˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 5 (REVISI)

17.7K 913 54
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Akhirnya bel keramat yang daritadi Nina tunggu berbunyi juga. Selama di kelas yang Nina lakukan hanya mencoret buku dengan gambar abstrak.

Selain menggambar sisanya Nina habiskan untuk goler-goleran. Mau dijelaskan bagaimanapun tidak akan ada pelajaran yang masuk keotaknya. Heran juga. Jangan-jangan Nina ga kebagian pas pembagian otak dulu.

Nina minta Liya untuk pulang pas warga sekolah pada pulang alias sekolah sudah sepi. Mana mau Nina di lihat orang kesekolah pake sepeda, boncengan lagi. Bisa hancur image nya sebagai cecan.

Pas nunggu Liya didepan gerbang, tiba-tiba saja Aksa menggas motornya tepat di belakang Nina. Hampir saja Nina melempar ponselnya akibat kaget.

"Woww santai!" ucap Aksa.

Nina langsung memukul Aksa dengan sapu lidi yang ada di dekat sana. Si Aksa langsung melindunginya dirinya dengan tangan.

"Aduuhh. Berhenti enggak!"

Setelah merasa puas Nina menghentikan aksinya memukuli Aksa dengan sapu lidi.

"Lo tuh ga ada akhlak ya! Untung gue ga jantungan!"

Si Aksa malah nyegir.

"Belum pulang?" tanya Aksa basa-basi.

"Menurut lo?" jawab Nina sinis.

"Mau nebeng enggak?" tawar Aksa.

"Ogah," jawab Nina cepat.

"Yakin? Panas loh, nanti lo jadi item kelamaan nunggu yang enggak pasti. Eaaa!"

Nina berdecak menatap Aksa. Tapi kalau dipikir-pikir boleh juga. Nina langsung ngewink.

'Tapi gimana sama Liya? Ah bodoamat lah' pikir Nina.

"Jadi, mau apa enggak?" tanya Aksa sekali lagi.

"Ya udah iya!"

Nina naik ke atas motor besar Aksa.

"Pegangan!" ucap Aksa setelah menyalakan motor.

"Ogah! Lo pasti mau modus!"

"Oke, jangan salahin gue kalau nanti jatoh!"

Dan benar saja Aksa menggas motornya dengan kecepatan tinggi. Nina refleks memeluk erat pinggang Aksa. Hampir saja tadi ia terjungkal.

Saat Aksa memelankan laju motornya itu kesempatan Nina untuk memukul bahu Aksa.

"Lo gila apa gimana sih? Kalau gue jatoh gimana?" protes Nina.

"Iya gue gila! Gila karena cintamu!"

Nina kembali memukul bahu Aksa. "Ngomong sekali lagi gue gampar lo!" ancam Nina.

Bukannya takut Aksa malah terkekeh. "Kan tadi udah gue bilang pegangan! Lo nya aja yang ngeyel!"

Nina memasang wajah cemberut. Aksa membenarkan kaca spionnya agar melihat wajah Nina makin jelas. Perlahan sudut bibirnya terangkat. Bagaimana bisa Nina seimut itu ketika cemberut.

Hello! My Little Girl (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang