Part17

4K 246 7
                                    

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu.

Mohon maaf typo bertebaran
Vote yah





Hari terus bergulir waktu silih berganti, tak terasa sudah satu minggu mama pergi meninggalkan aku dan papa untuk selamanya.

Hari ini, aku harus kembali ke pesantren untuk menggali ilmu lagi, aku tak ada niatan untuk kuliah mungkin setelah lulus dari pesantren baru aku mulai kuliah.

Hampa? tentu saya iya, baru kemarin rasanya mama bercanda ria denganku, memnggodaku, bahkan mencium dan memelukku dengan dengan begitu sayang.

Kalau saja aku bisa memutar waktu aku ingin sekali mengembalikkan kepada masalalu untuk memperbaiki kesalahan aku di sana, memperbaiki sikap kasarku pada mama. Namun, itu sudah berlalu kini hanya menyisakan penyesalan yang mendalam, penyesalan yang menggelayut dalam hati ini.

Ingin rasanya aku yang bertukar posisi kemarin menggantikan mama yang berbaring lemah, jika aku tahu mama mengidap penyakit mungkin aku tidak akan minta supaya mama yang ngurus aku ketika sakit sayangnya aku tidak tahu dan berujung seperti sekarang karena mama kelelahan mengurusku mama jadi drop dan akhirnya meninggal.

Om rese? dia hanya diam bahkan tidak mengucapkan satu katapun bahkan mengucapkan bela sungkawa pun diwakili oleh abi Gufron.

Sesampainya di karangan pesantren aku segera turun dari mobil tak lupa mencium tanggannya.

"Key masuk dulu Pah, papa hati-hati di jalannya yah," ucapku.

"Iya Key, kamu belajar yang rajin buat wujudkan mimpi mama kamu supaya kamu jadi hafidzah yah," ucap papa lembut.

"Iya Pah, Key masuk dulu Assalamu'alaikum," pamitku.

"Wa'alaikumussalam Key,"

Dengan segera aku turun dari mobil dan menunggu papa pergi melaju dari pesantren ini. Setelah papa sudah hilang dari jangkauan ku segera aku masuk ke area pesantren ini. Namun ada yang aneh mengapa begitu sepi seperti tidak ada yang menghuninya saja.

Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi wallahu waliyu taufiq.

DEGH!

Suara itu, sama seperti seseorang yang sudah sangat aku kenal dan begitu familiar, tapi kenapa itu suara ijab kabul? segera aku berlari kearah suara itu yang ternyata di masjid santri, dan

Trek! potek sudah hatiku disana orang yang menjanjikan akan melamarku setelah kelulusan sedang mencium seorang wanita yang sudah menjadi isterinya.

Dan betapa sakitnya hati ini ya Allah dia wanita yang menjadi isterinya adalah Syabella sahabat sekaligus aku anggap kakak kandungku.

Hancur sudah hidupku baru saja kemarin aku ditinggalkan oleh mama sekarang aku melihat orang yang aku dambakan menikah dengan sahabatku sendiri.

"Om, kak Abel," lirihku pelan rasanya sungguh tidak percaya harusnya aku yang di sana bukan kak Abel.

Begitu sakitkan mencintai Ya Allah, kenapa jika harus sesakit ini Key harus merasakan jatuh cinta yang begitu dalam.

Hiks.... Hiks....

Isakkan yang ku tahan lolos begitu saja, sebegitu jahatkah aku dimasalalu sehingga diberi cobaan seperti ini. Sakit, perih, sesak rasa yang begitu menyakitkan dalam hidupku. Hancur sudah duniaku sekarang tak ada lagi orang yang ku percayakan.

"Aku kecewa sama kamu kak, dan untuk kamu Gus Ilyas saya sangat-sangat benci hiks.... Sakit hati Key Ya Allah. Key benci kalian berdua," ucapku pelan.

Tak kuat aku melihat mereka dengan segera aku berlari dari sana.

"KEYRA!" Panggil seseorang dibelakangku tapi, tidak aku hiraukan begitu sakit untuk melihatnya. Dengan cepat aku berlari keluar area pesantren ntah, kemana aku pergi tapi aku hanya mengikuti langkah kaki ku yang membawaku kesana kemari yang terpenting untuk saat ini jauh dari area pesantren.

Ntah, aku sedang dimana saat ini yang terpenting aku sudah jauh dari area pesantren, dengan gotai aku menuju bangku di sebuah taman.

"Kenapa sesakit ini ya Allah hiks.... Kenapa Key dikasih ujian seberat ini Key gak sanggup, Key lelah, Key ingin menyerah hiks.... Hiks..."

"Dada Key sakitt. Key ingin ikut mama, mama tolong jemput Key di sini terlalu kejam Mah, baru seminggu Mama ninggalin Key, tapi kenapa Key diberi beban seberat ini hiks.... Jemput Key Mah," Ucapku memukul dada yang kian menjadi sakit sekali.

Pagi berubah menjadi siang dan kini sudah mulai malam aku habiskan hanya menangis di taman ini walaupun sesekali aku beranjak hanya untuk shalat saja selebihnya aku cuma diam di taman ini dengan sepuasnya menangis.

Dengan mengucapkan bismilah dan istigfar aku pergi meninggalkan taman dan berjalan menuju pesantren. Aku sudah bertekad untuk menjadi kuat jangan lemah hanya sebuah cinta.

Sesampainya di pesantren aku berjalan menuju kamar asramaku, badan yang lengket serta lelah menjadi alasan utamaku untuk segera sampai di kamar dan segera istirahat.

Namun, belum sempat aku sampai didepan pintu kamar. Hatiku kembali di hancurkan jantungku serasa teriris dan ditaburi garam, paru-paruku serasa kehabisan nafas membuatku sesak, di sana didepan pintu kamarku Kak Abel sedang bercanda ria dengan suaminya yaitu om rese alias gus Ilyas yang mencubit hidung mancung Abel.

"Sesakit ini kah mencintaimu Om hiks... Jika aku hanya sementara kenapa sakit hatinya begitu sakittt, jika aku tidak ditakdirkan denganmu mengapa rasa ini begitu dalam kepadamu Om hiks...."

#Bersambung

Gusku_Imamku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang