Aku hanyalah seorang gadis desa, yang bermimpi untuk bertemu dengan Ibuku. Ibuku seorang artis terkenal di kota. Empat belas tahun sudah, aku dan dia tak berjumpa. Jarak selalu memisahkan kita berdua. Rindu ini semakin menjadi, ketika aku membutuhka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu bisa membuat karier yang aku bangun hancur seketika.
Perasaan khawatir dan cemas itu lah yang sedang ia rasakan saat ini. Bagaimana tidak? Anak kampung yang sudah lama ia lupakan, datang kemari untuk mencari dirinya. Apa kata orang nanti? Ketika melihat anak dari artis terkenal seperti dirinya, mempunyai anak gadis yang kampung juga seperti gembel. Ini bukan keinginannya. Dari dahulu ia sudah melupakan semua kehidupan buruk dan kesengsaraan yang ada di kampung. Ia mengejar cita-cita untuk menjadi seorang artis dengan merantau ke Jakarta. Tentu saja perjuangan yang ia lakukan bukan sekedar omong kosong belaka. Ia harus mengorbankan waktu juga segala yang ia punya, untuk sampai ke titik bahagia seperti sekarang.
Seakan karier yang ia bangun akan tandas, ia memijat kepalanya yang terasa pening. Bagaimana jika ada orang yang melihat kejadian tadi? Apa yang harus ia katakan pada media juga keluarga? Tak mungkin ia mengatakan bahwa Anita adalah anaknya dahulu. Namanya anak, pasti tak ada bekasnya walau sampai kapanpun, tapi sekarang ia sudah bahagia. Ia tak butuh kehadiran gadis belia itu.
Pintu mobil yang terbuka, membuat ia membuka manik matanya. Ia menatap pada sang manager yang memasuki mobilnya. "Kenapa kau bisa ceroboh seperti ini? Itu bisa mematikan sumber penghasilan mu." Manager bertanya pada Zola yang memejamkan mata kembali.
"Aku juga tidak tahu. Dia kemari, dan aku tak tahu apa tujuan yang sebenarnya. Ini bisa membuatku hancur Ras!" seru Zola sembari menatap Raras Managernya.
Tentu saja jika kabar ini tersebar oleh media, maka karier yang sudah ia rintis beberapa tahun lamanya hancur seketika. Ia tidak bisa tinggal diam dan menerima semuanya.
"Dia kemari tentu untuk mencari dirimu. Kenapa kau tak matikan saja dia?" tanya Raras membuat Zola membuka matanya.
Pandangan Zola sulit untuk di artikan. Di matikan? Artinya membuat Anita tak ada? Ia tidak bisa melakukan itu semua. Walau Anita sangat mengancam kariernya, tapi sebagai seorang ibu ia tak bisa melakukannya.
"Aku tidak bisa." Zola terlihat sangat pusing dengan situasi seperti ini. "Bagaimana pun, ia tetap anakku. Aku tak bisa Ras. Ini ide yang gila."
"Kalau begitu, terima saja jika ia menghancurkan karier mu nanti." Raras memandang lurus pada Zola yang membulatkan matanya.
"Seharusnya kau sebagai manager membantu diriku. Bukan malah seperti ini. Apa kau sudah tak mau bekerja dengan ku?" tanya Zola membuat Raras menggeleng.
"Justru karena aku ingin terus bekerja dengan mu, maka kau harus tetap mempertahankan pekerjaan ini. Jangan sampai anak mu itu, membuat hancur semuanya." Raras memang mengatakan yang sebenarnya.