Rendi tersenyum cerah ke gue dibalik kamera yang dia pegang. Sementara gue balas tersenyum dan ngeshoot dia di video yang lagi gue ambil.
Gue sama Rendi lagi ngerjain tugas kelompok dari Pak Mondi, yaitu eksplor daerah setempat yang bisa jadi daya tarik untuk wisata. Kelompok ditentuin sesuai urutan absen, dan cuma dua orang perkelompok.
Jangan tanya betapa kebakaran jenggotnya Lisa. Dia bolak balik ngelobby gue dan Pak Mondi untuk tukeran kelompok karna Lisa sekelompok sama James. Jelas gue menolak.
Rendi masih fokus foto-foto sekitar, sedangkan gue berdiri di tepi pantai, ngebiarin angin ngehantam wajah gue. Rasanya sejuk banget. Gue ngebayangin kelompok gue dan Rendi bakal dapet nilai sempurna untuk tugas ini. Yah, selama nggak ada kelompok lain dengan ide sama.
"Mau main air?" tanya Rendi sambil menghampiri gue.
"Dikit aja nggak papa kali ya," jawab gue sambil senyum lebar.
Gue ngelepas sepatu gue dan mulai jalan ke permukaan pantai. Nggak lupa sambil ngerekam ombak dan sekitar. Dan pastinya objek indah yang lain, Rendi.
Nggak heran banyak yang naksir Rendi, dia emang ganteng banget. Bahkan kamera gue pun tau Rendi seganteng itu. Mulus banget, fullset, noken pula.
"Mau makan dulu nggak?" tanya Rendi, setelah cukup lama kami dokumentasi.
"Boleh deh," jawab gue. Gue dan Rendi jalan untuk nyari tempat makan di sekitar pantai.
"Kayaknya punya kita bakal masuk ke yang paling bagus deh, Ren," ucap gue dengan bangga.
"I think so, asal nggak ada yang sama tempatnya sama kita," sahut Rendi.
"Yang itu aja kali ya, Ren?" tanya gue sambil menunjuk restoran bernuansa aesthetic. Rendi mengangguk setuju, jadi kami langsung masuk.
"Oh, fuck," maki gue tanpa sadar saat ngeliat Tasya yang minum es kelapa muda. Di depannya ada Zaki yang lagi unboxing kepitingnya. Rendi menoleh kaget ke gue yang tiba-tiba mengumpat kasar.
"Itu Zaki," bisik gue.
"Hah?" sahut Rendi kaget.
"Eh, Nav!" panggil Tasya, bikin gue tambah pengen mengumpat. Tadinya gue berniat untuk cabut tanpa ketauan mereka.
"Hai kembaran!" sapa Zaki, tentunya ke Rendi, karna dia cuma menatap nggak suka kearah gue.
Mau nggak mau gue dan Rendi menghampiri meja mereka. Gue duduk di sebelah Tasya, sedangkan Rendi di samping Zaki.
"Bisa bisanya kalian juga mikir mau ke pantai?" tanya gue nggak percaya.
"Idenya Zaki," jawab Tasya.
"Mana gue tau lo mau ke sini juga," Zaki langsung membela diri.
Gue mendengus.
"Asal kalian tau aja, Juno sama Sena ada di lantai atas," ucap Zaki, bikin gue tambah mengumpat.
Apa penghuni Alva Residence pada satu pemikiran semua? Tinggal James aja nih yang belum disini.
Sebelum gue lanjut ngomel, pintu restoran kebuka. Menampilkan James, Lisa, Salwa dan Sera yang sambil ngobrol jalan masuk ke dalam resto.
"Jamie!" panggil Zaki sambil melambaikan capit kepitingnya.
Mereka berempat jalan menghampiri kami.
"Rendi! Kok bisa bisanya sih kita ketemu? Jodoh apa ya?!" seru Lisa dengan senang.
"Gue juga ketemu kutu satu ini lagi," James menunjuk gue dengan bibirnya. "Kenapa sih kalo sehari jauh sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITEEN
Fanfiction11IPA 4 punya cerita serunya sendiri. Mulai dari F4 gadungan yang terdiri dari James, Juno, Bimo dan Zaki. Hengpon jadul yang diketuain sama Putra dengan anggota nyaris seluruh cewek dikelas. Rendi si ketua kelas paling sempurna. Adit yang selalu be...