26. Hujan

397 58 16
                                    

Setelah tadi selesain urusan sama Revo, gue masih belum ngomong sama James. Bahkan setelah bel pulang sekolah bunyi lima belas menit yang lalu. Ego gue seolah berkata kalo gue nggak salah apapun dan nggak perlu minta maaf.

"Terserah lo aja deh, mau baikan kek, berantem kek, apa mau dadakan ngadain perang dunia ninja ke lima juga terserah! Gue mau pulang," tukas Sera.

Sera dari tadi nyuruh gue untuk ngomong sama James, tapi gue menolak karena gengsi. Sekarang Sera yang udah jengah sama gue langsung keluar kelas bareng Alam.

"Nav, ayo pulang," ajak Juno, dia menghampiri tempat duduk baru gue.

"Duluan aja, Jun, gue mau kerja kelompok," tolak gue.

"Yaudah, gue tungguin," Juno masih keukeuh.

"Lama,. Nanti lo bete."

"Nggak papa, kan kerja kelompoknya juga sama anak sekelas bukan sama kepala sekolah beserta stafnya. Nanti gue bisa ikutan ngobrol sekalian."

Yang bener aja, udah kelompok gue isinya Ruben sama Rio, mau ditambah Juno pula.

"Ya nggak kelar kelar dong? Udah deh lo pulang duluan aja."

"Nggak mau. Nanti lo pulang sama siapa?"

"Bangsat. Dari pada debat ngajakin Navira pulang kenapa nggak nganterin gue pulang aja sih?" sela Jinny yang duduk dibelakang gue.

"Gue kira kita lagi nonton drakor," timpal Salwa.

"Iri bilang sahabat," balas gue, lalu kembali ke Juno. "Serius deh, lo pulang duluan aja. Nanti gue pulangnya bareng Ruben atau naik ojol. Gampang deh."

Juno memandang gue ragu.

"Kalo hujan gimana?"

"Naik Uber kan bisa," jawab gue.

Juno berpikir sebentar sebelum akhirnya ngalah.

"Yaudah deh, nanti kalo ada apa apa telpon gue ya?"

"Beres. Udah sana," usir gue. Setelah Juno keluar kelas, gue langsung duduk lagi.

Kelas udah hampir kosong, tinggal gue, Tasya, Dinda, Ruben dan Rio.

"Gue udah nyari materinya dan udah ngetik sedikit, tinggal lanjutin aja nih," Tasya menyodorkan laptopnya ke gue. Gue langsung mengambil alih karena tau diri.

"Gue nanti yang jadi moderator," kata Dinda.

"Semangat, Nav. Nanti gue yang ngeprint," timpal Rio. Gue noleh ke Ruben.

"Terus lo ngapain?"

"Nanti gue bagian hiburan. Kalo presentasinya ngebosenin gue nyanyi. Atau kalo Rio mager jalan ke tempat ngeprint biar gue yang gendong."

Cowok di kelas gue memang kadar kewarasannya maksimal 43% kecuali Rendi sama Alam.

Gue langsung lanjut ngerjain tugas kelompok. Ruben sama Rio terus terusan bikin jokes, jadinya kerja gue lama akibat kebanyakan ketawa. Gimana kalo Juno beneran ikutan coba? Beneran nggak selesai ini tugas.

"Nah, udah nih," gue menyerahkan laptop ke Tasya.

"Bentar gue copy dulu ke flashdisk," kata Tasya. Setelah mengcopy file, Tasya langsung nyerahin flashdisk tadi ke Rio.

"Lo pulang sama siapa?" tanya gue ke Dinda dan Tasya.

"Cowok gue nggak bisa jemput, jadi kayaknya sama Ruben deh," jawab Tasya. Ruben menoleh nggak setuju.

"Kok jadi gue yang dibawa bawa?"

"Udah deh, anterin aja," Tasya melotot garang ke Ruben.

"Gue sama Rio," jawab Dinda.

REALITEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang