Semuanya gak serta merta kembali seperti semula. Entah kenapa Jiyeon jadi agak berjarak. Mungkin setelah pertengkaran kemarin dia jadi banyak merenung terkait masa depan apa yang pengen dia raih bersama Taehyung.
Di umurnya yang menginjak dua puluh tiga tahun, Jiyeon punya banyak target yang pengen dia raih dalam hidup.
Termasuk masalah percintaan. Memang dia gak pasang target terlalu tinggi, tapi batin Jiyeon tergelitik memikirkan masa depan bareng Taehyung.
"Kita bakalan jadi kaya gimana ya ?"
Begitu pertanyaan Jiyeon pas mereka rebahan berdua di atas rumput taman belakang.
"Kaya gimana yang kaya gimana ?"
"Ya masa depan kita,"
"Emang bayangan masa depan kita di pikiranmu kaya gimana ?"
"Entah."
Taehyung berbalik, menatap Jiyeon yang memandang langit luas dengan tatapan kosong.
"Kamu gak suka kita yang kaya gini ?"
"Bukan kita yang kaya gini, tapi kita yang gini-gini aja,"
Taehyung mengangguk paham. Pikirannya melayang ke beberapa yang pernah dilakukannya bareng Jimin dan Yuta beberapa waktu lalu, tanpa sepengetahuan Jiyeon tentunya.
"Kamu ngerasa kita gak ada perkembangan ?"
"Bukan gitu,"
Nyatanya emang gak begitu. Taehyung sudah banyak menunjukkan keseriusan selama ini.
Sejak bersama Jiyeon, Taehyung memang jauh lebih baik biarpun kebiasaan genitnya gak hilang total. Setidaknya menurun drastis.
"Kita cuma ーlari ditempat, mungkin ?"
"Kamu pengen punya anak berapa ?"
"Kenapa mendadak banget sih!"
"Pengen tinggal dimana nanti ? Pengen punya rumah seperti apa ?"
"Taehyung!"
"Kamu bilang kita lari ditempat, jadi sekarang kita pasang target dulu,"
"Pelan-pelan dulu dong! Dari yang paling mudah diraih."
"Apa dong ?" Mata itu mengerjap menyebalkan. Untung Jiyeon masih punya banyak sabar buat gak menggetok kepala pacarnya.
"Udah ah, capek."
"Jiyeon, aku serius." Katanya sambil memegang kedua pundak Jiyeon. "Aku gak pernah seserius ini dalam hidup."
Taunya Jiyeon malah tertawa keras. Sama sekali bukan gaya Taehyung buat seserius itu. Tapi Jiyeon menghargai usahanya menjadi makhluk menggemaskan.
"Iya, aku tau kok."
"Jadi jawab yang bener!"
"Bagian manaaaa"
"Semuanyaaa"
"Oke, aku tanya. Kamu mau ngapain setelah ini ?"
Jari telunjuk Taehyung tampak mengetuk benaknya beberapa kali. Berpikir keras sebelum akhirnya menjawab, "aku mau bantu bang Namjoon ngerintis perusahaan start-upnya."
Jiyeon mengangguk. "Itu bagus."
"Kamu sendiri ?"
"Aku mungkin bakal buka usaha kecil-kecilan disini. Mama mau bantu katanya,"
"Mama bakal pindah kesini ?"
"Enggak. Bantu ngurusin nanti,"
"Emang mau bikin bisnis apa ?"
"Bakery," Jiyeon ketawa kecil. "Gak nyambung sih sama kuliahku, tapi Mama bilang gapapa kalau emang aku pengennya gitu." Hembusan nafas itu keluar gitu aja dari bibir tipis Jiyeon. "Terus abis bantu bang Namjoon ?"
"Aku mau nabung dan beli rumah." Katanya, masih sambil lihat Jiyeon lekat-lekat. "Terus menikah lalu punya anak dan bahagia. Sudah, itu aja, asal sama kamu."
Kali ini Jiyeon tersenyum lebar. Entah kenapa impian sederhana Taehyung membuat hatinya menghangat. Terlebih ada dia yang jadi pelengkap.
Kedua lengannya beranjak memeluk Taehyung dari samping. Bibirnya mendaratkan sebuah kecupan di pipi sepi itu.
[]
Aaaaaaa badmood sehariaaannnn gara gara yang satu itu huhuhu
Mmf hac's notenya gak penting : (
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✓ ]Flirting; ー Kim Taehyung
Fanfiction"Kamu cantik dan menarik. Ingin kutarik, jadikan hak milik" ー Kim Taehyung, 2K19 Haczelnut, Start: O7/O1/19 End: 14/O6/2O