Part18

4K 241 0
                                    

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu

Mohon maaf typo bertebaran
Vote yah



Sebelumnya

Namun, belum sempat aku sampai didepan pintu kamar. Hatiku kembali di hancurkan jantungku serasa teriris dan ditaburi garam, paru-paruku serasa kehabisan nafas membuatku sesak, di sana didepan pintu kamarku Kak Abel sedang bercanda ria dengan suaminya yaitu om rese alias gus Ilyas yang mencubit hidung mancung Abel.

"Sesakit ini kah mencintaimu Om hiks... Jika aku hanya sementara kenapa sakit hatinya begitu sakittt, jika aku tidak ditakdirkan denganmu mengapa rasa ini begitu dalam kepadamu Om hiks...."

==========●●●●●==========

Dengan menguatkan hati aku berjalan menghampiri mereka, susah payah ku seka air mata yang terus berjatuhan langkah demi langkah.

'Huft!

"Assalamu'alaikum, Gus, Ning ngga mau masuk nih?" tanyaku setenang mungkin.

"Key," lirih mereka bersamaan.

"Iya kenapa? kok kaget gitu?" tanyaku mulai sinis.

"Key kakak mau jelasin, kalau kami menik-"

"Gak usah dijelasin kok Ning, aku udah tau semuanya dengan apa yang aku lihat tadi pagi membuat aku sadar cinta itu tidak harus memiliki, walaupun jiwa dan raga saya teriris," ucapku mulai bergetar menahan tangis, memotong perkataan Ning Abel, karena jika aku mendengarkannya aku takut tidak akan kuat untuk menahan tangisku yang sebentar lagi akan pecah.

"Key, bukan mak-"

"Gus diem aja, karena mulai sekarang saya gak mau denger suara kalian lagi dan untuk Ning Abel silahkan kalau mau ambil pakaian Ning, Kalau bisa secepatnya karena saya tidak mau sekamar dengan penghianat," Ucapku dingin.

"Kamu punya sopan santun gak sih? kamu itu sedang bicara dengan gus bahkan ustadz kamu!" sentak gus Ilyas.

"Emang saya gak punya sopan santun masalah dengan gus? oh iya, kamu kan gus dan bahkan ustadz tapi kok gak mencerminkan banget yah, masa katanya gus kok bentak-bentak wanita, mengatai seorang wanita, menjanjikan akan menikahi seseorang tapi ditinggal nikah. Hahaha dunia ini lucu yah," Ucapku sarkas, masa bodo dengan ekspresi mereka aku tidak perduli toh mereka juga tidak perduli dengan perasaanku jadi, buat apa aku perduli sama mereka.

"Key saya bisa jelasin, tolong dengerin penjelasan saya dan Syabella dulu yah,"

"Gak perlu dan Key gak butuh sama sekali. Oh iya Gus, makasih buat sakit hatinya saya terima dan buat Ning Abel makasih buat penghianarannya. Sekali lagi cepat kalau mau beres barang buat pindahan saya tidak mau pas saya kembali masih ada kalian di sini saya permisi. Assalamu'alaikum," ucapku langsung berlalu dari sana dan dengan cepat air mataku turun dengan cepat, sesak di dada kian membara.

~▪POV ILYAS▪~

Hari ini dimana aku akan menikah dengan seorang wanita sahabat orang yang sangat aku dambakan. Ntah, apa jadinya jika ia tahu bahwa aku menikahi sahabatnya sendiri.

Acara akan segera dimulai namun, hati ini begitu resah memikirkan bagaimana jika ia tahu semuanya akankah ia menerima dengan lapang dada atau mungkin akan membenci kami berdua.

'Maafkan saya Key, saya ngingkari janji saya sama kamu, ku harap kamu tidak membenci saya dan Syabella' batinku. Sungguh aku sangat tersiksa dengan ini semua tapi aku juga tidak mungkin mengorbankan adikku sendiri biarlah aku menebus dosaku dengan mengorbankan cintaku.

Akad nikah berjalan dengan lancar namun, ada yang janggal saat aku mendengar seseorang memanggil nama Keyra dan ternyata benar aku melihat Nafisah, Marisa dan Vita mengejar seseorang yang keluar dari pelantaran masjid dan Orang itu Keyra.

Gusku_Imamku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang