"...masih tidur."
"....yang bangunin aja."
Gue buka mata gue sedikit, kebangun dari tidur gue karena suara-suara dari luar kamar. Karena suaranya nggak berlanjut, gue berniat untuk tidur lagi sampe sesuatu mendarat ke ranjang gue dengan keras bikin gue langsung bangun dan mendapati James, tetangga sebelah lah yang lompat ke tempat tidur gue.
"Ngapain sihhhh?" usir gue dengan nyawa seadanya karena belum kekumpul. Gue kembali nyoba tidur lagi. Sambil merem, dengan tenaga yang ada gue nyoba untuk dorong James menjauh. Tapi James yang bertenaga serta berkulit badak jelas nggak terpengaruh.
"Cepetan bangun," katanya dengan heboh sambil narik gue.
"Nggak mau," tolak gue tanpa nanya tujuan James karena gue tau pasti nggak penting. Gue ngambil bantal untuk mukulin James.
"Cepetan bangun. Kalo nggak bangun nanti gue bilangin bunda ya kalo hari Kamis lo bolos jam matematika," ancamnya langsung. James tersenyum puas tanpa peduli gue jengkel.
"Cepetan mandi!"
"Nggak mau!"
Dia ngangkat bibirnya sebelah, senyum miring atau menyeringai gitu, kemudian ngambil ancang-ancang untuk pergi. Gue yakin dia mau ngadu ke bunda.
"Iya iya, gue mandi!" sahut gue jengkel. Gue ngambil baju gue karna gue biasa ganti baju di kamar mandi, terus turun ke bawah diikutin James.
Sambil nyumpahin James, gue mandi dengan di lama lamain. Gue sengaja sikat gigi sambil kacaan seolah gue model iklan pasta gigi dan cuci muka seolah gue model iklan sabun muka.
"Bunda, mau tau kejadian seru pas hari Kamis?" suara James sengaja di gede gedein dan kedengeran sampe kamar mandi.
"IYA INI UDAH SELESAI," teriak gue dengan jengkel sambil buka pintu.
"Navira, jangan teriak teriak," tegur bunda. Gue melotot ke James.
"Ada apa, James, hari Kamis?" tanya bunda.
"Nanti aja, bun, James ceritainnya. Takutnya kalo sekarang nggak lucu," jawab James dengan kalem. Gue melotot kemudian naik ke kamar gue lagi untuk ngerapihin penampilan gue.
"Mau kemana?" tanya gue pas gue sama James udah keluar dari rumah gue.
"Gue mau olahraga hari ini," jawabnya dengan santai. Gue jelas langsung mengumpat tanpa mikir dua kali. Dia kenal gue dari kecil dan dia jelas tau betapa bencinya gue sama olahraga.
"What the hell, Jamie. Kenapa nggak ajak Juno aja sih?"
"Gue maunya sama elo," jawabnya, bikin gue nggak tahan untuk nggak nyerang dia. Dengan sekuat tenaga, gue lompat ke dia dan jambak rambutnya. James, yang udah biasa gue giniin cuma nangkep gue dan teriak-teriak aja.
"Kenapa nggak di rumah lo aja?" tanya gue pas kami udah berhenti saling serang.
"Gue lagi mau olahraga di lapangan komplek aja. Lagian sehat kan jalan gini."
Karna gue jengkel sama James, gue mutusin untuk nggak ngomong lagi. Kami udah sampai di lapangan. James ngambil bola voli di lemari olahraga yang di sediain, sedangkan gue langsung duduk di pinggir lapangan. Tapi James dengan tanpa otak kayak biasa ngelempar bola voli ke arah gue, bikin gue yang baru duduk langsung lompat ngehindarin bola.
"APASIH? MAU BERANTEM?" tanya gue penuh emosi. Gue ngambil bola voli tadi terus langsung ngelempar ke James, yang bisa nangkep dengan baik.
"Minggu depan kita praktek voli," jawab James santai. "Lo latihan sekarang."
Oh, damn. Minggu depan emang materinya voli, tapi gue santai aja karena Pak Ridho pun udah nyerah buat ngajarin gue voli. Tiap bola voli melayang kearah gue, gue langsung lari. Pak Ridho yang keliatannya udah putus asa akhirnya nyuruh gue belajar dari temen-temen yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITEEN
Fanfiction11IPA 4 punya cerita serunya sendiri. Mulai dari F4 gadungan yang terdiri dari James, Juno, Bimo dan Zaki. Hengpon jadul yang diketuain sama Putra dengan anggota nyaris seluruh cewek dikelas. Rendi si ketua kelas paling sempurna. Adit yang selalu be...
