Jangan tanya betapa malunya gue dateng ke sekolah pagi ini. Gue berusaha menutupi wajah gue tiap ada yang ngeliat, gue nggak bisa tebal muka kayak biasanya.
Bagian paling brengsek adalah Putra ternyata punya video pas gue tercebur kemaren, dia upload videonya pas gue udah di rumah biar gue nggak bisa jambak rambutnya. Sekarang kalian tau kan sekeras apa pertemanan IPA 4?
Gue sengaja ngambil jalan muter ke kelas biar nggak ketemu banyak orang, tapi sialnya Kak Dirga dan temen temennya lagi ngumpul di tangga darurat lantai 2.
"Eh eh, ada atlet renang," sapa Kak Gusti, salah satu kakak kelas yang sering main bareng cowok cowok kelas gue.
Gue mau pindah ke planet Jupiter aja pas temen temennya ikut ketawa, termasuk Kak Irfan yang ikut senyum.
"Jangan di gangguin anjir," bela kak Leo. "Sini Nav, sama kakak aja."
"Anjir si Leo," kak Dirga ketawa. "Buru geser, Nav, nanti digebet Leo."
Gue buru-buru lewat, malu banget anjir. Awas aja Putra, kalo ketemu bakal langsung gue jambak.
"Selamat datang Putri Duyung," sambut Zaki saat gue masuk kelas.
"Brengsek," maki gue, tapi Zaki cuma menjulurkan lidah.
Putra, tersangka yang gue cari cari lagi duduk bareng anggota Hengpon Jadul yang lain, gue langsung dateng buat ngelabrak cowok itu.
"Putra bangsat," maki gue langsung jambak rambutnya.
"Aduh, Nav, ampun ampun," pekik Putra, tapi gue nggak peduli. Harusnya kejadian kemaren cukup orang orang di waterpark yang tau, tapi sekarang satu sekolah bahkan anak sekolah sebelah pada tau.
"Bisa bisanya lo share di hengpon jadul tragedi kemaren," seru gue.
"Ya lo kan cuma minta untuk nggak ngasih tau James," Putra membela diri.
"Ya tapi satu sekolah pada tau semua anjir," maki gue.
"Nav, tahan, Nav," lerai Tasya. "Udah kita upacara dulu, nanti aja jambak Putra nya."
Gue masih melotot ke Putra walaupun udah di tarik paksa Lisa sama Tasya. Putra masih ngusap ngusap rambutnya.
Gue kembali mengumpat dalam hati pas baris upacara. Rasanya kayak gue di lempar tai banget tiap ada orang yang ngeliat gue, apalagi pas Kak Revo ngeliat gue.
Sampe sekarang James masih belum tau alesan gue bisa kecemplung, gue sengaja lebih milih dia ngata ngatain gue katro dibanding ngambek kayak dulu.
"Seru banget emang, Nav, berenang?" tanya Adam, anak IPS yang baris di samping gue.
"Diem nggak lo," gue melotot sebel.
Petugas PMR juga ikut godain gue pas lagi nyari anak yang sakit.
"Mau tolak angin nggak, Nav?" tanyanya.
"Nggak mau anjir," jawab gue sebel. Gue tau Seraphine dan para pengkhianat lainnya juga ikut ketawa diem diem.
"Lo iseng banget," tegur Gita ngebela gue, dia juga petugas PMR hari.
Gita senyum ke gue dan gue bales senyumnya. Yah, nggak heran sih kenapa Juno bisa bucin banget ke Gita. Selain cantik, baik, ramah, dan paling penting Gita adalah cewek waras. Gita nggak pernah ngelabrak gue karna temenan sama Juno.
"Anjir ya lo semua," desis gue.
"Kok gue kena juga sih, Nav," protes Seraphine, nggak sadar suara ketawa dia tadi kedengeran.
"Gue mah nggak ikutan, Nav," Deva membela diri.
Joyi ikut menggeleng. "Apalagi gue sih, Nav. Gue diem aja loh."
"Lo semua serumpun sama Putra kecuali Citi sahabat sejati gue," ucap gue. Citra yang baris di depan gue noleh sambil ketawa kecil.
"Citra juga ikut ketawa anjir," protes Tasya. Gue menoleh ke Citra yang lagi nyengir.
"Nggak papa yang penting Citra nggak separah lo semua," gue tetep membela Citra.
Ghea mendengus. "Pilih kasih anjir."
"Ini ada apa nih ribut ribut?" tanya Pak Anto menghampiri barisan siswi kelas 11.
"Kita lagi diskusi kecil pak tentang gimana cara memajukan negara Indonesia," jawab Dinda cepat.
Pak Anto memandang kami sangsi. "Masa?"
"Beneran, Pak," Sera meyakinkan Pak Anto. "Kan kita emang orang orang intelek."
"Idih," cibir Pak Anto. "Udah deh kalian nanti aja diskusinya, nanti kalo ribut saya yang dimarahin pak kepsek."
"Ya kan bapak yang dimarahin," sahut Jinny.
"Apa, Jin?" tanya Pak Anto.
Jinny menggeleng. "Saya nggak ngomong apa apa kok, Pak."
"Hmm, oke deh," kata Pak Anto, lalu ngeliat ke gue. "Navira kamu kemaren gimana kok bisa kecebur lagi di kolam renang?"
Satu hal yang gue lupa, Pak Anto adalah guru terupdate dan gaul. Bimbingan konseling sama dia berasa curhat sama anak elite jaksel yang diem diem jadi admin lambe turah. Lagi lagi, para manusia sampah di sekitar gue kembali ketawa diam diam.
"Nggak liat liat, Pak," dusta gue.
"Kok bisa?"
"Ya bisa lah, Pak. Itu buktinya Navira kecebur," sahut Adam.
Gue melotot ke Adam. "Diem kek lo, walikelas gue nggak ngajak ngomong lo tau nggak?"
Adam nyengir. "Kan bantu jawab, Nav."
"Nggak butuh," ketus gue.
"Udah udah jangan ribut," lerai Pak Anto. "Ikutin upacara yang bener jangan berisik ya."
Dih, lupa kali ya dia juga barusan ikut andil dalam obrolan.
Setelah upacara selesai gue, Deva dan Adel balik ke kelas, sedangkan yang lain ke kantin. Gue nggak mau cari sensasi dengan berada di keramaian.
"Bebeb gapapa?" tanya Adit menghampiri gue. "Aa khawatir loh."
Arsena ketawa puas. "Gue ngakak ngeliat videonya."
"Jangan gangguin cewek gue dong," Juno datang membela gue. "Coba sini gue periksa demam apa enggak."
Gue langsung menyingkirkan tangan Juno dari dahi gue. "Enggak anjir."
James geleng geleng. "Besok gue bikinin kolam renang di rumah."
Adel dan Deva cekikikan di belakang gue, terus berhenti pas gue noleh ke mereka.
"Apaan?" tanya mereka sambil masang wajah pura-pura polos.
"Sana deh lo semua," usir gue.
"Galak amat si kayak ayam," cibir Zaki.
"Kok ayam sih, Zak?" tanya Bimo.
"Ayam kan kalo lagi mengerami telur jadi galak," jawab Zaki, lalu mereka semua cekikikan lagi.
Putra datang ke meja gue sambil bawa teh sisri dan piscok, mukanya di setting jadi menyesal lalu dia duduk di depan gue.
"Nav, terima permintaan maaf gue ya," ucap Putra menyesal.
"Jangan, Nav, pasti nanti diulang lagi tuh," kompor Sultan.
Putra menoyor Sultan. "Diem kek lo."
Gue seolah menimbang keputusan untuk maafin Putra atau enggak. Sebenernya gue sebel banget sih dan gue tau Putra bakal tetep iseng sampe kapanpun, cuma yaudah lah ya biarin aja.
"Boleh deh, tapi..."
"Tapi apa?" tanya Putra.
Gue menyeringai. "Nanti gue kasih syaratnya."
🍃🍃🍃
huffttt masih agak bingung mau dikelarin sampe chap berapa. overall thanks bgt ya untuk yg tetep setia baca ff ngaret ini dari tahun kemaren sampe sekarang. ga kelar kelar mana ngaret banget updatenya xixixi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITEEN
Fanfiction11IPA 4 punya cerita serunya sendiri. Mulai dari F4 gadungan yang terdiri dari James, Juno, Bimo dan Zaki. Hengpon jadul yang diketuain sama Putra dengan anggota nyaris seluruh cewek dikelas. Rendi si ketua kelas paling sempurna. Adit yang selalu be...