sebutan 'alin' itu nama ku.
Aku tak akan bingung jika dia memanggilku 'lin', tetapi sekarang dia memanggil namaku secara lengkap.
Aku sebenarnya sedikit merasa aneh, alvero yang berada dihadapan ku seperti bukan alvero yang ku kenal.
"baiklah al, aku ingin beristirahat sebentar. Aku lelah" ucapku ketus
"baiklah" ucapnya
////
Samar samar aku mendengarkan percakapannya dengan seseorang, ia berbicara mengenai diriku.
Tetapi percakapan itu mulai terdengar jelas ditelinga ku, dan satu yang kusadari.
Dia bukan alvaro, melainkan BENI, sepupu al yang telah diusir oleh al. Aku takut bahkan sangat takut, aku takut ia akan membunuhku dan bayi diperut ku.
Aku harus kabur, tetapi bagaimana ya caranya. Saat aku sedang sibuk dengan pikiranku, beni yg menyerupai al memasuki kamar yang ku tempati dan membawa makanan.
Dia menyuruhku untuk makan dan beristirahat, karena aku takut dia akan mencelakai ku, maka aku berpura pura tak tau kalo sebenarnya dia adalah beni.
Aku memakan makanan yang ia bawa tanpa menaruh curiga sedikitpun.
Setelah aku selesai makan dia meninggalkan ku agar aku bisa istirahat. Tak lama setelah dia pergi, aku merasakan sakit yang amat teramat sangat diperut ku.
Aku merintih kesakitan, awalnya sakit itu masih bisa ditahan. Sampai akhirnya aku tak kuat dan menyebut nama al terus, aku meronta kesakitan dan aku tak sadarkan diri.
Aku terbangun dengan kondisi yang tidak baik, kepala ku pusing dan aku masih merasakan sakit disekitar perutku.
Sudah berapa lama aku tak sadarkan diri, dan sekarang matahari sudah bersinar dengan terang.
Tak lama terdengar bunyi hantaman pintu secara paksa dari arah luar, aku mencium wangi al disini.
Dia disini, apakah dia datang untuk menyelamatkan ku. Saat aku ingin keluar dari kamar ini, perut ku kembali sakit dan kali ini sakit yang luar biasa.
Aku tak bisa berteriak kencang dan hanya bisa merintih kecil sembari menahan sakit ini.
Saat aku sedang menahan rasa sakit, aku merasakan badanku semakin lemah dan aku merasakan kegelapan menguasai ku.
Tetapi saat aku sedang menahan rasa sadar ku, samar aku mendengar suara langkah kaki mendekat kearah ku, dan aku kehilangan kesadaran ku seutuhnya.
Alin pov end :*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saiya kembali huehehe,,, kaya biasa aja ya gengs, kalo suka vote..
Smpai bertemu di next part(Eyowww, helow gaesss, kali ini revisinya agak sedikit)
(01/03/24)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beauty Luna [END]
WerewolfHidupku baik baik saja, sampai akhirnya umurku menginjak 20 tahun. Semuanya tampak aneh bagi diriku, banyak teka teki didalam hidupku mulai tersusun. Aku sangat penasaran akan apa yang menanti diriku dikemudian hari, apakah berakhir biasa saja atau...