Angelo pov :*
Hari ini semua berjalan baik baik saja, hinga suara cempreng adikku dan suara anaknya yang baru berusia 2 tahun itu terdengar.Yaa adik ku sudah memiliki putri yang cantik sama persis seperti dirinya, bukan hanya cantik nya tetapi sifatnya juga mewarisi angela.
Cengeng, manja, centil dan suka berteriak tak jelas.
Cila yang mendengar teriakan adikku langsung saja menghampirinya dengan terburu buru.
Begitulah ia saat adikku berkunjung, ia akan selalu menghampiri adikku dan anaknya seperti tak akan ada hari esok.
"auntyyyyy, aku kangen sama dedek bayiii" cerocos bocah itu tiada henti saat ia berkunjung ke sini
"gak kangen uncle apa" tanya ku sambil melihatnya
"gakk, cuman kangen dedek bayi aja" ucap nya dan berlari menghampiri cila
"gak kagen aunty dong" ucap istri ku
"ya kangen dong, kan dedek bayi nya di dalem perut aunty" ucapnya lagi
"cil kangennn" ucap adikku yang juga berjalan kearah cila
"semuanya gak ada yang kangen koko apa" ucapku jengkel, karena diabaikan ibu dan anak itu
"aku " ucap mario dengan tampang watados nya
"astaga mario,,, huft sudah lah ckckc" ucap ku dan meninggalkan mereka lalu berjalan kearah ruang keluarga
"duduk dulu ya angela, aku ambilin snack sama minuman dulu" ucap cila saat sudah tiba ruang keluarga
"aku ikut aunty" ucap anak perempuan centil itu dan mengekor dibelakang cila
"apa kabar ko,, kangen gak sama aku" ucap angela dan memasang senyum konyolnya itu
"gak,, kamu aja gak kangen koko" ucapku cuek dan ingin mengabaikannya
"kok koko jadi kayak cila sih, ngambekann huhuhu" ejek angela padaku yang kubalas dengan lemparan bantal sofa yang mengenai wajahnya, dan dalam sekejap ia terdiam, akupun hanya tertawa sedangkan suaminya hanya tersenyum.
"ihhh,,, kokoooo" teriaknya yang membuat telingaku dan mario sakit.
Datang cila bersama anaknya yang terkejut akan suaranya. "mamiii,,, nanti dedeknya kagett" teriak balita itu nyaring disebelah telingaku. Gak anak gak ibunya, sama aja,,.
"jangan teriak teriak sayang, nanti suaranya habis" ucap mario pada istri dan anaknya
"iya pi" ucap anaknya dan berjalan duduk kesamping ku
"aku suka wangi uncle deh" ucapnya dan memeluk lenganku sambil tersenyum gemas dan jika sudah seperti ini, pasti ia ada mau nya
"mau apa,," tanyaku padanya
"mau boneka uncle,, boneka kelinci yang lagi heboh ituloh,, tapi aku mau yang limited edition. Papi sama mami gak kasih soalnya" ucapnya sambil memeluk ku lebih kencang
"mami sama papi gak pernah ya ra, ajarin kamu minta minta sama uncle begitu" tegur adik ku pada anak nya yang bernama rara , dan anaknya hanya memeluk ku dan menahan tangisan nya. Aku pun berbisik padanya,,
"jangan nangis, nanti uncle beliin buat kamu, tapi janji jangan nangis" ucapku sambil mengacak rambutnya
"makasih uncle" ucap nya dan tersenyum
"udah deh ko, jangan diturutin terus,, dia makin ngeyel dan ngelunjak kalo gitu" ucap adikku lagi
"gapapa,,, nanti bilang aja ya sama uncle kalo mau apa apa, tapi jangan gitu sama orang lain loh ya, kalo sama uncle gpp" ucapku dan ia mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beauty Luna [END]
WerewolfHidupku baik baik saja, sampai akhirnya umurku menginjak 20 tahun. Semuanya tampak aneh bagi diriku, banyak teka teki didalam hidupku mulai tersusun. Aku sangat penasaran akan apa yang menanti diriku dikemudian hari, apakah berakhir biasa saja atau...