part22

4.5K 271 25
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mohon maaf typo bertebaran.

Sebelumnya...
Tanpa sadar air mata meluncur bebas membasahi pipinya, hancur sudah hatinya tapi tak sehancur hati Keyra. Rasa bersalah kini bergelayut manja dalam dirinya.

"Maafka saya, begitu sakitkah hatimu sampai pergi meninggalkan saya dan menyisakan penyesalan mendalam di diri saya, tolong kembali dan maafkan saya," lirih Ilyas pelan.

Dengan cepat Ilyas berlari ke arah pintu gerbang depan, berharap Key belum jauh dari sana. Namun, itu hanya harapan yang tak pernah ia dambakan, Key telah pergi, pergi meniggalkan dirinya bersama penyesalan yang begitu dalam di hatinya.

=====▪▪▪▪▪=====

Sesal kini menyerang seluruh tubuh Ilyas, andai ia bisa mengendalikkan emosinya. Ia hanya takut, masalah di tangga membuat Key keluar dari pesantren ini. Tapi, andai hanyalah andai semuanya sudah berlalu kini, ia hanya bisa menunduk penuh penyesalan. Caranya untuk melindungi Key, agar tidak dikeluar dari pesantren justru dirinya lah yang membuat Key pergi dari pesantren ini.

"Sudahlah, jangan dipikirkan bukannya hal ini bagus untuk menjalankan rencana kita," ucap seseorang menepuk pundak Ilyas lembut.

"Tapi Bang, ini diluar apa yang kita rencanakan,"

"Gak papa, ini semakin bagus untuk melancarkan dan memuluskan apa yang kita rencanakan," ucap orang itu lagi dengan lembut.

Ilyas yang menatap kosong kedepan hanya mengangguk tanda bahwa ia pasrah. Namun, ia tiba-tiba tersenyum cerah, secerah matahari di siang hari.

"Oh iya, kan malam ini Bang puncak rencana kita," ucap Ilyas sumringah. " Kita harus siap-siap Bang Al," lanjut Ilyas menarik Bang Al masuk kedalam pesantren.

=============●●●●●=============

Di rumah Key

Key yang langsung masuk kamar setelah mengucapkan salam dan mencium tangan bibi Sin, dengan langkah seribu Key, masuk kedalam kamarnya. Mengurung diri, melampiaskan tangisnya, mengeluarkan air matanya sepuas yang ia mau.

Beda dengan papa Key, melihat anaknya seperti itu membuat ia tersenyum kecil. Lucu sekali anak satu-satunya itu.

"Sebentar lagi sayang, kamu akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Apapun akan Papa lakukan demi Princess kecil Papa," gumam papa Key.

Setelah mengucapkan hal itu, papa Key segera masuk kedalam kamar untuk mempersiapkan segala yang dibutuhkan nanti malam.

Kini tepat, pukul 23.45 p.m. Key yang belum makan malam sedikit pun dari pagi memutuskan untuk turun kebawah mengisi perutnya yang keroncongan.

Dengan santai ia menuruni anak tangga satu persatu. Namun, saat diruang tamu tiba-tiba lampu padam.

"Astagfirullah, PAPAH TOLONG NYALAIN LAMPUNYA. Key takut Pah," teriak Key, memang sejak kecil Key selalu takut dengan namanya gelap.

'huh huh huh'

Nafas memburu dari seseorang tepat disamping Key, membuat Key dilanda rasa takut amat mendalam.

"Pah?"

Tak ada jawaban satu pun yang Key dengar, semuanya hening tak ada suara cikcak pun. Tiba-tiba sesuatu memegang pundak Key. Bahkan, tangan sesuatu itu mulai merapat ke tubuh Key.

"Pah, Key takut tolongin Key."

Lagi-lagi tak ada jawaban, semuanya hening. Perasaan tegang pun kini Key rasakan, antara takut akan gelap dan takut karena sesuatu nempel di tubuhnya seperti memeluknya.

Gusku_Imamku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang