Sebagai pembukaan, Citra Bangsa ngadain senam bersama. Selesai senam kami duduk di pinggir lapangan bareng IPA4. Gue sendiri duduk dengan nyaman sambil nyender ke Citra bareng sama cewek-cewek lain.
Untuk lomba pertama, ada lomba Formula One yang dibagi jadi empat babak. Tiga babak untuk semi final dan satu babak final. Kami ngeliatin anak-anak kelas X yang lomba dengan semangat.
"XI IPA4 yang ikut lomba Formula One ada Joyi, Adel, Gilang, Adit, Sultan sama Navira ya," kata Rendi. Gue, yang nggak ngerasa daftar lomba apapun jelas bingung.
"Hah? Kok gue sih, Ren? Gue nggak daftar," protes gue. Rendi ikut bingung.
"Eh, tapi nama lo ada disini," jawab Rendi bingung.
"Udah, Nav, ikut aja," sahut Sera sambil dorong-dorong gue. "Itung-itung bantu kelas."
"Yaudah deh, formula one doang ini kan?" gumam gue.
"Oke. Siap kan semuanya?" tanya Rendi.
"Siap, Ren," jawab yang lain. IPA4 bersorak riang, gue sampe jadi malu karna mereka terlalu semangat.
"Dit, jangan di jelek jelekin ya mukanya," seru Zaki, gue rasa siap menawarkan permusuhan abadi ke Adit.
"Bang Dirga, dapet salam," balas Adit, bikin Zaki langsung misuh.
"Navira, kalo lo kalah nanti harus jadian sama Adit!" teriak Ghea.
"Gue sih nggak nolak," sahut Adit. Gue lebih milih untuk nggak jawab apapun karna gue nggak mau menyakiti hati Adit.
Formula One ternyata lomba estafet karet gelang, mindahin air ke gelas pake sendok, dan estafet balok kayu pake kaki yang pastinya dilakuin perkelompok. Kelas kami berhasil menang dan masuk final.
"Keren banget temen-temen gue," puji Sera. Gue duduk disampingnya sambil melotot, siap mau protes.
"Eh, giliran kelas XII tuh," Sera mengalihkan pembicaraan.
Zaki, yang duduk dibelakang langsung pindah duduk ke depan, jangan tanya kenapa karna alesannya udah jelas karna Kak Nayra ikutan lomba ini. Zaki, berkedok sebagai sahabat baik Sena ikutan nyemangatin Kak Nayra biar nggak terlalu ketara.
"Eh, samping lo tuh," bisik Ghea. Gue noleh dan ngedapetin Kak Irfan, salah satu cowok idaman kami duduk disebelah gue. Karna kami sama-sama IPA4, jadi kelasnya duduk sampingan.
Gue nggak akrab sama Kak Irfan, karna dia bukan tipikal kakak kelas yang friendly kayak temen-temennya macam Kak Dirga dan yang lain. Kak Irfan walaupun ganteng dan hampir sempurna, gue rasa untuk sosialisasinya nilainya nol.
"XII IPA4 masuk final, congratulations!" seru MC dengan semangat. "Nah sekarang kita siap-siap untuk lomba joget balon. Untuk Formula One, finalnya bakal diadain abis istirahat nanti."
Panitia pada ngebersihin lapangan dan nyiapin lomba untuk joget balon. F4 gadungan udah nyiapin pompom dan poster dukungan untuk kami nyemangatin para peserta lomba dan pemain futsal IPA4 yang terdiri dari Juno, Sena, Rendi, Irsyad dan Putra.
"Untuk peserta lomba joget balon, silakan ke lapangan," kata MC.
"Nav, lo ikut lomba joget balon kan?" tanya Rendi.
Gue melotot kaget. "Hah? Sumpah enggak!"
"Udah, Nav, ikut aja. Itung-itung lo berjasa buat kelas lah," kata Sera. Gue melotot ke Sera, gue yakin dia terlibat atas nama gue yang ikut di lomba joget balon. Tapi Sera jelas cuma kaki tangan, biang keroknya udah pasti...
"Lo kan yang nulis nama gue di dua lomba?" semprot gue langsung ke James yang duduk dibelakang gue.
"Apasih? Gue nggak nulis nama lo di dua lomba," kilahnya. "Gue cuma nulis nama lo di semua lomba."
Tuh kan! Emang James sama bajingan tuh adalah pasangan kata.
"Udah, Nav, jalanin aja," sahut Bimo. "Jangan tanya apa yang kelas lakuin buat lo, tapi tanyalah apa yang lo lakuin untuk kelas."
"Tapi kan banyak yang nganggur," sela gue.
"Nah, itu. Disaat orang lain nganggur, tapi lo berjuang. Itu bijak," kata James sok bijak. Gue kehabisan kata-kata untuk ngebales, sedangkan Rendi nggak bisa nunggu lebih lama lagi karna lomba mau dimulai.
"Loh gue sama siapa?" tanya gue was-was.
"Karna cowoknya pada gamau ikut jadi lo sama gue," jawab Rendi. Seketika, gue ngerasa dunia memang adil. Rendi narik tangan gue dan gue nurut aja. Bawa gue, Ren, bawa gue sekalian ke KUA.
"Hah, kok gitu sih?" protes James. Lisa lagi ke kantin jadi belom ikutan protes.
"Udah deh, kan lo yang nulis namanya," Sera melotot ke James.
"Pegangnya yang erat ya, Nav," kata Rendi sebelum lombanya dimulai. Gue cuma ngangguk aja karna gugup.
"Nggak usah khawatir menang atau kalah, yang penting kita udah berusaha," Rendi senyum ke gue, bikin gue pengen pingsan aja.
Kami mulai joget balon dengan lagu juragan empang. Gue beneran nggak sanggup ngeliat Rendi joget, gue beneran pengen modar aja. Walaupun ga berpengaruh sama kegantengan Rendi, tetep aja ini bikin wibawa Rendi sedikit turun.
Gue cuma ngegerakin tangan gue keatas dan kesamping kayak orang lagi senam, jadi balonnya tetep aman. Sementara itu udah mulai banyak peserta yang berguguran karna keasikan joget.
"Lima kelas yang masuk ke final, X IPS 2, XI IPA 4, XI IPS 4, XII IPA 4, dan XII IPS 3," kata MC. Gue dan Rendi langsung highfive dan balik ke tempat duduk kami, yang langsung disambut dengan death glare para cewek beserta James dan Juno.
"Eh, eh, kita foto dulu yuk!"
Untuk saat ini, itulah cara paling aman untuk menghindari amukan kaum hawa IPA4.
"Posting di instagram ya!" Joyi adalah manusia paling semangat kalo urusan foto.
"Siap!"
🍃🍃🍃
Di saat inilah guys gue baru sadar kalo ternyata part part sebelumnya tuh pada panjang banget, pasti kalian juga pada males bacanya karna ngebosenin.
Selain itu, ini emang genrenya lebih ke friendship karna di kehidupan remaja tuh bukan yang melulu tentang cinta. After all, makasih banget untuk orang orang yang udah ngeluangin waktu untuk baca. Love u gengsss❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITEEN
Fanfiction11IPA 4 punya cerita serunya sendiri. Mulai dari F4 gadungan yang terdiri dari James, Juno, Bimo dan Zaki. Hengpon jadul yang diketuain sama Putra dengan anggota nyaris seluruh cewek dikelas. Rendi si ketua kelas paling sempurna. Adit yang selalu be...