˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 40 (REVISI)

12.2K 528 30
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

"Gila sih film nya keren banget!" seru Nina yang masih saja terbawa perasaan saat menonton.

Film itu sudah membuatnya baper, nangis, tertawa, dan kesal bersamaan.

"Iya, lain kali gue pengen nonton lagi ah," ucap Aeri.

Tidak lama mobil Aeri berhenti di pekarangan rumah Nina.

"Makasih ya Ri!" ucap Nina. Ia melambaikan tangannya.

"Sama-sama." Setelahnya Aeri melajukan mobilnya.

Nina masih sibuk tertawa tanpa tahu akan ada masalah yang menimpa saat ia membuka pintu.

"Puas senang-senang nya?" tanya Oma Tia dengan wajah ketus.

Nina langsung mematung di tempat. Melihat ekspresi Oma Tia yang sepertinya marah besar.

"Kamu bilang pengen berubah. Saya kasih kamu kesempatan tapi kamu sia-siakan!"

Nina bungkam memikirkan jawaban agar Oma tidak marah padanya. "Bukan gitu oma—"

"Sudahlah. Kamu sudah mengecewakan. Kamu bilang pengen berubah tapi nyatanya baru hari pertama saja kamu sudah berulah!"

"Maaf Oma," cicit Nina yang mendadak nyalinya ciut.

"Maaf kamu tidak akan mengembalikan kepercayaan saya!" Setelah berkata seperti itu Oma Tia mengambil tas nya dan meninggalkan rumah.

Nina menutup wajahnya dengan tangan. Menutupi wajahnya yang sedang menangis.

Disisi lain Kenzo sedang memarkirkan mobilnya ke garasi. Ia baru saja pulang dari rumah sakit.

Tadi ia bertemu Oma dengan wajah yang begitu kusut. Disapa malah bilang 'Urus istri nakal mu itu!'

Mendadak perasaannya tidak enak. Ia melangkah lebar dan mendapati Nina yang menutup wajahnya. Bahunya bergetar dan Kenzo yakin Nina sedang menangis.

Segera ia mendekap tubuh Nina. Mengusap kepalanya supaya Nina merasa tenang.

Ketika Kenzo memeluknya Nina langsung memeluk balik mencari kenyamanan.

Kenzo membiarkan Nina tenang baru bicara. Kini kemejanya sudah basah karena air mata Nina.

"Kamu kenapa nangis hm?" Tanya Kenzo khawatir. Isakan Nina mulai mereda.

"Gue emang ga pantes sama lo Ken," lirih Nina.

Kenzo melepaskan pelukannya. Ia kini memegangi kedua bahu Nina yang masih bergetar. "Siapa bilang?" tanyanya lembut.

"Banyak! Oma, Risa, dan... Dan gue sendiri nganggep gue ga pantas buat lo," jawab Nina.

Kenzo menatap Nina dengan senyumannya. Dan itu membuat Nina sedikit tenang.

"Apa yang buat kamu ngerasa ga pantes buat saya?" tanya Kenzo.

"Gue anak SMA labil yang ga bisa apa-apa. Gue banyak kurangnya bisanya cuma nyusahin," ucap Nina tanpa pikir panjang. Itu kata-kata Oma Tia yang membuatnya terus kepikiran.

"Lihat wajah saya Nina," pinta Kenzo. "Saya di sini sebagai pengisi kekurangan kamu dan jangan bilang kamu cuma bisa nyusahin karena itu salah. Kamu sama sekali ga nyusahin saya," ucap Kenzo.

Nina terpaku sebentar. Menurutnya ia terlalu astaghfirullah untuk Kenzo yang subhanallah.

"Maaf, gue belum bisa jadi istri yang baik buat lo," ucap Nina dengan nada kecil tapi masih bisa didengar Kenzo.

Hello! My Little Girl (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang