|BAB 26| Petaka Tak Kasap Mata

849 85 30
                                    

Setiap orang jahat ada sisi baiknyaKadang yang terlihat jahat didepan, bukan fakta yang sebenarnyaOrang baik bisa bersembunyi menjadi orang yang jahat begitu pun sebaliknyaKenali, maka kau akan menemukan sifat masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setiap orang jahat ada sisi baiknya
Kadang yang terlihat jahat didepan, bukan fakta yang sebenarnya
Orang baik bisa bersembunyi menjadi orang yang jahat begitu pun sebaliknya
Kenali, maka kau akan menemukan sifat masing-masing.

Warna langit yang begitu orange, menjadi pertanda bahwa sore ingin bermetamorfosis menjadi malam hari. Angin yang sepoi-sepoi, juga warna langit yang berubah menjadi gelap menjadi pertanda bahwa hari akan hujan. Suara angin berhembus kencang. Menerpa seorang gadis yang tengah berlari sendirian. Tangisnya pecah, ketika ia merasakan dilecehkan. Walau tanpa sadar, tapi pria itu sudah menyakiti hatinya. Kenapa ketika ia sudah menaruh hati, yang ia dapat justru mawar yang berduri. Menusuk sela jari, perlahan namun pasti.

Anita terus berlari di jalan yang sepi oleh kendaraan. Ia terus berlari di trotoar jalan. Tangis terus menghiasi wajah lelahnya. Kenapa harus dia yang mendapatkan beribu luka? Bukan hanya dari kenangan masa lalu, tapi masa depan seakan tak mengizinkan dirinya untuk menjadi bahagia. Ia benci situasi seperti ini. Anita terduduk lemas, ketika rintik hujan sudah membasahi tubuhnya yang lemah.

Hujan yang datang bersamaan, seolah tahu, bahwa ia sedang terluka. Langit bahkan sudah menjadi malam, tertutup oleh kentalnya awan hitam.

"Kenapa Anita harus seperti ini? Apa Anita tak boleh bahagia walau hanya sesaat saja? Anita ingin hidup aman, meraih semua cita-cita." Anita memeluk dirinya sendiri, di tengah guyuran hujan deras. "Kalau Anita boleh memilih, Anita tak ingin menjadi anak seorang artis. Jika Anita boleh memilih lagi, Anita tak mau mencintai Andalas. Kenapa rasa selalu hilang dengan ego manusia? Anita tak ingin Andalas hanya sesaat, lalu pergi seperti ibu. Anita gak mau."

Air mata bahkan sudah tersamarkan oleh derasnya air yang menerjang tubuhnya. Di bawah rintikan hujan, ia merasa telah hilang. Semua cita-cita seakan lenyap tergantikan oleh sikap pesimis yang ia punya. Anita bangun dan segera melangkah, tak peduli dengan apa yang ada di depannya. Bahkan ketika petaka sudah di depan mata, Anita tak menyadari itu semua.

Dua preman yang tengah mengincar Anita dari tadi berdiri tak jauh dari hadapannya. Mereka berdua sama-sama basah. Mata pria itu menatap tubuh Anita penuh keinginan. Bagaimana tidak? Baju wanita itu tembus pandang, ketika air hujan terus menerjang. Ketika Anita melewati mereka berdua, salah satu dari preman itu menahan tangannya yang di perban begitu kuat.

"Aw," ringis Anita kemudian melihat kearah dua preman yang menatapnya. "Kalian mau apa?" Anita bertanya dengan suara yang hampir tak terdengar.

Salah satu pria itu mencolek pipi Anita gemas. Bahkan cengkraman itu bertambah dua kali lipat, ketika preman yang satunya juga ikut menyeret tubuhnya.

"Kalian mau apa?" tanya Anita dengan suara paniknya.

"Kita senang-senang aja dulu, sebelum kamu mati di tangan kita." Preman itu nampak mengendusnya.

Setinggi Mimpi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang