Hari Jumat siang, aku ngurus m-banking dan rekening baru di bank di daerah Dago. Akhirnya! Selama ini aku memang tipe yang bayar segala-galanya pakai kartu debit dan ATM dan Indomaret...atau via Dalin.
Sekalian, aku bayarin reuni besok dan balikin uangnya Tian. Somehow, aku legaaaaaa banget. I figured out that the whole crazy contract-thing is a big mistake. Gak lupa, kukirimkan bukti transfer via chat, and go along with my busy day.
Beneran, busy day.
Setelah ngecek semua hasil kerja semua divisi selama tiga bulan terakhir, Stu berharap aku bisa bikin program buat tiga bulan mendatang. Tantangan. Karena ada bulan Ramadhan, Lebaran dan liburan anak-anak sekolah. Aku merencanakan meeting besar segera setelah pulang pelatihan manajemen keuangan di Jakarta. Aku juga pengen fokus utama Stanna ditambah di bidang servis, dan jadinya baca banyaaak banget teori tentang hospitality industri dan dengerin TED Talks setiap kali ada waktu luang.Sore hari, mendadak aku disuruh ke restoran sama Blanc. Dan ternyata, rekan-rekan kerjaku bikin surprise, buatin kue buat kenaikan jabatanku bulan depan!
"You'll be good at this. You deserve this, girl." Fitra menyelamatiku sambil tersenyum lebar.
"Gak enak hati gue. Kontrak barunya belum keluar, udah dikasih party..." jawabku, makan mille crepe buatan Blanc yang so pasti enak banget. Ini mungkin udah potongan ketigaku.
"Besok-besok, mungkin lo akan banyak sebel ama kita-kita soal budgeting. Sekarang, happy-happy dulu..." sambung manajer finance kami, Rissa.
Haha. Okelah. Sekarang-sekarang pun aku masih susah banget ngatur jadwal hidupky hanya buat bikin notes tiap divisi doang. Gimana kalau udah harus pake urusan finance? Aaaa...
But then again, I won't worry. Worrying makes you suffer twice.***
Menyetir pulang kantor, aku ngecek jadwalku di ponsel. Salah satu rutinitas baru, karena sekarang aku punya lebih banyak to-do-list dari sebelumnya.
Jam 14 besok ada rapat dengan Belinda dari HR Stanna pusat, terkait kontrak. Sejak buat draft, ia ngotot memaksaku menandatangani kontrak dua tahun. Sementara aku...
Well, I have something else in mind: my own business. Jadi aku tetap minta kontrak setahun. Dia masih ngeyel sampai kemarin, semoga kali ini kami punya deal yang lebih pas.Satu kebiasaan lain adalah...I got my phone all the time. Sedikit mengganggu, tapi semua orang telpon aku sekarang buat masalah apapun yang terjadi. Dari pipa AC bocor sampai milih chemical buat lantai marmer, request tv lokal buat syuting acara masak depan kolam renang, bahkan urusan pribadi salah satu pejabat yang gak boleh ketahuan istrinya...mesti aku yang urus, dong. Jeez.
Speaking of the devil. It rings now.
Aku masih kaget kalau teleponku bunyi, mana suaranya pun lumayan kencang. It's silly I know."Yo Jup..." aku menekan tombol speakerphone. It's Prama. Sore ini aku pulang jam 17 karena punya janji sama dia ketemuan di Istana Plaza. Sedikit agak jauh dan macet, tapi dia bersikeras ketemu aku di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Chick-LitLaras Sada bercita-cita hidup tenang, sendirian...selamanya, kalau bisa. Dia gak butuh pasangan dan cerita romantis lagi. Pekerjaannya yang sibuk sebagai Manajer Reservasi di Hotel Stanna membuat hidupnya yang soliter terasa seimbang. Dia punya dua...