Assalqmu'alaikum warohmatullahi wabarokatu
Maaf typo masih bertebaran
HAppy Reading
"Pokoknya Key, tetep ngga mau pah, mending Key pergi ajah dari sini dan tinggal sama om Hasan!" tegas Key penuh penekanan.
"Papah ngga butuh pendapat kamu, mau tidak mau minggu depan kita berangkat kesana dan papah ngga perduli sama pendapat kamu, kamu mau ataupun tidak kamu bakal tetep papah kirim ke pesantren. Ngerti kamu!" ujar sang papah dengan penuh penekanan. Keyra yang mendengar perkataan papahnya pun mulai berkaca-kaca.
"Papah anggap Key apa sih pah? kenapa papah ngga sayang sama Key. Kapan yah, Key bisa kayak orang-orang dapat pelukan hangat kedua orang tuanya, dapet suport mereka, bikin Key tertawa lepas? hahahaha beda banget sama Key, kalo bicara sama kalian pasti ujungnya nangis. Ah, Key kamu terlalu berharap," racau Key, menatap kedua orang tuanya dengan pandangan kosong dan berlalu pergi kekamarnya.
"Bagaimana ini mas, Key marah banget sama kita. Apa kita batalin ajah rencana kita," kata sang mamah dengan penuh gelisah.
"Jangan! lagipula Key sudah membenci kita dari dulu jadi lebih baik benci saja sekalian toh, ini juga buat kebaikan dia juga. Karena papah juga tersakiti dengan hal ini mah, papah harus berbicara dengan dengan nada tinggi kedia membuat papah sakit mah, papah sakitt," lirih sang papah.
===============▪▪▪▪▪▪▪▪===============
Satu minggu berlalu, kini Key termenung disekolahnya rasanya sangat tidak ikhlas dia pergi dari sekolah ini, walaupun dia tidak punya teman di sini tapi key, sangat tidak ingin berjauhan dengan om nya.
Dengan langkah gotai Key berjalan masuk kedalam rumahnya, dengan menghela nafas berat Key membuka pintu dan berjalan menuju kamarnya, baru beberapa tangga terlewati Key dikagetkan dengan suara berat sang papah.
"Cepat masuk kamar! bersihkan diri kamu pakai, pakaia yang sudah mamah kamu siapkan di atas kasurmu, kita berangkat sekarang!" perintah sang papah dengan tegas. Key hanya diam tanpa melihat papahnya dan kembali melanjutkan jalannya.
Sesampainya didalam kamar, Key melihat gamis biru muda dengan kerudung diletakan diatas kasurnya dan koper penuh dengan pakaiannya berdiri disampaing lemarinya.
"Ternyata papah sama mamah benar-benar ingin Key pergi dari sini," gumam Key, sambil menghapus air matanya dan berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai membersihkan dirinya Key berjalan menuju kebawah dengan menarik kopernya untuk menghampiri kedua orang tuanya. Yang sudah menunggunya daritadi.
"Papah, beneran mau kirim Key kepondok?" tanya Key, yang hanya dibalas anggukan oleh sang papah.
"Pah, mah, please jangan yah. Kalian boleh kok sibuk kerja dan Key sendirian dirumah gak papa asal jangan kirim key ke sana," mohon Key, dengan jurus sejak kecilnya yaitu mengeluarka puppy eyes nya.
"Keputusan papah udah bulat Key, jadi tidak bisa diganggu gugat lagi. Ayo cepat berangakat!" tegas sang papah.
"Key ngga mau pah," rengekkan Key, namun tidak di indahkan oleh papah maupun mamahnya
Dengan terus memaksa Key keluar rumahnya dengan menarik tangan Key, tanpa Dehan sadari mencekram lengan Key dengan sangat kuat.
"Awshhhh," ringgis Key lolos dari mulutnya.
Seketika Dehan melepaskan cengkramannya dan mendekati Key yang meringgis kesakitan
"Key, ma-maaf, papah ngga sengaja. Key baik-baik ajah kan mana papah liat yang sakitnya," lirih Dehan dengan nada khawatir.
Sebelum papahnya memegang tangan Key yang ada lukanya, dengan buru-buru Key menepisnya dan berlalu masuk kedalam mobil. Dehan yang merasa bersalah pun mecoba bicara lagi dengan anaknya, tapi hanya wajah datar yang Dehan dapatkan tidak sepatah kata pun yang Key keluarkan. Dengan menghela nafas berat, Dehan melajukan mobilnya menuju pesantren Nahdatul Qur'an.
Di sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tercipta. Key yang melihat keluar jendela dan sesekali menghapus air matanya, mamah yang menatap kosong kedepan ntah, apa yang dipikirlannya dan papah fokus menyetir.
"eunghhh, kok aku disini bukannya aku dimobil yah, terus ini kamar siapa? ini bukan kamar Key," ucap Key, kebingungan.
Tak berselang dengan lama, sepasang suami istri dan anaknya masuk ke kamar Key, dan mengejutkan Key yang sedang mengingat-ingat.
"Kamu sudah bangun sayang?" ucap sang perempuan itu.
Dengan terkejut Key membalikkan badanya melihat orang yang berbicara.
"i-iyah. Ini Key dimana yah? kalian bertiga siapa? mamah sama papah Key dimana? terus ponsel Key juga ngga ada?" tanya Key tanpa ada jeda
"Saya umi Salamah orang yang punya pondok pesantren ini, ini suami saya Gufron dan ini anak kami yang kedua Ilham, mamah sama papah kamu udah pulang daritadi dan untuk ponsel kamu di bawa sama papah kamu," jelas umi Salamah dengan lembut.
"Terus Key pulangnya gimana tante?" tanya Key
"Kamukan mondok disini nak, oh iya. Panggil umi saja dan abi yah,"
Key hanya mengangguk tanda bahwa dia paham, ternyata benar kedua orang tuanya benar-benar mebuangnya, kasihan sekali kau key.
Tak berselang lama datang wanita cantik dengan pakaian syar'i menghampiri Key.
"Assalamu'alaikum ukhty, mari saya anter ke kamar ukhty yang di asrama kebetulan kita sekamar. Oh iya, nama saya Syabella, nama ukhty siapa," tanya syabel
"Gue Keyra," ketus Key
Dengan canggung mereka berdua berjalan menuju kamar mereka sesampainya di sana Key kaget dengan suasana kamar di sana dan
"Aaaaaaaaaaa, mamahhh"
#Bersambung
jangan lupa tinggalkan jejak mohon maaf cerita makin ngga jelas.
lanjut lagi ngga nih?
oh iya sedikit penjelasan saya mulai nulis alur ceritanya dari sini yah, menceritakan kisah cinta keyra dan ustadznya di pesantren ini dan siapakah ustadznya itu???
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku_Imamku(Tamat)
General FictionWARNING!! Cerita ini ditulis sebelum paham kepenulisan ya😊 Cerita ini mencerikan kisah cinta seorang gadis urakan, bandal, tidak mempunyai kasih sayang orang tua. Kisah seorang gadis yang jatuh cinta pada gusnya di pondok pesantren, tapi sayang se...