Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Hari berganti, setelah kejadian di mana Ilyas mengetahui masalalunya ada di sekitar tempat tinggalnya. Ilyas selalu diam, bahkan ia sudah jarang untuk bercanda ria dengan Key.
Bukan Key tak menyadari sikap berubahnya Ilyas, akan tetapi ia hanya memberi sedikit waktu supaya Ilyas mau bercerita padanya.
Hari ini adalah hari di mana Key akan pergi lomba dan kebetulan Ilyas adalah pendampingnya.
"Bang," panggil Key.
"Iya kenapa Dek?"
"Kenapa setelah kita pulang dari super market minggu lalu Abang banyak diam?" tanya Key halus.
"Gak Papa."
'Degh'
Jantung Key berdetak cepat, setelah sekian lamanya ia mengenal Ilyas baru kali ini dia berbicara dengan nada dingin.
"Adek ada salah sama abang?"
"Engga."
"Terus Abang kenapa ngomongnya singkat banget?"
"Bisa diam gak!" timpal Ilyas penuh penekanan
Mata Key sudah berembun. Entah, ia yang terlalu lebay atau mungkin Ilyas yang sedang sensitif sehingga tanpa bersalah Ilyas membentaknya.
"Oh. Oke," jawab Key parau.
Seakan sadar dari kesalahannya Ilyas langsung membalikkan pandangannya ke arah Key yang sedang memalingkan wajahnya.
"Dek?"
Tak ada jawaban
"Adek?"
Masih tak ada jawaban
"Abang minta maaf," ucap Ilyas menjulurkan tangannya. Namun tak di respon oleh Key.
"Adek! Abang minta maaf," ucap Ilyas lagi mencoba membujuk isterinya.
Tak ada jawaban dari Key, dia hanya diam malas merespon ucapan Ilyas.
"Adek, bisa gak sih gak usah ke kanak-kanakkan?" sentak Ilyas.
Key melihat Ilyas dengan mata berkaca-kaca. Ilyas membentaknya di hadapan semua orang yang berada di bus.
"Maaf!" ucap Key dingin.
"Dek, bu--kan maksud Abang gitu," ucap Ilyas terbata-bata.
Key hanya diam dan mengacuhkan ucapan Ilyas dengan mengajak ngobrol Anissa.
"Nis, di situ kosong?" tanya Key menunjuk kursi kosong di samping Anissa.
"Kosong Ning, kebetulan Nisa sendirian."
"Aku pindah ke sana boleh yah?" ucap Key.
"Dek, jangan gitu dong!" rengek Ilyas.
Anissa yang melihat Gusnya merengek seperti itu tercengang. Gus yang di segani bahkan di takuti oleh semua santri karena sifat dinginnya sekarang merengek. 'Sungguh pemandangan yang luar biasa' batin Nisa.
"Boleh gak Nis?" tanya Key mengabaikan rengekan Ilyas.
"Adek gak boleh pergi!" tekan Ilyas memeluk Key erat.
Anissa melihat itu tersenyum kecil. Sedangkan Key, dia sudah mulai risih dengan tingkah suaminya ini.
"Iya. Key di sini," ucap Key malas.
Mendengar ucapan pasrah Key, Ilyas langsung sumringah dan mengeratkan pelukkannya.
"Sesak Bang. Ih," ucap Key menepuk tangan Ilyas yang melingkar.
"Hehehe. Maaf," ucap Ilyas cengengesan. Key hanya diam dan memejamkan matanya karena perjalanan ke bandung masih 2 jam lagi.
***
Dua jam berlalu, tibalah saatnya rombongan santri mulai berkumpul di aula persantren Mustaq Ilaik. Acara perlombaan kali ini sungguh meriah di tambah lagi dengan hadirnya perlombaan Shalawat antar grup yang sangat meriah.
Semua acara lomba telah selesai, begitu pun dengan lomba yang di ikuti Key. Semuanya berjalan dengan lancar, tinggal menunggu pengumumannya saja.
"Adek mau minum?" tanya Ilyas.
"Boleh, Bang."
"Yaudah. Adek tunggu di sini." Key menganguk paham, Ilyas langsung berlalu pergi menuju tempat bazar makanan dan minuman.
Saat sudah sampai membeli air dan makanan untuk Key, senyum Ilyas terus mengembang menghampiri Key. Tinggal beberapa langkah lagi ia sampai, akan tetapi langkah terhalang saat seseorang menabraknya.
"Aduh. Maaf Akhy!" pekik seseorang menabrak Ilyas.
Ilyas langsung menoleh untuk melihat orang yang sudah menabraknya sehingga makanan untuk Key jatuh.
Pandangan mata mereka langsung bertemu dan Ilyas langsung melototkan matanya tak percaya.
"Azza!" "Iyas!" pekik mereka bersamaan.
Part Gaje aku lagi pusing banget😑
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku_Imamku(Tamat)
General FictionWARNING!! Cerita ini ditulis sebelum paham kepenulisan ya😊 Cerita ini mencerikan kisah cinta seorang gadis urakan, bandal, tidak mempunyai kasih sayang orang tua. Kisah seorang gadis yang jatuh cinta pada gusnya di pondok pesantren, tapi sayang se...