Siang siang gini, Pak Tyo mendadak mengadakan ujian lisan Fisika di ruang guru. Gue dan yang lain nggak habis pikir. Nggak dadakan aja nilai kami nggak enak diliat, apalagi dadakan plus ujian lisan?
"Tiga soal aja," kata Pak Tyo saat kami protes, setelah itu Pak Tyo memanggil Adit dan Zaki untuk ujian pertama, jadi absen awal dan absen akhir.
"Gimana gimana?" berondong kami saat Adit dan Zaki kembali ke kelas.
"Nggak abis pikir gue sama Adit. Bisa-bisanya ditanya Hukum Newton Dua malah jawab kemanusiaan yang adil dan beradab," ujar Zaki.
"Ya, gimana dong, namanya gue lupa," Adit ngeles. "Lo nggak ngaca, Zak. Lo juga disuruh nulis rumus momentum malah ngasih rumus volume kubus, anjir."
Sekarang jadi gue yang nggak habis pikir, bisa bisanya satu spesies ini saling menghina.
"Terus kok cepet banget?" tanya Alam. Dia udah siap siap mau ke ruang guru.
Mereka berdua nyengir. Gue tau nih, pasti diusir Pak Tyo. Tapi menurut gue sih nggak sepenuhnya salah mereka. Karena salah sendiri Adit sama Zaki digabung, jelas bikin sakit kepala lah.
"Alam, Tasya, langsung ke ruang guru aja," komando Rendi. Alam dan Tasya bergegas keluar kelas, gue noleh ke Sera, ternyata dia lagi nyatet rumus ditangannya.
"Gila lo, nanti ketauan Pak Tyo langsung remed loh," tegur gue.
Sera ngangkat bahu santai dan lanjut nulis rumus. "Gue sih udah pro soal beginian."
"Udah, santai aja. Kalo nggak bisa kan tinggal remed sama gue," hibur Zaki saat gue berkelana mencari orang untuk ngajarin gue.
"Males kalo remednya bareng lo," balas gue jutek. Zaki mengumpat kasar.
"Bentar, Ren, terus yang ini rumusnya gimana?" tanya Lisa. Rendi kembali menjelaskan, dia udah kayak guru les karena para cewek ngerubungin Rendi.
"Len, pinjem catetan lo dong," pinta gue. Helen cuma ngajarin Putra dan Ben karena para cewek pada ke Rendi dan cowok yang lain santai aja. Gue pengen minta ajarin Helen juga, tapi ada baiknya gue lengkapin catetan gue dulu.
"Nih, foto aja catetan gue," kata Helen. Gue langsung foto catetan Helen yang rapi dan ada point point pentingnya jadi mudah dipahami. Setelah itu duduk disembarang tempat untuk langsung belajar.
"Eh, ada yang baru baikan nih, langsung mepet aja," goda Adit, ini cowok comel banget mulutnya.
"Numpang duduk doang, anjir," gue membela diri. James sendiri ngangkat bahu santai disebelah gue, sementara yang lain ketawa renyah banget. Gue mengabaikan mereka dan lanjut belajar. Padahal giliran mereka bentar lagi, tapi cowok-cowok itu santai banget.
"Lisa, Sultan, ke ruang guru buru," kata Tasya. Buset dah, udah balik aja.
"Gimana, Sya?" tanya Deva.
"Ada Alam yang bantu gue, makasih banget ya, Lam," ucap Tasya.
"Anjir, nggak usah makasih makasih lo, Sya. Lo tuh berpotensi jadi saingan berbahaya buat gue," sewot Sera. "Alam, bantuin aku belajar dong."
Idih, jelas jelas tadi dia nyiapin contekan. Emang dasar ya, Sera tuh ular banget alias gue iri aja tapi nggak mau bilang sahabat.
"Jamie, lo tuh belajar dong, abis ini giliran elo loh," ucap gue, ngingetin James.
"Males. Lagian kan nanti lo juga remed, gegayaan banget belajar," balas James, bikin gue nggak tahan untuk nampol mukanya yang tengil itu.
"Sakit, anjir," keluhnya, tapi gue nggak peduli.
"Sya, lo ditanya rumus apa aja tadi?" tanya gue.
"Gue momen inersia sih tadi. Tapi gue sama Alam beda materinya," jawab Tasya. "Lo baca baca aja pengertian sama rumusnya. Pahamin konsepnya."
"Ceilah, ceweknya Juno pinter banget sih," goda Adit, ini cowok ampun banget deh. Juno dan yang lain kembali ketawa godain Tasya yang tampak emosi jiwa. Emang pada suka cari gara gara ya.
Gue menguap, materi yang gue pelajarin tuh boro boro masuk kuping kanan keluar kuping kiri, nggak ada masuk masuknya sama sekali anjir. Setelah menyerah, gue ngikutin jalan ninja Sera yaitu nyatet rumus ditangan, ketauan atau enggak ya pinter pinter orangnya lah.
"Eh, nyatet ya lo," James langsung mencibir tindakan gue.
"Ya biarin dong, sibuk aja," sewot gue.
"Nav, orang yang nggak belajar emang sampah, tapi orang yang bikin contekan tuh lebih rendah dari sampah," James berucap sok serius.
"Dih, sampahnya kan elo," balas gue cuek. James mengumpat kasar, sementara gue memilih untuk menaruh kepala gue diatas meja. Jam jam segini tuh jamnya orang ngantuk, enakan tidur cuy.
"Nav! Nav! Itu Deva udah keluar kelas!"
Gue langsung bangun dengan kaget saat James bangunin gue, bener aja, Deva udah nggak dikelas lagi.
"Kok nggak ada yang bangunin gue sih?" pekik gue.
"Udah dibangunin, anjir, lo kebo banget," jawab James. "Semangat, Nav! Gue yakin lo bisa!"
Dih, tumbenan banget si anjir nggak bikin gue emosi jiwa. Gue langsung lari ke ruang guru. Duh, semoga aja Pak Tyo nggak ngomel.
"Assalamualaikum. Maaf, Pak, saya telat," ucap gue ngos-ngosan dari depan pintu ruang guru, gue berniat ke meja Pak Tyo, tapi langkah gue terhenti saat gue menyadari keadaan di ruang guru.
Pak Tyo bingung, Rendi bingung, Citra bingung, guru guru yang ada di ruang guru juga bingung. Setelah melihat banyak kebingungan gue juga ikutan bingung. Anjir ini...
"Kamu ngapain, Navira? Semangat mau ujian lisan?" tanya Pak Tyo setelah berhasil menguasai diri dari kebingangan. Rendi dan Citra ikutan natap gue. Duh, gue malu banget.
"Eh, enggak, Pak, saya..." gue jadi kebingungan mau bilang apa, yakali bilang kalo gue abis dibego begoin James?
"Padahal tadi saya udah bilang sama Rendi kalo absen setelah mereka ujiannya hari Senin, tapi yaudah deh, mumpung kamu udah disini sekalian aja ujian hari ini."
Kepala gue berdenyut menahan emosi jiwa yang membara didalam diri gue. Kalo sapi ngelahirin, itu anak sapi. Kalo kambing ngelahirin, itu anak kambing. Tapi kalo ada anjing ngelahirin, itu James!!! ALVA JAMES BAJINGANNNN!!!!!
🍃🍃🍃
huhu, maaf ya rada garing di chap ini. jujur, akhir akhir ini kayaknya kekurangan inspirasi. bingung mau bikin apa, tapi udah ada beberapa ide baru sih. saran dan masukan dipersilakan~
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITEEN
Fanfiction11IPA 4 punya cerita serunya sendiri. Mulai dari F4 gadungan yang terdiri dari James, Juno, Bimo dan Zaki. Hengpon jadul yang diketuain sama Putra dengan anggota nyaris seluruh cewek dikelas. Rendi si ketua kelas paling sempurna. Adit yang selalu be...