Part 20 (AA) - Air Mata

1K 59 0
                                    



Angelo pov :*
Saat aku dan keluarga ku selesai membuka kado dari teman teman dan tamu undangan sewaktu aku dan adikku ultah, aku langsung pergi kekamarku untuk meletakan dan menyipan kado kadoku.

Banyak sekali teman yang memberikanku barang barang yang sangat mewah, tetapi aku malah tertarik kepada kado cila.
Walaupun hanya sebuah parfum, tetapi aku sangat menyukainya, wangi yang tidak menyengat dan cocok dengan kepribadianku.

Saat aku selesai menyusun dan merapikan aneka kado yang ku terima, aku pun pergi keluar hendak menemui ayahku untuk berlatih bertarung. Karena bagaimana pun aku adalah penerus alpha disini nantinya.

Saat aku pergi keluar untuk bertemu ayahku, tak sengaja aku melihat kearah kamar angela yang hanya ada cila didalamnya.

Saat aku berjalan kearahnya, ku lihat ia tidak mengetahui bahwa aku berada dibelakangnya.
Ia sibuk menikmati angin sepoi yang menerpa wajahnya, dank u dengar ia berbisik lirih

'jika saja kau mengetahui bahwa aku suka kau, kau mungkin akan menjauhi ku angelo... Aku yang merupakan seseorang yang menumpang disini pun sudah cukup menyusahkan keluarga ini, aku tak ingin terus terusan tak tau diri.. Tuhan tolong aku, jika dia bukan jodohku, hilangkanlah perasaan ku terhadapnya'

Aku terkejut sekaligus senang, sangat terkejut bahwa cila akan sebimbang ini dan senang ternyata cila menyukaiku.
Aku bahkan tak menyadari kalau tingkah lakunya selalu berniat untuk menutupi perasaannya padaku.
Benar Tuhan, jika kami berjodoh maka kuatkanlah perasaan ini, tetapi jika kami bukan jodoh, aku harap kau bisa menghapuskan perasaan kami.

Saat cila belum mengetahui keberadaanku, aku langsung pergi melanjutkan jalanku untuk bertemu dengan ayahku.

Terbayang wajah cila serta lirihan kecilnya tadi, sangat lucu dan imut sekali. Mungkinkah aku sudah jatuh teralu dalam pada pesona sederhana cila, aku sudah mabuk cinta dibuatnya.

Waktu aku sampai ke taman belakang, tak sengaja aku melihat papa dan mama yang sedang bermesraan.

Aku semakin ngenes saja dibuatnya, awalnya merka tak mengetahui keberadaanku sampai suara deheman ku membuat mereka kaget.

"pa, sepertinya aku gak latihan hari ini ya, aku ingin mencari udara segar diluar dan ingin pergi kerumah pohon" ucapku padanya

"baiklah ko, pergilah hati hati dijalan" ucap papa

"kau tidak mengajak adikmu dan cila?" Tanya mama

"gak mereka pasti sedang sibuk berdua, tak nyaman jika aku menggangu aktivitas mereka" ucapku sambil berlalu pergi.
Saat mama menyebut nama cila, lagi lagi aku terbayang akan dirinya lagi.

Aku pun memutuskan untuk pergi kerumah pohon untukk bersantai dan menenangkan diri.

Tak lama saat aku sedang melamun, terdengar suara yang cukup ribut. Aku sangat mengenali suara itu, ya ia adikku dan cila yang menyusulku disini. Mereka pun menyusulku naik dan,,

"koko pergi kerumah pohon gak ajak aku sama cila, koko gak sayang lagi ya sama aku" ucap adikku sambil merengek

"koko cuma gak mau ganggu aktivitas perempuan dek" ucapku sambil mengelus kepalanya

"ihh aku udah gede ko, malu sama cila" ucapnya

"loh, kamu kan adik koko gapapa dong kalo begini" ucapku

"ihh koko mah gak ngerti suasana" ucapnya lalu 'tadi cila abis nangis dikamar mandi katanya kangen keluarganya, makanya aku ajak dia kesini buat gak mikir keluarganya, tapi koko malah nunjukin yang begitu' bisiknya pelan tetapi pasti masih terdengar oleh cila

My Beauty Luna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang