˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 51 (REVISI)

12.4K 568 38
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Jadi tadi pagi itu Kenzo baru pulang. Ia bersyukur bisa pulang lebih cepat dari waktu yang di tentukan. Tapi sayangnya sehabis pulang kerumah untuk mandi ia harus kembali ke rumah sakit.

Makanya saat ini Nina sedang membuat makanan untuk di bawa ke rumah sakit tempat Kenzo bekerja. Ia sudah tidak sabar melihat Kenzo mencicipi makanan buatannya.

Nina menghirup aroma makanan buatannya. Sangat wangi dan menggugah selera.

"Semoga Kenzo suka," ucapnya girang.

Ia segera mengganti pakaiannya dan berdandan sedikit.

Setelah merasa dirinya cantik ia segera memesan taksi online.

Nina tidak memberi tahu Kenzo soal kedatangan nya. Ia ingin memberi kejutan nanti.

Sambil menunggu taksi datang Nina mulai membayangkan ekspresi Kenzo ketika memakan masakannya. Nina makin tidak sabar. Ia sangat merindukan suaminya itu.

Tak lama kemudian bunyi klakson taksi online yang Nina pesan membuyarkan lamunannya.

Ia segera membawa rantang makanan itu.

Kini Nina sudah berada di rumah sakit. Rumah sakit ini membawa kenangan buruk untuk dirinya. Ayahnya meninggal disini.

Mengingat Ayahnya ia menjadi sedih. Tapi Nina kuat. Ia tidak ingin Ayahnya juga sedih disana jika ia sedih.

Nina mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit. Sejujurnya ia belum pernah keruangan Kenzo jadi agak bingung.

"Permisi, sus!" sapa Nina pada salah satu suster disana.

"Ya? Ada yang bisa di bantu?" tanya suster itu ramah.

"Bisa tunjukan saya ruangan Ken eh maksudnya dokter Kenzo?" tanya Nina.

Suster itu mengangguk paham. "Ya, apakah sebelumnya sudah membuat janji bertemu dengan Dr. Kenzo?" tanya suster itu.

Nina kesal. Masa iya harus ada janji dulu. Tidak tahu saja ini suster kalau Nina itu istri Kenzo.

"Belum," ucap Nina seraya menggeleng.

"Kalau begitu silakan tunggu di kursi sebelah sana," ucap suster itu sambil menunjuk kursi yang tak jauh dari Nina.

"Saya ga mau nunggu!" Sahut Nina makin kesal.

"Maaf mba tapi memang begitu peraturan nya," ucap suster itu.

Nina berdecak. Setelahnya datang seorang dokter yang tidak kalah tampan dengan Kenzo.

"Kenapa ini ribut-ribut?" tanya Arrayan, dokter umum di rumah sakit itu.

"Ini dok, mba ini ingin ketemu dokter Kenzo tapi ga ada janji. Dan ngotot ga mau nunggu," jelas suster itu.

Dokter Rayyan mengangguk paham. "Kamu bisa lanjut kerja. Dia biar saya yang urus," ucap Rayyan.

Suster itu mengangguk lalu membungkuk. Kemudian pergi melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

"Perkenalkan nama saya Arrayan Purnomo," ucap dokter itu sembari tersenyum kepada Nina.

Nina tersenyum tipis. "Saya Nina Indriani."

"Tadi kamu mau ke ruang dokter Kenzo kan? Mari saya antar!" ucapnya begitu ramah. Kalau saja ia tidak mengingat jika ia sudah menikah dengan Kenzo mungkin ia akan jatuh cinta pada Rayyan.

Hello! My Little Girl (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang