Part19

4K 231 3
                                    

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu

Mohon maaf typo bertebaran.
Vote yah.







Mata Ilyas melotot sempurna hampir saja keluar dari tempatnya tak percaya dengan apa yang istrinya katakan.

"Ingat Syabella saya tidak akan menjadikan Keyra isteri kedua saya, karena Key hanya akan menjadi satu-satunya isteri saya!" Tekan Ilyas dingin.

"Yasudah Gus ceraikan saja saya toh, kita tidak saling mencintai," kata Syabella begitu santai.

"Kamu pikir pernikahan ini mainan hah? ingat Syabella saya tidak akan menceraikan kamu walaupun kamu yang minta kecuali orang tuamu sendiri yang memintanya pada saya!"

Dada yang membara dengan emosi Ilyas meninggalkan Syabella yang terdiam. Tak jauh dari sana Key yang mengintip pembicaraan mereka meremas dadanya yang begitu sesak.

"Saya hanya ingin persahabat saya dengan Key kembali seperti dulu bukan seperti ini," lirih Syabella berlalu pergi.

"Begitu sakitkah Gus mencintaimu, Ya Allah tolong ajarkan Key buat ikhlas menerima takdirmu," lirih Key menahan tangisnya.

Setelah kejadian di depan kamar Key, Key tak pernah masuk lagi ke ndalem bahkan dia memilih ditugaskan dibagian keamanan membantu ustadzah Kai menghukum santriwati yang melanggar semua aturan pesantren.

Begitu pun dengan Ilyas dan Syabella hari demi hari mereka semakin romantis bahkan tak jarang mereka memamerkan keromantisan mereka didepan para santri. Seperti mencium kening Syabella pas mereka bercanda, mencubit hidup Syabella ketika lagi ngambek, bahkan masih banyak lagi keromantisan yang mereka tunjukkan.

Lalu apa kabar dengan Keyra? dia hanya istigfar untuk bisa mengontrol hatinya, menghela napas pelan saat melihat adegan romantis Ilyas dan Syabella. Dia selalu menghindar saat berpapasan dengan Ilyas maupun Syabella bahkan keluarga abi Gufron pun dia selalu menghindarinya.

Bukan maksud membenci tapi, jika ia tak menjauh hatinya kembali sakit dan sakit. Jadi, lebih baik ia menjauh dari pada sakit hatinya terus menggerogotinya

"Assalamu'alaikum ukty Keyra." Key yang begong pun terperanjat kaget dengan adanya kehadiran seseorang disampingnya.

"Eh, Ukhty Tia. Wa'alaikumussalam. Ada apa Ukh?"

"Dipanggil umi disuruh ke ndalem,"

"Ada apa yah ukh?"

"Aku juga kurang tau ukh, Tia permisi dulu yah. Assalamu'alaikum," ucap Tia berpamitan berlalu pergi dari sana.

Key menatap kepergian Tia yang masuk ke dalam mesjid dengan tatapan bingung. Dengan pelan Key berlalau dari sana menuju ndalem.

Sesampainya di ndalem, bingung, ragu dan takut kini ia rasakan untuk masuk kedalam rumah umi, 'Bismillahhirohmanirohim' batin Key pelan segera melangkah ke depan pintu rumah umi yang terbuka.

"Assalamu'alaikum. Umi, Abi."

"Eh Key, Wa'alaikumussalam. Sini masuk Nak." Dengan ragu Key masuk dengan kepala yang menunduk, "Sini duduk," ucap umi lagi.

Key hanya mengangguk dan secara pelahan duduk dihadapan umi dan abi sedangkan disamping sofa yang ia duduki ada gus Ilham yang duduk diam.

"Umi, panggilin Ilyas sama Syabella dulu yah. Biar lengkap," ucap umi yang hendak berdiri.

"Biar Key aja Mi, Umi duduk aja kasian takut capek." Cegah Key dengan sopan. Merasa mendapat anggukan dari umi dan abi, Key segera berdiri dan berjalan menuju kamar Ilyas dan Syabella.

Sesampainya disana Key melihat Ilyas yang mencium pipi Syabella dengan gemas dan dibalas kikikan pelan dari Syabella yang kegelian.

'Huft!'

Dengan menarik napas pelan Key mengetok pintu kamar, walaupun kamar terbuka tidak sopan rasanya jika main masuk-masuk saja.

"Assalamu'alaikum. Gus, Ning. Maaf mengganggu saya mau memberi tau umi sama abi nunggu kalian diruang keluarga," ucap Key dengan menunduk.

Syabella serta Ilyas hanya melotot tak percaya, Key ada dihadapan mereka apalagi pasti melihat tinggal laku mereka yang sedang bermesraan.

"Key! Emm... Wa'alaikumussalam bilangin sama umi dan abi ntar saya dan Syabella nyusul," ucap gus Ilyas dengan ragu-ragu.

"Yaudah Key pamit dulu. Assalamu'alaikum." Pamit Key berlalu dari sana.

Ilyas yang melihat Syabella gelisah segera menggenggam tangannya memberikan ketenangan.

"Aduh pasti Key liat Gus, gimana ini?" ucap Abel dengan gelisah.

"Gak papa, itu wajar kok kita udah menikah juga bahkan udah satu bulan jadi, wajar kok," ucap Ilyas lembut mencium kepala Syabella yang terhalang oleh hijabnya, " Yuk ke sana, takuy umi nunggunya lama," lanjut Ilyas. Meski Ilyas mengucapkan kata-kata dengan tenang tapi matanya memperlihatkan bahwa ia kesakitan, bersalah dan gelisah.

Sesampainya diruang keluarga Ilyas dan Abel segera memposisikan dirinya di sofa yang kosong.

"Langsung saja, abi mau ngumpulin kalian karena abi ingin memberi tahu kalian terutama Keyra. Keyra Anantasya Prahadi mau kah kamu menjadi makmum anakku, Ilham," ucap abi sangat lantang sedangkan Key, Ilham, Ilyas dan Syabella melotot sempurna manatap abi tak percaya.

"tapi bi,"

"Ilham kamu diam dulu abi butuh jawaban dari Keyra," potong abi dengan tegas. Key hanya diam bingung dan lidahnya terasa kelu, sedangkan Ilyas mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Key," lirih seseorang didepan pintu masuk, sontak Key dan Ilham membola dia Nafisa sedang menatap Key dan Ilham dengan raut kecewa dan tak percaya.

#Bersambung

Gusku_Imamku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang