;ー☄

839 134 41
                                    

Mereka duduk bareng di depan televisi. Jihoon di tengah, misahin Jiyeon sama Taehyung.

"Lo ngapain sih, Jomblo!"

"Gue masih sebel ya sama lo berdua tadi."

"Yaelah, kita udah legal kali." Taehyung muter bola mata malas.

Jihoon alay emang.

"Tetep aja gak bisa."

"Bilang aja lo iri, Jomblo!"

"Sembarangan."

"Emang iya, 'kan?!"

Jiyeon menoyor kepala Jihoon yang menatap bersungut-sungut ke arahnya.

"Tidur lo. Udah jam berapa ini."

"Gak mau. Lo berdua mau lanjut, 'kan?! Gue tau strategi busuk kalian."

Menghela napas pasrah, Jiyeon melirik ke arah Taehyung yang memainkan alis ke arahnya.

Bibir tebal Taehyung senyum aneh. Di kepalanya udah tersusun rencana. Dan dia geli sendiri bayanginnya.

Setelah itu mereka cuma diam sambil nonton tv yang nayangin acara random.

Gak sih, tv yang lagi nontonin mereka.

Satu jam berselang, pundak Jiyeon tiba-tiba kerasa berat. Ternyata Jihoon ketiduran dan lagi nyender di pundaknya.

"Akhirnya ...."

Suara Taehyung terdengar seperti bisikan diiringi desahan lega.

"?"

"Udah tinggalin tuh bocah di sini. Ngerepotin aja dari tadi."

Taehyung bangkit, narik Jiyeon berdiri, dan bikin kepala Jihoon terjerembab mencium sofa. Hampir aja Jiyeon memekik kaget, untung Taehyung sigap membungkam mulutnya.

Lebih untung lagi Jihoon yang tidur kaya orang mati. Sama sekali gak bergerak biarpun kepalanya baru saja mengalami benturan cukup kuat.

"Taehyung!"

"Ayok tidur di kamar aja. Biarin dia di situ."

"Tapi nanti Jihoon kedinginan."

"Sejak kapan peduli?" Taehyung menggoda, sambil colek-colek dagu pacarnya.

"Ish!" Setelah itu Jiyeon lari masuk kamar. Meninggalkan Taehyung yang ketawa keras di ruang tengah.

•••

Sekarang mereka tengah berbaring berdua di atas ranjang Jiyeon. Cuma lihatin langit-langit tangan, tanpa bergerak.

Sesekali Taehyung bakal mengeratkan genggaman mereka.

"Pegang tanganku."

Jiyeon noleh, alisnya berkerut gak ngerti. Mereka 'kan emang lagi pegangan tangan.

"Kamu lagi lihat apa?" tanya Taehyung.

"Apa? Langit langit kamar."

"Kalau aku lagi lihat masa depan." Sambil kedua matanya berkedip beberapa kali. Bibir Taehyung melengkungkan senyum. Kemudian dia menoleh. "Seneng itu sementara. Bahagia itu gak selalu ada. Tapi sedih juga gak boleh selalu."

Semakin Taehyung ngomong, semakin Jiyeon gak ngerti.

Dia cuma natap ke arah Taehyung yang perlahan meluk dia. Membungkus tubuh kecilnya kemudian meletakkan kepala tepat di atas puncak kepala Jiyeon.

"Kamu percaya gak, kalau kita emang ditakdirkan bareng?"

"Kenapa sih kok tiba-tiba?!"

Dari kemarin Taehyung aneh. Mulai ngelantur dan bikin Jiyeon takut.

Iya, Jiyeon takut. Terlalu takut sama berbagai harapan yang mulai memenuhi pikirannya.

"Kita udah berapa lama, sih?" Lagi-lagi Taehyung ngalihin topik. Tapi pelukannya ke Jiyeon semakin erat.

"Satu tahun lebih, gak tau lebihnya berapa."

Keduanya tertawa, menyadari kalau mereka bahkan lupa kapan tepatnya mereka memutuskan bersama.

"Inget gak tanggal jadian kita?"

"Hmm ... gak terlalu," jawab Jiyeon tak yakin karena memang nyatanya begitu.

"Aku juga gak terlalu inget," timpal Taehyung. Kemudian keduanya kembali tertawa.

Jiyeon mendongakkan kepala, menatap ke arah Taehyung yang juga sedang menatapnya.

"Marah gak, kalau aku lupa?"

"Enggak. Kamu marah gak?" tanya Taehyung balik.

"Enggak juga."

Taehyung terkekeh, kemudian mendaratkan bibirnya tepat di atas ranum Jiyeon yang terbuka. Sedikit melumatnya sembari mengusap punggung sempit Jiyeon teratur.

Benang saliva tercipta saat Taehyung menyudahi sesi ciuman mereka. Kedua mata Jiyeon terpejam, sibuk menikmati embus napas Taehyung yang hangat.

"Jiyeon, mau gak kalau lewatin semua sedih, bahagia, seneng, susah, sama aku?"

[]

Part depan end🌚

[ ✓ ]Flirting; ー Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang