Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
Typo bertebaran
Sebelum membaca aku peringatkan siapkan spot jantung kalian agar jangan jantungan dan jangan baca sendirian kalau kalian penakut atau parnoan
--
--
Masih POV Key
Kesal dan malu aku rasakan, dia suami paling rese menurutku. Aku selalu kalah kala melihat senyumnya, kadang aku kesal dengan diriku sendiri yang sangat payah ini melihat senyumnya saja sudah meleleh.
Duduk diatas kasur sambil mencubit guling yang tak bersalah aku lakukan demi melampiaskan kekesalanku yang meradang.
'Cklek'
Pintu kamar perlahan terbuka, tanpa aku lihat pun pasti yang masuk suami reseku. Siapa lagi di sini kami cuma tinggal berdua jadi, mana mungkin orang lain masuk kecuali...gak Key hapus pemikiran kamu mana ada hantu siang-siang begini.
Lama aku menunggu, tapi tidak ada yang mendekat pintu pun di biarkan terbuka. Tiba-tiba rasa takut hinggap dalam diriku, perlahan aku mulai memutar leherku ke arah pintu.
Betapa kagetnya aku di sana kosong tidak ada siapa pun, jantungku berdetak 5 kali atau mungkin 10 kali bisa jafi 15 kali lebih cepat karena jika 2 kali lebih cepat itu artinya jatuh cinta. Kali ini beda dengan kali ini jantungku berdetak lebih cepat karena takut.
Kuputar mataku menyisir keseluruh ruangan, tapi aku tidak menemukan suamiku atau orang lain. Aku mulai turun dari kasur berjalan menghampiri pintu untuk mengecek takutnya Ilyas menjahiliku lagi.
"Abang di luar?" tanyaku, tapi tidak ada sahutan sedikit pun hanya hening yang aku dengar.
Langkah kecilku mulai menuju ke arah pintu lagi, detak jantungku berdetak lebih cepat dari 15 kali dari atas kasur, takut-takut aku melihat diluar pintu dan bang Ilyas sama tidak ada di sana kosong.
'Srekk'
Suara gordeng jendela ditarik seseorang, aku langsung berbalik dan menatap gordeng itu horor. Ingin menangis, tapi tidak mampu karena dadaku sesak karena takut, apalagi sebelum datang ke sini bang Ilyas menceritakan bahwa rumah ini sedikit angker.
'Astagfirullah Al'adzim Ya Allah' batinku terus merapalkan nama Allah, meminta perlindungan pada_Nya.
Takut kini tambah bersarang dalam diriku, tapi rasa ingin tahuku lebih besar dari rasa takutku. Bukannya lari keluar, tapi aku menghampiri gordeng itu untuk mengecek apa yang ada di sana.
Perlahan namun pasti, aku mulai memutar tubuhku dan berjalan lagi masuk kamarku. Aku tak pernah sekalipun berhenti merapalkan asma Allah. Walaupun aku takut, tapi sungguh kekepoanku semakin meningkat.
Sesampainya di depan gordeng, dengan tangan gemeteran aku mulai memegang gordeng yang tertutup sendirinya.
"Abang di sini?" tanyaku saat melihat di ujung gordeng bergerak dengan sendirinya, padahal jendela masih dikunci dan mana bisa angin yang bisa menggerakkan gordeng itu.
Aku mulai menggeser gordeng itu, dan di sana ada sepasang mata kuning yang menatapku dengan tatapan tajam. Serasa waktu berhenti berputar, tubuhku mendadak menjadi tegang, lidahku mendadak berubah menjadi kelu tak bisa berkata sepatah kata pun.
"Aaa......ABANG!" teriakku memanggil bang Ilyas yang entah dimana.
Aku mulai memundurkan badanku menjauhi mahluk itu, tapi semakin aku menjauh mahluk itu semakin berjalan mendekatiku.
"ABANG TOLONGIN KEY!" teriakku lagi karena dari awal memanggil bang Ilyas tak muncul-muncul apa mungkin ia harus menggosok-gosok kendi dan memanggil namanya tiga kali baru akan muncul.
Badanku mulai menjauh dari mahluk itu dan siap untuk berlari, tapi terhambat karena mendengar suara yang memberhentikan langkahku.
"Meong"
Eh, kenapa suaranya seperti kucing? apa jangan-jangan mahluknya menjelma menjadi kucing supaya aku luluh dan di terkam olehnya? no, Key ayo lah berpikir positif jangan takut kamu masih punya Allah yang senantiasa menjaga kamu.
Aku langsung melihat kebawah kala merasakan sesuatu menyentuh kakiku dengan manjanya. Dan wow kalian tau di kakiku ada seekor kucing anggora warna oranye sedang mengelus-ngelus kakiku dengan kepala berbulunya.
Hah, akhirnya aku bernapas lega, ternyata si yang kukira hantu hanya seekor kucing lucu dan si mata kuning itu mata kucing. Memang sih, kalau kuning duduk ditempat yang gelap matanya beuh serem pake banget.
Tapi tunggu dulu, siapa yang membukakan pintu untuk kucing ini masuk? padahal knop pintu lumayan jauh dari lantai mana mungkin kucing berdiri. Walaupun kucing berdiri, tapi rasanya tidak mungkin menggapai knop pintu kamar.
Tiba-tiba perasaan takut itu kembali meradang jiwaku, berbagai pikiran buruk hinggap di otakku.
#B E R S A M B U N G
Gimana part ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku_Imamku(Tamat)
General FictionWARNING!! Cerita ini ditulis sebelum paham kepenulisan ya😊 Cerita ini mencerikan kisah cinta seorang gadis urakan, bandal, tidak mempunyai kasih sayang orang tua. Kisah seorang gadis yang jatuh cinta pada gusnya di pondok pesantren, tapi sayang se...