Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ilyas menatap Key dengan wajah datar, bukan tak mau mengejar tetapi rasanya sudah terlanjur dia menyakiti hati Key. Jadi, lebih baik dia memberi ruang buat Key menenagkan diri.
Sedangkan Azza, dia tetap diam dan menatap Ilyas dengan penuh binar. Tanpa ia sadari bahwasannya dalam islam tidak diperbolehkan menatap lawan jenis.
Seakan sadar ada yang memperhatikannya, Ilyas langsung menoleh dan mendapati Azza yang terus menatapnya.
"Jangan menatap saya seperti itu, zina!" ucap Ilyas datar.
"Iyas kok sekarang beda sih! Dulu Iyas yang suka natap Azza," ucap Azza ketus.
"Saya bukan anak kecil lagi, kita udah dewasa."
Mata Azza langsung berkaca-kaca tak menyangka Iyasnya yang selalu berkata lembut kini, berkata sangat dingin. Iyas yang selalu menampilkan senyumnya kini, hanya wajah datar yang ia tampilkan.
"Iyas gak suka yah ketemu, Azza?"
Hati Ilyas terenyuh, rasa bersalah mulai hinggap dalam dirinya. Kalau saja bukan Azza kecil yang di sampingnya mungkin, sudah ia kejar Key.
"Maaf, Za," ucap Ilyas menunduk. "Tapi ... aku gak bisa kayak gini, santri tadi isteriku," lanjut Ilyas.
Mata Azza melotot sempurna tak percaya dengan perkataan orang di hadapannya ini. Azza menggelengka kepalanya, air mata sudah meluncur bebas di pipinya.
"Becanda kamu gak lucu!" ucap Azza penuh penekanan.
"Aku gak becanda, Za," ucap Ilyas selembut mungkin.
"Gak mungkin!"
"Maaf, Za. Aku permisi," ucap Ilyas pergi mengejar langkah Key yang sudah tidak terlihat.
'Aku akan rebut kamu dari bocil itu!' Batin Azza menatap kepergian Ilyas dengan penuh amarah dan senyum smirk tercipta di bibirnya.
***
Di sisi lain, Key sedang terduduk di depan gudang tempat lomba. Pikirannya terus tertuju pada perkataan Ilyas yang menganggapnya santri.
Senyum menyedihkan tercipta di bibir Key, tatapan kosong ia perlihatkan dan buliran air terus saja membasahi pipi serta jilbabnya.
"Nih!"
Seseorang menyodorkan sapu tangan kearah Key, refleks key mendongkak.
Degh!
Detak jantung Key bertambah lebih cepat, dia laki-laki yang dulu datang dengan penuh cinta dan dia pula yang menawarkan menjadi obat saat dirinya kesakitan. Dia adalah ... Rangga Pratama mantan KEKASIH key waktu sekolah.
"Ra-ngga?" ucap Key gugup.
Rangga hanya menampilkan senyum manisnya, sedangkan Key sudah kalang kabut sendiri.
"Jangan sedih lagi Key, meski kamu udah menjadi milik orang lain tapi ... percayalah hatiku masih untukmu," ucap Rangga menatap Key seribu makna.
Melihat hal itu Key tersenyum sendiri, ntah itu karena terbawa suasana atau mungkin karena di hatinya masih ada nama Rangga.
"Rangga bisa aja," ucap Key menunduk malu.
Rangga hanya tersenyum geli. 'Kamu gak pernah berubah Key, selalu manis dan gemesin' batin Rangga menggigit bibir bawahnya gemas melihat tingkah Key yang malu-malu.
Tak jauh dari mereka, Ilyas menatap mereka dengan kobaran api yang siap menyambar siapa saja. Dia sungguh tida rela Keynya di buat tersenyum malu karena lelaki lain. Hanya dirinya lah yang berhak melakukannya, ingat HANYA dirinya.
Langkah seribunya ia gunakan untuk cepat datang ke acara reuni mantan itu. Rahang Ilyas mengeras serta tangannya terkepal kuat, ia sipa melayangkan tangannya ke arah Rangga.
"Ekhm!" Deham Ilyas keras.
Key yang sedang bercanda ria dengan rangga pun langsung diam dan membalikkan tubuhnya. Seketika seperti mati rasa, Key menatap Ilyas dengan memohon.
"Ab-abang, Key bisa jelasin," ucap Key terbata.
"Adek, diam!" ucap Ilyas datar.
Rangga hanya diam menatap Ilyas sinis. "Bukan gitu cara bicara dengan isteri," sindir Rangga.
"Gak usah ikut campur! Saya tahu apa yang harus saya lakukan!"
"Heh! Perlu saya ajarkan?" tanya Rangga tersenyum remeh.
Dada Ilyas kembang kempis, amarah sungguh terpancing. "Kamu!" tunjuk Ilyas marah. Sedangkan sang empu hanya tersenyum mengejek.
"Apa?" tanya Rangga santai.
Bugh!
Satu bogeman melayang ke pipi Rangga. Hal itu membuat sudut bibirnya robek dan cairan merah langsung menyambut keluar.
"ABANG!" teria Key.
"Apa!" Bentak Ilyas.
"Abang bentak, Key?" tanya Key tak percaya. Niat hati ingin menegur malah dirinya yang terkena bentakan, kurang asem memang.
"Iya, kenapa? Gak suka? Mau bela lelaki gak tau diri itu?" tanya Ilyas menggebu-gebu.
"Key gak mau bela siapa-siapa, Key cuma mau melerai saja," lirih Key tertunduk menangis.
"Banyak alasan! Bilang aja mau selingkuh!" Key menggeleng kepalanya tak percaya, hanya karena cemburu Ilyas bisa berkata sepedas ini.
"Abang, istigfar!" pekik Key menggenggam lenangan Ilyas.
"Udahlah, Yas. Tinggalin aja isteri kamu sama selingkuhannya, aku mau kok sama kamu," ucap seseorang di belakang Ilyas.
"Azza," pekik Ilyas.
"Ustazah abal-abal ngapain di sini?" tanya Key sinis.
"Buat apa sih, Yas. Kamu mempertahankan wanita yang udah jelas-jelas selingkuh!" ucap Azza memanas-manasi mengabaikan pertanyaan Key.
"Key gak selingkuh, Bang. Please percaya sama, Adek," ucap Key memohon dan mencoba meraih tangan Ilyas. Namun, baru saja iya menyentuhnya Ilyas langsung menepisnya.
"Mungkin benar apa yang Azza katakan Kalau kam--
"Enggak Bang! Adek gak selingkuh, percaya sama Adek," pekik Key memotong ucapan Ilyas.
"Udah Key, ngapain juga harus memohon seperti itu. Gak guna tau!" Sarkas Rangga mencoba menarik Key menjauh dari Ilyas.
"Drama!"
Mendengar apa yang Ilyas katakan, Key langsung menangis di tempat. Sungguh dia tak menyangka Ilyas akan bersikap seperti ini.
"Abang," panggil Key lirih.
"Ayo, Za. Males melihat adegan tak bermanfaat seperti ini," ucap Ilyas dingin. Sedangkan Azza, dia tersenyum penuh kemenangan kearah Key.
"Satu kosong, Bocil," bisik Azza di telinga Key dengan angkuh dan penuh kemenangan.
Key hanya menatap sendu kepergian Ilyas, tak paham dengan jalan pemikiran yang cepat berubah setelah bertemu dengan Azza.
'Sebegitu murahankah aku di matamu, Bang?" batin Key terus menatap Kepergian Ilyas yang diikuti oleh Azza.
Rangga dia hanya diam dan menatap Key dengan penuh rasa bersalah.
#B E R S A M B U N G
Bagaimana part ini? Komen yah😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku_Imamku(Tamat)
General FictionWARNING!! Cerita ini ditulis sebelum paham kepenulisan ya😊 Cerita ini mencerikan kisah cinta seorang gadis urakan, bandal, tidak mempunyai kasih sayang orang tua. Kisah seorang gadis yang jatuh cinta pada gusnya di pondok pesantren, tapi sayang se...