|BAB 28| Obrolan

818 89 15
                                    

Ketika semua tak sesuai dengan harapan, apa yang harus kita lakukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketika semua tak sesuai dengan harapan, apa yang harus kita lakukan?

Zola nampak tergesa masuk kedalam kamarnya. Ia bahkan menaiki tangga secara tak sabaran. Tangisnya seakan tak bisa terhenti, ketika ia menemukan sebuah fakta yang mengejutkan. Apa yang harus ia lakukan? Memikirkan hal yang tak terduga olehnya. Kenapa harus Anita yang di cintai oleh Andalas.

Zola menutup pintu dengan suara yang cukup keras. Ia mengunci pintu, dah terduduk lemah di bawah. "Kenapa harus Anita? Ibu macam apa aku ini? Membiarkan kedua darah daging-ku, harus saling mencintai seperti itu."

Air mata menjadi bukti bahwa seorang ibu telah terluka batin dan hatinya. Kenyataan yang membuat ia terluka dan sakit seperti ini. Keadaan dan kehidupan masa lalu yang membuat dirinya di ambang batas seperti ini. Kehancuran seolah menyapa dirinya yang sedang gundah gulana. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Semuanya sudah terjadi secara nyata.

"Aku harus memisahkan mereka berdua. Aku harus membawa Anita pulang, sebelum Mas Budi yang membunuh Anita." Zola menghapus air matanya, menuju kearah lemari yang selalu ia kunci keberadaannya.

Zola mencoba untuk membuka kunci itu. Ketika kunci sudah terbuka, ia mencoba untuk meraih kota besi yang selalu ia jaga dan sembunyikan dari suaminya yang sekarang. Perlahan-lahan ia membuka kotak tua. Kotak tua itu masih sama, menyimpan bukti surat nikah juga ponsel jadulnya. Ia segera menghidupkan ponsel yang sudah lama tak ia gunakan. Ia mencari nomor telepon. Sebelum itu ia menyiapkan mental untuk menelepon suami lamanya.

"Asalamualaikum."

"Walaikumsallam. Kemana saja kamu? Baru mengabari mas sekarang? Anak kita sudah di Jakarta. Apa kamu tidak merindukan kami semuanya?"

Suara menuntut penjelasan lah yang ia dengar dari sebrang sana. Ia paham, bahwa kepergian dirinya secara tak kasap mata. Ia memilih meninggalkan kehidupan yang ada di kampung, untuk membahagiakan dirinya sendiri. Anggap saja dia egois, tapi bukan masalah ini yang ingin ia bahas dengan pria yang sampai sekarang masih suami sahnya itu.

"Kabarku tak penting. Yang jelas, ada hal yang harus kau ketahui. Aku sudah menikah lagi, dan sekarang anakmu itu, sedang menjalin kisah dengan saudaranya sendiri."

"Apa! Kuwe ngopo rak kabari aku? Aku Iki esek bojomu. Lah, piye kok iso koyo ngono? Piye nasib Anita?"

Zola harus menahan sesak berkali-kali lipat mendengar pertanyaan itu. Jujur ia merasa bersalah, meninggalkan keluarganya dahulu.

"Aku hanya ingin kau membawa Anita pulang, sebelum suamiku membunuhnya. Aku tak mau Anita mati, walau aku sangat membencinya."

Setinggi Mimpi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang