|BAB 22| Jangan Terlalu Perduli

830 89 26
                                    

Yang menyakiti di perjuangkan dan mendapatkan kasih sayangYang menyayangi malah diabaikan, dihempas sejauh mungkin agar rasa yang ada tak menetap dalam hati Manusia memang seperti itu, tempatnya salah dan khilaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yang menyakiti di perjuangkan dan mendapatkan kasih sayang
Yang menyayangi malah diabaikan, dihempas sejauh mungkin agar rasa yang ada tak menetap dalam hati
Manusia memang seperti itu, tempatnya salah dan khilaf.

Apa yang kita lakukan belum tentu menimbulkan kebenaran. Apa yang kita rasakan, belum tentu orang lain juga merasakan. Terkadang perhatian kita hanya di anggap sebagai angin lalu saja. Dihempas begitu jauh, sampai tak tahu arah. Orang yang kita sayangi Terkadang tak menyadari keberadaan kita. Tentu itu sudah konsekuensi dari mencintai. Mencintai dan dicintai adalah pilihan bagi kita. Keduanya sangat menyakitkan, apa bila kita tak hati-hati.

Ditemani oleh rembulan malam, keadaan telah sunyi tak berarti. Keadaan jalanan hanya beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang. Dua pasang insan tengah menikmati keindahan malam, dibawa pohon mangga yang rindang. Mereka sama-sama merasakan terpaan hawa dingin, menembus kulit menimbulkan kedinginan yang sementara. Salah satu dari mereka mengalami luka, tapi itu tak berarti apa-apa, jika tak ada seseorang yang mendampinginya hingga saat ini.

"Masih sakit?" tanya Andalas menoleh pada Anita yang menyanggah tangannya.

Anita yang sibuk mengamati rembulan, menjawab tanpa menoleh. "Hanya sedikit. Makasih, udah bantu aku."

Perasaan Andalas menghangat seketika. Apa ini rasanya dianggap oleh orang yang spesial bagi dirinya? Rasanya hangat dan senang tak terkira.

"Sama-sama. Sudah tugas gue jaga lo. Gue gak masalah, walau gue harus kedinginan demi kehangatan lo," balas Andalas dengan bahas yang ngelantur.

Anita hanya diam. Baginya pemandangan rembulan begitu indah, dari pada perkataan Andalas yang baginya hanya angin lalu saja.

Pikiran Andalas terbang melayang. Memikirkan kondisi yang baru saja terjadi. Siapa orang itu? Kenapa ia tak bisa melihat jelas. Apa Anita berbuat salah? Sehingga ada orang yang menginginkan kematian dari gadis itu. Sampai kapanpun, ia tak akan rela jika Anita mati di tangan yang salah. Ia ingin Anita hidup, sama ia siap untuk melamar gadis yang sudah ada di hatinya.

"Apa lo punya masalah? Sampai ada penembak misterius yang intai lo," tanya Andalas menatap Anita begitu serius, dari arah samping.

Anita yang mendengar itu menoleh secara spontan. Pikiran Andalas sama seperti dirinya. Ia juga memikirkan hal ini. Kenapa ada orang yang begitu menginginkan kematiannya? Bahkan ia tak punya satu salah.

"Aku juga gak tahu. Kejadiannya begitu cepat. Aku rasa, dia incar aku ketika tidur di mobil sama kamu. Apa kamu punya pacar?" tanya Anita membuat Andalas merubah raut wajahnya.

Setinggi Mimpi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang