Laras Sada bercita-cita hidup tenang, sendirian...selamanya, kalau bisa. Dia gak butuh pasangan dan cerita romantis lagi. Pekerjaannya yang sibuk sebagai Manajer Reservasi di Hotel Stanna membuat hidupnya yang soliter terasa seimbang. Dia punya dua...
Salah satu hal yang kusadari saat semua kesedihan dan kekecewaanku pada Radya hilang, bertahun-tahun lalu, adalah...relationship is hard.
Selain Radya, aku pernah pacaran dengan beberapa orang lain, tapi biasanya cuma sebentar dan gak serius. I was always still in love with him, even when I'm dating someone.
Lalu saat akhirnya aku betul-betul sendirian, aku baru ngerasain kalau ternyata hidup jauh lebih sederhana tanpa hubungan spesial dengan orang lain. Everything is all about me. Aku bisa nonton apa aja yang aku suka, pergi kemanapun aku mau, main bareng siapapun tanpa mesti ribet. I liked it.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku pun jadi semakin mahir menangkis ajakan orang-orang yang menjurus ke arah hubungan percintaan. Lebih gampang menolak tegas dan hidup normal daripada memulai sesuatu yang jelas-jelas beresiko bikin hati berantakan.
So this is something new. Aku mengamati Tian yang lagi beramah-tamah dengan teman-temanku di reuni. Banyak banget yang tanya dia siapanya aku, dan aku bingung mesti jawab apa. He answered it easily, "Gebetan." People think he's joking.
Kangen masa-masa muda di mana gampang banget punya pacar baru. Taksiran kita naksir balik? Pacaran deh. Baru dua bulan trus ilfeel? Putus deh.
Sekarang? Duh. Casual relationship. One-night-stand. Friends with benefits. Open marriage. Stashing. Bahkan status dating pun gak menjamin 'exclusive', alias masih bisa hang-out sama orang-orang lain. Commited, punya arti lain lagi. Huaaa! Complicated! Susah banget buatku yang kalau punya pasangan suka cemburuan.
"Rasssss...wawancara dikit dong, buat acara reuni kita di tahun ke-20 nanti..." Friska, salah satu temanku tiba-tiba muncul, membuatku berhenti mikirin soal relationship yang njelimet.
"Boleh, boleh. Kapan sih tuh?" "Enam tahun lagi."
Man. 6 years surely sounds like a long time, but actually, it'll pass super fast. Saat aku bangkit dari kursiku dan bersiap-siap, mendadak Radya berdiri mepet di sebelahku.
"Ngapain di sini?"
Radya di siang hari, terlihat jauh lebih santai daripada semalam. "Kan wawancaranya bareng." ia mengangkat mikrofon yang tersambung ke kamera di tangan Friska.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
