|BAB 10| Lelah

1K 103 32
                                    

Bila lelah datang, coba lihat keatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bila lelah datang, coba lihat keatas.
Masih ada langit dan benda lainnya yang akan menghibur wajah kusut di bumi.

Jam kerja sudah berakhir. Dengan gontai dan tetap santai, ia berjalan menyusuri jalanan kota yang terlihat ramai. Tak perduli semenakutkan apa jalanan ketika malam hari tiba, ia tetap melangkahkan kakinya. Jarak kontrakan dengan cafe tak terlalu jauh. Hanya memakan waktu beberapa menit untuk sampai di tempatnya.

Langkah kaki itu terlihat tak bergairah. Wajah kusut penuh lelah, menghiasi wajah cantiknya. Lelah itu yang membuat ia tak berdaya. Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Ternyata tinggal di kota besar seperti ini, membuat ia harus tetap pada pendirian dan pantang untuk menyerah. Jika ia menyerah pada keadaan, bagaimana nasib dirinya beberapa hari ke depan? Hanya kesengsaraan yang akan ia dapat, jika tak bekerja dengan giat. Walau lelah, letih, tak berujung, ia tak akan tergoyahkan. Tujuannya belum tercapai.

Anita mengarahkan pandangannya kearah langit malam. Gelap, namun ditemani oleh sang bulan. Bulan purnama menyambut mata indahnya. Membuat ia terdiam, dan menghentikan langkah kakinya. Ia terus menatap ke atas, sembari menahan air matanya.

"Pak, Anita lelah, tapi tujuan Anita belum tercapai." Anita mencoba untuk menahan air mata yang akan segera menetes. Senyuman pun kemudian mengembang dari sudut bibirnya. "Anita gak boleh nangis, kan? Anita gak bakal nangis, Pak. Anita, kan, kuat."

Anita mengalihkan perhatian pada jalanan yang terlihat sepi, mungkin hanya dirinya yang sedang pulang dimalam hari seperti ini. "Rasa lelah ini, akan menjadi sebuah kenangan yang berujung pada kebahagiaan." Anita kemudian melanjutkan langkahnya.

Ditemani sang bulan, juga gelapnya malam, gadis itu mencoba untuk mengumpulkan tenaga menuju rumah yang tinggal beberapa meter lagi dari dirinya berada. Tak ada yang tahu, seberat apa beban yang harus ia tanggung? Jika kalian berada di posisi seperti ini, apa kalian akan tetap tegar? Tak semua orang bisa melakukan ini semua. Hanya orang tentu, dan yang bisa bertahan pada keadaan.

Kontrakan mini pun telah menyambut matanya, ia pun tersenyum. Langkahnya membawa ia untuk membuka pintu nomor tiga, tempat ia berada. Ia pun masuk, dan menutup pintu kembali. Badannya yang lelah, membuat ia harus bergegas menuju kamar. Ia menghempaskan tubuhnya pada kasur yang sedikit empuk. Memejamkan mata sejenak, berusaha untuk mengembalikan tenaganya.

Anita pun membuka matanya. Ia terbangun dan segera mengambil buku-buku bacaan. "Astaghfirullah. Kenapa bisa lupa gak baca buku gini, sih. Harus baca."

Anita meraih buku ensiklopedi yang berisi banyak sekali ilmu tentang kedokteran. Ensiklopedia merupakan sebuah buku yang menghimpun atau menguraikan tentang ilmu pengetahuan, sejarah, maupun kehidupan adab lain. Buku itu merupakan buku yang sering ia baca. Buku adalah jendela dunia, bagi dirinya. Jika kita tak pernah membaca, apa yang terjadi pada ilmu pengetahuan kita tak akan tahu bukan? Banyak yang harus dipelajari, dan banyak yang harus kita terapkan.

Setinggi Mimpi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang